Friday, February 28, 2020

Hatiku


Bismillaah



Mungil bentuknya
Terjaga kokoh dari guncangan
Juga polusi udara
Namun menjaga fitrahnya
Tak semudah fisiknya

T’lah kucoba menghijabinya
Dengan segenap ikhtiar
Dan doa kepada-Nya
Agar tak ada yang menghitamkannya

Sulit

Bertubi angin kerisauan
Dan gerimis kepiluan
Datang menghampiri

Berlipat kumohon ampunan-Nya
Kutahu ini bersebab
Maksiat dan dosa
Yang telah kutapaki

Hingga segumpal mudghah itu
Mulai mengabu lalu menghitam
Tak lagi merah
Hingga setiap inchi langkahku
Berteman getir pun risau

Kedamaian t’lah lama
Mengabarkan ‘selamat tinggal’

Entah kapan kan kembali
Akankah ia kembali?

Wednesday, February 26, 2020

Simulasi Kebakaran



Bismillaah


Hari ini Al Hidayah Islamic School mengadakan simulasi penanganan kebakaran dengan mendatangkan petugas pemadam kebakaran dari EJIP (East Jakarta Industrial Park).


Kegiatan diawali dengan seolah-olah ada kebakaran sehingga berbunyilah alarm. Mendengar alarm itu seluruh warga sekolah langsung berusaha menyelamatkan diri dengan berkumpul di titik kumpul yang ada di lapangan upacara.  Para siswa dan guru berusaha menyelamatkan diri dengan berlari sambil membawa tas masing-masing. Ada yang sempat memakai sepatu, tapi lebih banyak yang hanya beralaskan kaos kaki. 

Alhamdulillaah dalam waktu lima menit, semua sudah berhasil menyelamatkan diri. Saat itu juga datanglah mobil pemadam kebakaran (damkar).

Setelah semua berkumpul di lapangan, kegiatan berikutnya adalah pengenalan APD (alat pelindung diri) dan cara penanganan kebakaran secara mandiri dan sederhana. APD yang dikenakan oleh para petugas pemadam kebakaran berupa baju dan celana panjang yang tahan panas, sepatu safety, dan helm yang tahan benda keras.


Selain menjelaskan tentang APD, petugas pemadam kebakaran juga menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran. Di antaranya, apabila asap kebakaran sudah sangat tebal dan mengganggu pernapasan, maka saat evakuasi, kita harus menjauhi daerah kebakaran dengan cara merangkak untuk menghindari asap. Ternyata, asap itu tidak menyentuh lantai, tetapi melayang kira-kira 50 meter dari tanah. Jadi, saat merangkak, InsyaaAllah kita bisa bernapas dengan normal tanpa khawatir tercekik oleh asap. Perlu dicatat bahwa asap lebih berbahaya daripada api. Karena asap bisa membuat seseorang tidak bisa bernapas.

Sedangkan cara menangani bencana secara mandiri adalah dengan menggunakan kain, karung goni, atau keset yang sudah dicelupkan ke dalam air. Caranya: celup karung ke dalam air hingga basah sempurna. Lalu pegang ujung bagian atas karung dengan dilipat sedikit di bagian yang dipegang kedua tangan, sehingga hanya jempol yang kelihatan. Karung dipegang sampai atas, hingga menutupi wajah. Kedua siku juga harus menempel pada karung. Setelah itu maju pelan-pelan ke arah daerah yang terbakar dengan merunduk, lalu tutupkan karung di atas daerah yang terbakar dengan pelan-pelan dan tidak boleh dilempar. Saat mengambil karungnya kembali, pegang seperti tadi dan pastikan menutupi muka untuk menghindari adanya percikan api.

Selain menggunakan karung, untuk mengatasi kebakaran kecil, kita bisa menggunakan APAR (alat pemadam kebakaran ringan) yang berupa tabung. Sebelum APAR digunakan, harus dicek dulu apakah masih bisa digunakan atau tidak, dengan cara menyemprotkannya ke daerah yang kosong. 


Setelah itu baru semprotkan ke area kebakaran, dengan mematikan api yang berceceran di sekitar objek pokok yang terbakar  terlebih dahulu, baru ke  sumber apinya. Asap yang dihasilkan oleh APAR ini baunya sangat menyengat dan membuat mata perih.

Makanya, ketika sesi ini, para siswa dan guru diminta untuk menjauh. Meski sudah jauh, bau dan asapnya masih terasa. Sampai-sampai ada seorang siswi kelas 6 yang lengannya merah-merah, seperti alergi.

Kegiatan ini sangat bermanfaat dan menarik untuk kami, warga sekolah. Apalagi ada beberapa siswa kelas 1 yang diberi kesempatan untuk memakai baju APD layaknya petugas Damkar yang sesungguhnya.

Mereka juga diberi kesempatan untuk menyemprotkan air dari selang mobil Damkar. Setelah itu, para siswa tersebut diberi kesempatan untuk naik ke mobil Damkar. Peristiwa ini membuat iri siswa-siswi lainnya.

Karena tidak memungkinkan untuk naik ke mobil Damkar semua, maka para siswa lainnya diberi kesempatan untuk berfoto bersama dengan latar belakang mobil Damkar. Termasuk kami, siswa-siswi kelas 6 dan guru-gurunya.

Alhamdulillaah, bertambah lagi ilmu kami yang berkaitan dengan life skill. Siswa tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga dengan melihat dan praktik langsung.





Tuesday, February 25, 2020

Yang Kurindu



Bismillaah


Lama sudah kumenanti
Bulan demi bulan telah terlewati
Rindu dendam memenuhi hati


Lama sudah kumenunggu
Hadirmu dalam hidupku
Yang tak kutahu
Berapa lama lagi waktuku


Kini kau datang
Bersama bahagia menjelang
Membawa ampunan dan rahmat-Nya
Yang tak dibawa oleh apa pun


Kini kau hadir
Namun berapa yang bersegera menyambutmu
Banyak yang abai, tak peduli


Sebelas bulan kumenanti hadirmu
Kini kuabaikan dirimu
Tenggelam dalam sibuk duniawi
Jauh dari cita surgawi


Kelak bila kau t’lah pergi
Kan terasa sunyi
Kan terasa rugi
Telah menyiakanmu
Tanpa amal berarti
Tanpa ilmu meninggi


Ramadan
Hadirmu dinanti
Namun adamu
Terabai
Oleh gemerlap duniawi
Yang segera menepi

Monday, February 24, 2020

Diri

Bismillaah

Selalu diperhatikan
Adalah inginmu
Selalu disapa
Adalah asamu
Selalu menjadi pusat perhatian
Adalah citamu

Saat itu semua sepi
Merana dan pilu
Menerpamu
Merasa hina dan tak bernilai
Di hadapan insan

Andai kautahu
Dirimu bukanlah siapa
Dirimu bukanlah apa
Hanya jasad yang berusaha sempurna
Di saat tak ada kesempurnaan
Selain milik-Nya

Andai kausadari
Merasa penting
Membuatmu sakit
Kala tak ada yang mengacuhkanmu
Merasa tinggi
Membuatmu jatuh
Kala semua mengabaikanmu

Tetaplah biasa
Agar kau luar biasa
Tetaplah merendah
Agar kau tak direndahkan
Tetaplah merunduk
Seperti padi yang penuh berisi








Sunday, February 23, 2020

Mabrur

Bismillaah

Kegiatan manasik hari ini agak istimewa karena dihadiri oleh dua orang pejabat Kemenag, kepala pimpinan dan kepala seksi (Kasi).

Secara garis besar, mereka berdua menyampaikan beberapa hal yang hampir sama. Karena waktu kehadiran mereka berbeda, jadi tidak bisa saling mendengarkan informasi yang disampaikan masing-masing. Akibatnya, informasi yang disampaikan jadi diulang-ulang.


Berita yang disampaikan terkait dengan rencana pemberangkatan calon jamaah haji dari Jawa Barat, yang biasanya melalui Bandara Soekarno-Hatta, mulai tahun ini InsyaaAllah akan menggunakan bandara baru, yaitu Bandara Kertajati di Majalengka. Selain itu, rencananya jatah makan di Mekah akan ditambah 10 porsi. Pada tahun sebelumnya, jamaah mendapatkan 40 porsi selama di Mekah. Tahun ini InsyaaAllah menjadi 50 porsi.

Satu hal yang membuat saya agak khawatir adalah tentang haji mabrur. Disampaikan oleh bapak kepala Kemenag Kabupaten Bekasi tersebut, bahwa tidak semua jamaah haji yang berkesempatan untuk melakukan ibadah haji itu bisa mabrur. Jamaah yang pulang ke tanah air dan mendapatkan haji mabrur paling hanya 10%. Begitu kata beliau. Waduh! Alangkah mengerikan dan menyedihkan, bila kita tidak mendapatkan haji mabrur. Ya Allah, semoga saya termasuk salah satu yang Engkau izinkan untuk mendapatkan haji mabrur, aamiin ya rabbal'aalamiin.

Saturday, February 22, 2020

Psychological First Aid Training


Bismillaah

Menjadi guru, bukan berarti hanya mengajar dan mendidik. Justru, ketika seseorang menjadi guru, otomatis dia juga harus mau menjadi murid. Murid yang selalu belajar dan selalu haus dengan ilmu baru. 


Ibarat sebuah teko, bila seorang guru hanya memberi ilmu setiap hari, maka lama kelamaan, teko itu akan habis isinya, kosong. Oleh karena itu, teko tersebut harus selalu diisi ulang. Demikian pula guru. Agar ilmunya tidak habis dan tidak ketinggalan zaman, serta selalu up to date, maka ia pun harus senantiasa belajar. 


Dalam rangka mengisi teko itulah, saya dan rekan-rekan guru belajar tentang PFA (Psychological First Aid) atau pertolongan psikologi awal. Tindakan ini dimaksudkan untuk membantu orang atau anak yang mengalami trauma atau kondisi kritis pada tahap awal. Mengapa tahap awal? Karena saat pertama kali mengalami kondisi yang tidak diinginkan, sang korban memerlukan penanganan langsung supaya keadaan tidak semakin parah atau terlambat ditangani.


Siapakah yang bisa memberikan PFA? Semua orang, terutama orang-orang terdekat korban. Bisa keluarga, teman, tetangga, dan orang-orang yang saat itu berada di dekat korban. Berarti tidak harus seorang psikolog dong? Betul. Seorang psikolog atau ahli medis dibutuhkan untuk penanganan lanjutan. Setelah korban mendapatkan PFA, maka bila diperlukan, sebaiknya dirujuk kepada ahlinya, psikolog atau ahli medis.


PFA bisa dilakukan dengan memberikan kalimat motivasi yang menenangkan, sentuhan lembut, tindakan pengobatan ringan sesuai kebutuhan. Satu hal yang harus diingat bahwa seseorang yang memberikan PFA, tidak boleh memaksa sang korban untuk bicara atau menceritakan masalahnya. Kunci penanganan PFA adalah look, listen, and link. Melihat, mendengarkan, dan menjembatani. Jadi, tidak boleh memaksa.


Memberikan PFA adalah tindakan yang sangat mulia dan InsyaaAllah berkah. Bayangkan bila orang yang mendapatkan musibah tidak kita bantu dan malah diabaikan. Tentu akibatnya bisa fatal bahkan berakhir pada kematian. Oleh karena itu, kita harus peduli dan berempati dengan sekeliling kita.

Friday, February 21, 2020

Sombong



Bismillaah
Hari ini saya mengevaluasi hasil try out yang telah diadakan beberapa hari lalu. Alhamdulillaah, hasil try out kali ini lebih baik dari yang sebelumnya. Nilai anak-anak meningkat dan cukup memuaskan. Hanya saja ada beberapa siswa yang hasilnya kurang memuaskan, salah satunya, sebut saja namanya Alif. 


Alif ini termasuk salah satu siswa yang tergolong di atas rata-rata. Tetapi nilainya sungguh di luar dugaan. Hampir semua temannya yang ikut les tambahan dengan saya, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tapi tidak pada Alif.


"Dia ngeledek Azzam (bukan nama sebenarnya), Bu!" Seru Alfan. 

"Ngeledek bagaimana?" Tanya saya penasaran.

"Dia bilang, murid terpandai, sambil nunjuk diri sendiri, dan murid terbodoh, sambil nunjuk Azzam!" Jelas Alfan penuh semangat. Dia bahagia sekali kalau melihat temannya terpojok dan menjadi orang yang terciduk.

"Astaghfirullah, nggak boleh begitu, Alif. Itu namanya sombong," kata saya. Yang dinasihati hanya senyum dikulum.

Mendengar kalimat yang saya utarakan, mengalirlah hadits tentang sombong dari lisan Alfan yang membuat Alif semakin kelu.


Ya, bisa jadi Allah memang sedang menegur dan memperingatkan Alif karena telah merendahkan dan meremehkan temannya. Karena kesombongan hanya boleh dilakukan dan dimiliki oleh Allah. Kita, manusia yang lemah dan tidak memiliki apa pun ini, tidak punya hak untuk sombong. Semua yang bisa dibanggakan, harta, tahta, ketampanan, kepandaian, dan lain-lainnya itu, semuanya milik Allah. Kita hanya pinjam. Jika sewaktu-waktu akan diambil oleh Allah, kita tak bisa menolak atau menahannya. Jadi ya, tak ada alasan untuk sombong. 


Semoga kita bisa menghindari sifat sombong.  Di dunia, kesombongan bisa merugikan diri kita sendiri. Dari tidak disukai teman, bahkan mungkin dibenci dan dijauhi. Di akhirat, kesombongan dapat menyebabkan seseorang masuk neraka, seperti iblis. Na'udzubillahi min dzalik.

Wednesday, February 19, 2020

Janji Itu Nyata


Bismillaah


Sekitar tiga tahun yang lalu aku mengenalnya. Masih kelas 1, ingusan, dan sering tantrum. Mengajarnya, memerlukan kesabaran ekstra.


Kini, ia sudah di kelas 4. Begitu cepat waktu berlari. Kini, ia tampak manis, ramah, dan sopan. Sungguh berbeda dengan keadaannya saat di kelas 1. Bunga, sebut saja begitu, masih tetap membuat hatiku biru. (Selengkapnya di https://eryndy.blogspot.com/2016/09/bunga.html)


Kini, ia sudah mengerti aturan. Ia sudah mengerti tanggung-jawab. Sungguh benar, bahwa setiap anak menggenggam janji kehidupan yang luar biasa. Kita tak pernah tahu, potensi yang tersimpan di dalam diri mereka, dan prestasi apa yang akan mereka ukir di masa depan. Tak perlu menunggu lama. Dalam waktu tiga tahun saja, sudah begitu banyak perubahan positif. Sudah begitu banyak prestasi kemandirian dan tanggung-jawab, yang membuat kami, gurunya, terharu melihatnya. Rasanya, segala lelah dan kesal yang pernah ada, hilang tertiup angin. (https://eryndy.blogspot.com/2016/10/janji-kehidupan.html)


MasyaAllah, tabarakallah. Semoga engkau semakin shalihah, Bunga. Buat ayah bundamu bangga kepadamu. Buat mereka bahagia, meski telah meninggalkanmu sendiri. Semoga engkau menjadi orang yang sukses di dunia dan di akhirat, aamiin ya rabbal'aalamiin.

Tuesday, February 18, 2020

Kata Motivasi



Bismillaah


Hari ini, seperti biasa, setiap hari Selasa, saya dan siswi-siswi kelas 6 Hafshah melaksanakan mentoring. Mentoring ini kami lakukan setiap pagi dan siang, waktunya kira-kira selama 30 menit. Dalam kegiatan mentoring ini, biasanya kami tilawah bergantian untuk melancarkan sekaligus memperbaiki bacaan Al Quran. Selain itu, kadang-kadang kami isi juga dengan curhat atau tausiyah, dan motivasi. Nah, setiap hari Selasa adalah jadwal motivasi.


Kata atau lebih tepatnya kalimat motivasi kali ini adalah "Never lose hope" dan "Belajar dari Kesalahan". Sebenarnya kalimat sebenarnya yang disampaikan oleh Azizah dan Annisa tadi tidak seperti itu. Berhubung saya lupa persisnya, jadi intinya saja begitu.


Sesi Kata Motivasi ini sangat ditunggu-tunggu oleh para siswi. Di sesi ini, selain mereka bisa mendengar kalimat motivasi yang seru dan unik dari teman-teman mereka, biasanya mereka akan meminta saya untuk bercerita. Dan, memang, setelah mereka menyampaikan kalimat motivasi, biasanya langsung saya tanggapi dengan penjelasan yang berkaitan dengan kalimat tersebut. Dan, mau tidak mau, mengalirlah cerita saya.


Alhamdulillaah, melalui sesi motivasi ini, kami bisa lebih dekat sehingga anak-anak tidak sungkan untuk curhat. Selain itu, ini juga menjadi kesempatan bagi saya untuk memompa semangat mereka dalam belajar. Alhamdulillah wa syukurillah, atas izin Allah, beberapa siswi memang termotivasi.

Monday, February 17, 2020

Kekuatan Cinta



Bismillaah


Judul : Orang Lumpuh Naik Haji
Penulis : Mulyanto Utomo
Penerbit : PT Smart Media Prima
Cetakan : ke-1, 2019
Tebal :   184 halaman
ISBN : 978-602-51864-2-4


Ini adalah buku tentang cinta. Cinta seorang istri kepada suaminya. Cinta seorang muslim kepada saudaranya. Cinta seorang umat kepada panutannya. Cinta seorang hamba kepada Penciptanya.
Kalau bukan karena cinta, tentu sulit bagi seseorang yang menderita paraplegia inferi, kelumpuhan total dari pinggang hingga ujung kaki. Jangankan untuk berjalan thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, untuk menggerakkan kaki saja tidak bisa. Tetapi, kekuatan cinta memang dahsyat dan tak bisa diprediksi. Kekuatan itulah yang menyingkirkan segala kelemahan, yang menyingkirkan segala keraguan, yang menyingkirkan segala kemustahilan.
Itulah yang dialami oleh Pak Mulyanto Utomo, mantan kepala pimpinan sebuah koran ternama di Solo ini. Cintanya yang menggebu kepada Allah, menggelorakan semangatnya untuk bisa datang ke Baitullah, melaksanakan ritual haji, yang bagi orang sehat dan normal saja sungguh melelahkan dan sangat menguras tenaga. Tetapi dengan segala keterbatasannya, beliau bisa menjalani semua rukun dan sunnah haji, meski dengan tetap di atas kursi roda.


Pengalaman beliau ini, tentunya menjadi pelajaran buat kita agar bisa lebih kuat dan lebih maksimal dalam beribadah kepada Allah, terutama ibadah haji. Jangan sampai kita yang memiliki tubuh sempurna dan sehat walafiat, kalah semangat dan ghirah dengan beliau.

Sunday, February 16, 2020

Komik Sehat



Bismillaah


Alhamdulillaah, setelah menunggu hampir dua bulan, akhirnya datang juga buku yang ditunggu-tunggu. Apalagi kalau bukan komik?
Ya, komik memang menjadi salah satu buku favorit anak-anak saya, terutama yang masih duduk di bangku SD. Oleh karena itu, saya harus mencarikan komik yang bagus. Bagus isinya, terutama nilai-nilai yang disampaikan lewat komik tersebut. Lebih bersyukur lagi kalau itu komik islami.


Nah, serial komik yang ini cocok dengan yang saya butuhkan karena memang memuat nilai-nilai Islam. Selain mendapat hiburan, anak-anak pun mendapatkan wawasan keislaman, sekaligus nilai moral yang bisa ditiru.

Saturday, February 15, 2020

Kecewa



Bismillaah


Kini tak ada lagi rindu itu
Yang ada hanyalah enggan
Enggan melihatmu
Enggan bercakap denganmu


Kini tak ada lagi resah itu
Yang ada hanyalah sesal
Sesali tingkahku yang tak pantas
Sesali rasaku yang tak selayaknya


Kini tak ada lagi rasa itu
Yang ada hanyalah sembilu
Sembilu yang menggoreskan luka
Sembilu yang menyisakan pedih


Kecewaku entah kan sampai kapan
Sesalku akankah terhapus
Marahku harusnya tak kan ada
Karena tiada yang ada tuk marah


Kecewaku pada diri
Sesalku pada kejahilanku
Marahku pada ketakberdayaanku
Pedihku mengurai luka yang kembali membiru
Berharap semua kan segera usai
Pergi menjauh dari sisi hidupku
Berganti damai yang menenangkan
Agar hatiku hanya penuh dengan cinta
Kepada-Nya
Agar fikrahku hanya sibuk dengan dzikir
Kepada-Nya
Agar lisanku hanya basah dengan mengucap
Nama-Nya
Agar langkahku hanya sibuk
Menuju-Nya

Friday, February 14, 2020

Bersyukur


Bismillaah

Syukur dan sabar adalah senjata seorang mukmin. Ketika mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, ia bersyukur. Ketika mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan, ia bersabar. Salah satu tanda bersyukurnya seorang mukmin, ia selalu bahagia dan tersenyum. Apa pun yang menimpanya, diyakininya sebagai takdir Allah yang pastinya memiliki maksud dan tujuan yang baik. Itu bukti betapa sayangnya Allah kepadanya. Ujian atau musibah yang ditimpakan kepadanya, adalah untuk menaikkan derajatnya di sisi Allah. Bukan untuk menjerumuskannya ke dalam kesengsaraan.


Jangan sampai kita tidak bersyukur dengan semua yang telah diberikan kepada kita, baik atau buruk, senang atau sedih, lapang atau sempit, sukses atau gagal. Semua pasti ada hikmahnya, yang kadang baru kita sadari di akhir waktu kita. Mukmin yang tidak bersyukur, sesungguhnya hampir dekat dengan kufur. Na'udzubillahi min dzalik.


Kadang kita tidak menyadari, betapa banyak, dan tak terhitung, nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kita. Kita lebih suka mencari-cari sesuatu yang tidak ada daripada mensyukuri yang ada. Astaghfirullah.

Thursday, February 13, 2020

Jagalah Keluargamu



Bismillaah
Keluarga merupakan salah satu pilar penting dalam masyarakat dan sebuah negara. Dari sanalah tumbuh dan berkembang individu-individu yang nantinya akan menjadi generasi penerus suatu bangsa.


Tak heran, bila Allah, melalui QS. At Tahrim ayat 6, memerintahkan kita untuk menjaga keluarga kita dari api neraka. Perintah ini menandakan betapa pentingnya seorang pemimpin keluarga, kepala keluarga, membimbing dan mengarahkan keluarganya sehingga nantinya dapat terhindar dari siksa neraka. Di sisi lain, ayat ini juga menyuruh kita untuk berdakwah, terutama kepada keluarga. Karena berdakwah, pada intinya adalah amar ma'ruf nahi mungkar, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.
Bila kita berhasil menjaga keluarga kita, mudah-mudahan Allah kumpulkan kembali di surga-Nya seperti tercantum dalam QS. At Thuur ayat 21-26.


Allah SWT berfirman:
وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَا تَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَا نٍ اَلْحَـقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَاۤ اَلَـتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ كُلُّ امْرِیءٍ بِۢمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ


"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."
(QS. At-Tur: Ayat 21)


Maka, dari keluarga yang menjaga diri mereka dari api neraka itulah, InsyaaAllah akan terciptalah masyarakat yang baik. Bila setiap keluarga, setiap individu ingin selamat dari api neraka, tentulah mereka akan bertindak dan bertingkah laku yang baik, tidak semaunya sendiri. Karena mereka yakin, ada alam akhirat, tempat segala perbuatan, bahkan bisikan hati, akan dihisab. Akan diperhitungkan.

Wednesday, February 12, 2020

50 Ribu

Bismillaah

Kemarin saat silaturahim ke seorang kawan lama, seperti biasa, kami saling cerita tentang pengalaman mengajar. Maklum, jarang bertemu, jadi seru sekali. Tibalah pada hal yang sedang meresahkannya saat ini.

Ceritanya, di sekolah tempatnya mengajar, sebelum KBM (kegiatan belajar mengajar) berlangsung, para siswa dibiasakan untuk salat Dhuha berjamaah di masjid yang terletak di lingkungan sekolah. Untuk mengatur salat Dhuha ini, ditunjuklah seorang guru sebagai penanggung jawabnya.

Sebelum ada penanggung jawab yang sekarang ini, guru-guru biasanya saling bergantian mengatur kegiatan tersebut. Dan itu dilakukan dengan sukarela karena sudah merupakan tanggung jawab para guru.

Namun setelah ada penanggung jawab khusus, ditambah lagi bahwa di penanggung jawab itu mendapatkan tunjangan dari yayasan, mulailah muncul masalah. Guru-guru banyak yang tidak mau tahu dengan kegiatan tersebut sehingga datang ke sekolah sengaja terlambat, setelah anak-anak selesai salat Dhuha. Alasannya ya, karena adanya tunjangan tadi. Jadi, mereka merasa bebas tugas. Padahal tunjangan yang diberikan hanya 50 ribu sebulan. Yah, uang sekecil itu ternyata berdampak besar.

Guru-guru merasa iri sehingga mengabaikan tugas dan tanggung jawab sebagai guru. Padahal uang sebesar itu tak sebanding dengan tugas yang diemban selama sebulan.

Andaikan mereka sadar, bahwa meninggalkan atau mengabaikan amanah yang telah diberikan itu merupakan salah satu ciri orang munafik, tentunya hal itu tidak akan terjadi. Andaikan mereka tahu, bahwa dengan membantu meringankan beban saudara sesama muslim akan dibalas Allah dengan meringankan bebannya di akhirat kelak. Andaikan mereka yakin, bahwa bila mereka ikhlas ikut mengatur dan membimbing kegiatan salat Dhuha bisa menjadi salah satu ladang pahala.

Ah, memang sulit, kalau segala sesuatu diukur dengan uang. Padahal uang yang didapat tak seberapa dibanding dengan pahala yang akan diberikan Allah kepada mereka yang ikhlas. Memang ikhlas itu berat, tapi bisa kita usahakan. InsyaaAllah

Tuesday, February 11, 2020

dr. Gamal Albinsaid

Bismillaah



Judul              : Muda Mendunia
Penulis          : dr. Gamal Albinsaid
Penerbit        :  CV Bermedia, Kediri
Cetakan         :  1, September 2016
Tebal              : 263 halaman
ISBN               :  978-602-72469-1-1


Dokter muda ini sungguh membuat saya takjub dan terkagum-kagum. Bagaimana tidak? Pada usianya yang masih begitu muda, namun prestasi dan jasanya sudah luar biasa. Cara berpikirnya yang jauh ke depan. Cara pandangnya dalam memaknai sebuah pekerjaan, sungguh luar biasa. Baginya, bekerja adalah bermanfaat bagi orang lain sekaligus beribadah kepada Allah. Baginya, bekerja tidak melulu sekadar mencari nafkah.


Buku ini berisi tentang prinsip hidup dr. Gamal yang mengantarkannya ke gerbang kesuksesan saat ini. Dan, tidak heran, setelah membaca buku ini, kita menjadi paham apa yang menjadi kunci kesuksesan beliau. Pantas saja beliau bisa sehebat itu karena beliau sangat memuliakan orang tuanya, terutama ibundanya.

"Hari ini sungguh telah kusadari mengapa Allah tak meletakkan surga itu di kaki para pejuang jihad, bukan pula di kaki para penghafal Al-Qur'an, dan juga bukan di kaki para ulama besar, tetapi Allah lebih memilih meletakkannya di bawah telapak kaki ibu." (Halaman 2)


".. boleh jadi keberhasilan kita bukan karena ketangguhan kita, tapi karena doa kedua orang tua kita." (Halaman 3)


Jelas sudah. Selain memuliakan orang tua, beliau juga rendah hati. Kesuksesan yang telah diraih, tidak diakui sebagai hasil usaha diri pribadi, tapi ada campur tangan orang tua, dan tentu saja atas izin Allah. Karena ridho Allah terletak pada ridho orang tua. (Al hadits)

Selain itu, beliau juga seorang yang religius. Segala sepak terjangnya di dunia, selalu dikaitkan dengan kehidupan akhirat. 


"Melupakan kematian menjadikan kita mengejar dunia begitu liar, terperangkap dalam ketenangan yang melenakan." (Halaman 13)


MasyaAllah, sungguh, kita dibuat takjub dengan pemikiran-pemikirannya. Andai ada 100 saja Gamal di bumi Indonesia ini, InsyaaAllah keberkahan dan kemajuan peradaban akan dapat kita miliki. Beliau tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga cerdas emosional sekaligus spiritual. Indonesia membutuhkan pemuda-pemuda seperti beliau ini untuk menjadi pemimpin bangsa. Agar kehidupan yang gemah ripah loh jinawi bisa kita miliki dan rasakan, aamiin ya rabbal'aalamiin.




















Monday, February 10, 2020

Sabar dan Syukur



Bismillaah
Alhamdulillah, kemarin saya mendapat tausiyah yang mungkin terasa biasa, tetapi bagi saya terasa sangat mendalam dan menyentuh. Menyadarkan dan mengingatkan saya betapa lemah dan hina diri ini di hadapan-Nya.
Nasihat itu disampaikan oleh dr. Lia. Beliau sudah tiga kali menjadi dokter pendamping jamaah haji. Tak heran bila pengalamannya sudah banyak dan sangat bermanfaat bagi saya yang awam ini.


Menurut beliau, salah satu kunci menjadi haji mabrur, kita harus selalu bersabar dan bersyukur. Bersyukur, karena kita sudah mendapat kesempatan untuk pergi haji. Padahal ribuan bahkan jutaan muslim Indonesia harus bersabar dan menunggu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun untuk diberangkatkan.


Ketika mendapatkan sesuatu yang tidak disukai saat melaksanakan ibadah haji, kita harus bersabar. Boleh jadi itu adalah ujian dari Allah untuk mengetahui kadar keimanan kita. Kita tidak boleh emosional dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak menyenangkan.
Sabar dan syukur. Itulah yang telah disabdakan oleh manusia tercinta, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Sunday, February 9, 2020

Faghfirlii

Bismillaah
Doa-doa t’lah kurangkai malam dan siang
Istighfar t’lah kurajut pagi juga sore
Namun tak kunjung terbuka jalan keluar
Namun tak kunjung kudapat cahaya
Mengakhiri semua ini


Tetesan air mata tak henti mengalir
Menyesali diri mengapa ini terjadi
Sesak di dada penuh menghentak sanubari
Perih mengharap ini kan segera berakhir


Astaghfirullah
Astaghfirullah
Astaghfirullah

Tak tahu lagi
Apa yang harus kulakukan
Tak tahu lagi
Apa yang mesti kumohonkan
Agar luka ini segera mengering
Agar perih ini segera menghilang


Ya Robbi
Hanya kepada-Mu
Hamba menyembah
Hanya kepada-Mu
Hamba memohon pertolongan
Tolonglah hamba, ya Allah
Kuatkan hamba
Mampukan hamba
Melalui semua ini
Kuyakin Engkau tak kan
Meninggalkanku sendiri

Saturday, February 8, 2020

Sky World, TMII



Bismillaah

Hari ini, alhamdulillaah, kelas 6 SDIT Al Hidayah berkesempatan untuk melaksanakan field trip ke Sky World, TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Sky World merupakan salah satu anjungan di TMII yang berkonsentrasi pada bidang eduwisata antariksa. Tempat ini sangat cocok untuk anak-anak dalam mempelajari antariksa dengan cara yang menarik dan menyenangkan.
Begitu memasuki area Sky World, kita akan disambut dengan replika astronot lengkap dengan baju astronot dan background luar angkasa di lobi. Setelah membeli tiket, kita akan masuk ke dalam Sky World yang berupa lorong. Lorong ini mirip dengan lorong pesawat luar angkasa. Jadi, kita serasa berada di pesawat yang dindingnya dihiasi dengan gambar-gambar beserta informasi tentang antariksa. Ada penjelasan tentang macam-macam planet, benda-benda luar angkasa selain planet, tokoh-tokoh dunia yang telah menemukan teropong bintang, dan lain-lain.


Sambil berjalan, kita bisa sekaligus belajar mengenal luar angkasa dan segala sesuatu yang ada di sana. Selain itu juga ada sebuah teropong bintang yang dipajang di salah satu sisi lorong tersebut. Ada juga ruangan yang menggambarkan stasiun pengendali luar angkasa. Di sana dapat kita lihat benda-benda semacam komputer, layar display, dan tombol-tombol yang digunakan untuk mengendalikan pesawat luar angkasa. Di luar ruangan itu, di lantai bawah, terdapat miniatur roket yang berdiri dengan gagah.
Selesai menikmati sajian informasi yang sangat lengkap tersebut, kita menuju ke ruang film 5 dimensi. Di sana kita dapat menikmati sajian film yang sangat mendebarkan dan menguji adrenalin. Sangat seru dan menghibur.
Setelah itu, sampailah kita di bagian akhir petualangan luar angkasa dengan menikmati keindahan luar angkasa di planetarium. Di sana kita akan melihat langit Jakarta pada detik dan menit saat itu, real time. Selain itu, kembali kita akan mengenal luar angkasa dengan tontonan yang menarik sambil duduk santai.


Selain hal-hal di atas, Sky World juga dilengkapi dengan wahana Perang Laser, kolam renang, trampolin, dan panjat tebing. Biasanya, juga ada peluncuran roket air. Tetapi, tadi kami tidak melihat itu.
Demikianlah, wisata yang menyenangkan. Belajar sambil bermain.

Friday, February 7, 2020

Ujian



Bismillaah


Pernahkah kau merasa
Sangat ingin memeluknya
Namun, jauh ia dari rengkuhan
Pernahkah kau rasa
Tak ingin melihatnya meski sekejap
Tapi, hadir selalu ia di pelupukmu

Kadang yang kau suka
Begitu sulit tuk diraih
Sedangkan yang kau benci
Selalu hadir menyapa
Inilah ujian
Menguji keteguhan dan ketegaran
Akankah konsisten kan terjaga
Atau kelemahan yang mencuat
Namun yakinlah
Dia tak kan menguji
Di luar batas kemampuan hamba
Itulah yang kuyakini
Hingga detik ini kudapat bertahan
Hingga saat ini kudapat melangkah
Bersama ujian itu
Kuyakin
Allah akan menurunkan pertolongan-Nya
InsyaaAllah

Thursday, February 6, 2020

Harta yang Sesungguhnya

Bismillaah

Hari ini, alhamdulillaah, dapat teguran lagi dari Allah. Astaghfirullah, betapa diri ini banyak melakukan kesalahan dan dosa.

Sore ini, saya dan teman-teman akan membezuk salah seorang sahabat yang sedang diopname. Biasanya kami patungan untuk sekadar meringankan beban yang sedang sakit. Saya sudah berniat ingin bersedekah sedikit saja karena memang uang yang saya miliki juga pas-pasan. Sedangkan kebutuhan masih sangat banyak.

Sebelum membezuk, kami sempatkan untuk membaca tafsir surat Al Muzzammil ayat 19-20. Nah, di sinilah saya merasa mendapat teguran dari Allah. Di bagian akhir ayat 20, berbunyi:

... وَاَ قْرِضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا ۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَ نْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ هُوَ خَيْرًا وَّاَعْظَمَ اَجْرًا ۗ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"... dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Yang dimaksud dengan pinjaman yang baik adalah sedekah dan zakat. Dalam surat Al Baqarah ayat 245 disebutkan bahwa barang siapa memberikan pinjaman kepada Allah, maka Allah akan membalasnya dengan berlipat ganda.

Allah SWT berfirman:

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗۤ اَضْعَا فًا کَثِيْرَةً ۗ وَا للّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُطُ ۖ وَ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

"Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan."
(QS. Al-Baqarah: Ayat 245)

Lalu dalam sebuah hadits, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya "Sesungguhnya harta seorang di antara kalian adalah apa yang kalian berikan. Sedangkan harta pewarisnya adalah yang ditahannya." (HR. Al Bukhari)

Berarti, harta kita yang sesungguhnya adalah harta yang kita infakkan di jalan Allah. Sedangkan harta yang kita simpan, yang kita tabung, nantinya akan menjadi milik ahli waris kita, bukan milik kita. Astaghfirullah. Sungguh mendalam ilmu yang saya dapat hari ini. Seperti ditampar rasanya. Saya yang berusaha menahan-nahan harta yang cuma sedikit, ternyata itu tidak akan menjadi harta saya. MasyaAllah, alhamdulillaah. Terima kasih ya Allah, Engkau telah mengingatkan hamba agar tidak pelit.
Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah.

Wednesday, February 5, 2020

Baper

Bismillaah


Begini ya, rasanya dicuekin. Jadi baper. Gara-gara komenku di grup tidak ada yang menanggapi, aku sempat baper. Pengin left grup. Hadeuh. Baru kali ini terjadi. Kejadian langka buatku. Biasanya sih, aku juga cuek aja kalau nggak ada yang komentar. Tapi, mengapa ya, hari ini kok jadi sewot begini.

Saat aku sedang berpikir tentang tindakan apa yang harus aku lakukan setelah dicuekin, tetiba suami cerita tentang seorang tetangga yang, menurutku sih baper juga. Tetangga itu biasanya kalau lewat di depan rumah, dan kebetulan ada suami sedang duduk di teras, dia selalu berteriak menyapa suami sambil terus melaju dengan motornya. Nah, sudah beberapa hari ini, setiap beliau lewat kok, sepi-sepi saja. Ada apa?
Ternyata, salah seorang anaknya baru saja diopname, dan kami sebagai tetangganya tak tahu menahu sehingga tidak membezuk. Suudzon-nya suami, mungkin bapak itu kesal dengan kami. Dan, apa kata suami? "Kayak anak kecil aja."


Duh, mak jleb, denger kalimat itu. Kok pas banget dengan suasana hatiku saat ini. Berarti aku juga kayak anak-anak ya? Dicuekin di grup, lalu pengin keluar dari grup.
Hmm ... Indah sekali cara Allah menegurku. Ternyata nggak boleh ya, sedikit-sedikit baper. Sedikit-sedikit ngambek. Kayak anak kecil. ^_^

Tuesday, February 4, 2020

JSR




Bismillaah
Pertama kali mengenal JSR, saya tidak terlalu tertarik. Apalagi saat melihat menu dietnya. Wah, nggak banget deh! Berat buat saya. Tapi, saat melihat sebuah video dengan judul kira-kira, "Lakukan ini agar hilang ngantuk dan pegal-pegal", saya langsung tertarik dan penasaran. Ini saya banget. Sudah lama, tepatnya sekitar 4 bulan terakhir, rasa kantuk dan pegal-pegal saya sudah sangat parah. Hampir setiap pagi, saat mengajar tahfidz atau tilawah, saya pasti terkantuk-kantuk. Selain itu, saya juga merasa badan sakit semua bila malam. Mungkin ini efek mengajar di lantai 3. Setiap hari naik-turun tangga, ternyata sangat melelahkan. Setiap malam, badan sakit dan pegal semua, seperti habis dipukuli.
Nah, lewat video itu, sang pembicara memberikan challenge untuk tidak makan nasi putih, semua makanan yang menggunakan minyak goreng dalam proses memasaknya, tepung, dan gula pasir dalam waktu sepekan. Kata beliau, dengan melakukan itu, InsyaaAllah pegal-pegal dan mengantuk akan hilang. Kecuali memang di malam hari waktunya tidur.
Dengan semangat 45, saya ikuti challenge itu. Alhamdulillaah, memang benar, meskipun tidak 100%, tetapi pegal-pegal dan rasa kantuk saya berkurang banyak. Terutama pegal-pegal. Sekarang saya merasa badan saya lebih enak dan tidak mudah capai. Alhamdulillaah, atas izin Allah, ini bisa terjadi.
Nah, apa sih JSR itu?
JSR kepanjangan dari Jurus Sehat ala Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Istilah ini, sepengetahuan saya, dipopulerkan oleh dr. Zaidul Akbar, pembicara yang ada dalam video tersebut. MasyaAllah, sangat bermanfaat sekali ilmu yang diberikan oleh beliau itu. Manfaatnya luar biasa. Semoga menjadi amal jariyah beliau, aamiin.

Awalnya, saya sempat ragu juga untuk mengikuti program ini karena saya punya penyakit maag. Karena penyakit ini, tiap pagi saya harus sarapan nasi. Kalau perut tidak diisi nasi, bisa dipastikan maag saya akan kambuh. Dan, kalau sudah kambuh, akan sangat menggangu aktivitas karena saya akan merasa pusing dan muntah. Atas hidayah Allah, saya mengganti nasi dengan kentang rebus. Karena saya percaya dengan ilmu yang disampaikan oleh dokter tersebut, alhamdulillaah dengan hanya makan kentang rebus, badan saya tetap fit.
Bonus lain dari JSR ini, berat badan saya juga turun. Setelah kurang lebih dua bulan menjalani diet ini, berat badan saya turun 6 kg. Alhamdulillaah. Selain itu, kalau perut lapar, saya tidak pusing atau muntah lagi. Kata dr. Zaidul, saat kita lapar, tubuh kita sejatinya sedang meregenerasi sel-sel yang rusak sehingga menjadi sehat kembali. Berarti, lapar itu membawa manfaat. Makanya, disarankan juga oleh beliau, selain melakukan JSR, kita juga harus rajin puasa Senin-Kamis dan ayamul bidh. Dengan melakukan itu, ditambah dengan berbekam sebulan sekali, InsyaaAllah kita akan jauh dari dokter dan rumah sakit, alias sehat wal afiat. Bonus lainnya, dengan JSR ini, InsyaaAllah kita akan terhindar dari penyakit degeneratif seperti diabetes, jantung, darah tinggi, dan kanker.
Ayo kita mulai hidup sehat untuk hidup yang lebih baik dan berkah. Aamiin ya rabbal'aalamiin




Monday, February 3, 2020

Ingin

Bismillaah

Inginku
Hanya Engkau di hatiku
Hanya Engkau di benakku
Hanya Engkau di setiap nafasku
Hanya Engkau di setiap langkahku

Inginku
Mengingat-Mu selalu
Menyebut-Mu tiada jemu
Merasai kasih-Mu tak terkira

Inginku
Tiada yang lain selain-Mu
Tiada yang kurindu selain Engkau
Tiada yang kunanti selain-Mu
Tiada yang kucinta kecuali Engkau

Inginku
Hatiku penuh asma-Mu
Lisanku hanya mengagungkan-Mu


Bilakah kan menjadi nyata?

Sunday, February 2, 2020

Kelas Milenial



                                                                       Sumber: Pixabay

Bismillaah




         Mengajar anak laki-laki sangat berbeda dengan anak perempuan. Kalau zaman saya sekolah dulu, anak perempuan terkenal dengan banyak bicara dan ngrumpi sehingga sering mengabaikan guru yang sedang mengajar. Tetapi sekarang, zaman sudah berubah. Anak laki-laki zaman sekarang justru lebih banyak bicara dan banyak gerak. Saat guru sedang menjelaskan pelajaran, mereka sering mengabaikan bahkan kadang-kadang sampai mengganggu konsentrasi teman yang lain. Berbeda sekali dengan zaman dulu. Mengajar anak laki-laki lebih membutuhkan kesabaran ekstra dan juga suara dan tenaga yang lebih kuat.
        

         Di sekolah tempat saya mengajar, kelas anak perempuan dipisah dengan anak laki-laki. Kami menyebutnya kelas akhwat dan kelas ikhwan. Ketika kita menjadi guru, maka harus siap untuk mengajar dua jenis kelas tersebut. Mengajar kelas akhwat merupakan sesuatu yang membahagiakan karena anak-anak perempuan cenderung kondusif dan tenang saat proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung. Oleh karena itu, guru pun tidak terlalu ngoyo dalam berbicara dan memanejemen kelas. Berbeda dengan kelas ikhwan.


        Dulu, baru mau berjalan ke kelas ikhwan saja, rasa hati sudah tidak karuan. Ada rasa takut, khawatir kalau nanti suasana kelas tidak terkendali sehingga proses KBM tidak bisa berjalan dengan baik. Menjelang tahun ajaran baru yang lalu pun ada perasaan khawatir, bisa tidak ya, saya mengajar kelas ikhwan dengan baik. Anak-anaknya bisa diajak kerja sama tidak, ya. Begitu banyak tanda tanya dan kekhawatiran sudah menghantui pikiran, padahal masa belajar belum dimulai.


        Alhamdulillaah, setelah beberapa kali pertemuan dengan mereka, saya merasa menemukan chemistry-nya. Mengajar kelas ikhwan tidak menjadi sesuatu yang menyeramkan lagi, tetapi justru selalu ditunggu-tunggu. Kapankah bisa bertemu mereka?


        Tak ada lagi rasa kesal saat mereka berisik. Tak ada lagi rasa marah saat mereka lama dalam memahami pelajaran. Semua saya nikmati saja. Karena, ketika saya meminta mereka mendengarkan apa yang sedang saya jelaskan, mereka akan diam dan fokus. Memang sih, kadang-kadang ada satu-dua anak yang tidak fokus. Tetapi itu masih wajar. Mereka akan berisik saat mengerjakan tugas. Itu pun saya anggap wajar. Hanya perlu diingatkan, dan  mereka akan kembali fokus. Memang mengajar ikhwan terasa lebih variatif, karena mereka suka bercanda, suka ngobrol, dan suka bergerak ke sana ke mari. Namun, selama masih dalam koridor kewajaran dan bisa menuntaskan tugas, it’s ok.

Saturday, February 1, 2020

Menimba Ilmu Lagi

Bismillaah


Masih tentang berburu ilmu dengan Ustadzah Ely. Kata beliau, capaian ngaji kita itu harus meningkat. Ibarat orang kuliah, jangan mau menjadi mahasiswa abadi. So, kalau kita belajar ilmu agama Islam, alias ngaji, jangan hanya diam di tempat. Apa yang kita pelajari, harus terus bertambah. Dan apa yang kita pelajari jangan hanya berhenti pada diri kita. Ilmu yang sudah kita dapatkan, harus disebarluaskan kepada orang lain. Selain agar lebih bermanfaat, juga agar dakwah tidak berhenti pada diri kita. Meski tanpa kita dakwah akan tetap dan terus berjalan, alangkah ruginya kita kalau tidak bersama dakwah.



Inti materi yang kita pelajari saat mengaji adalah Al Qur'an. Oleh karena itu, harus ada target untuk bisa selalu menghafalnya. Kehadiran kita di setiap kajian rutin pekanan, jangan hanya diniatkan untuk menjadi pendengar yang baik. Menjadi pengumpul materi yang disampaikan oleh ustadz atau ustadzah kita. Ada yang lebih penting dari materi, yaitu Al Qur'an. Sesuatu yang wajib dilakukan saat pertemuan pekanan itu adalah tilawah dan menghafal Al-Qur'an. Ini harus selalu ada dalam agenda. Andai kita konsisten untuk menjalankan ini, menghafal Al-Qur'an seperempat halaman dalam satu pekan, InsyaaAllah dalam satu tahun kita sudah hafal satu juz. MasyaAllah.


Memang segala sesuatu tergantung kepada niat dan kesungguhan, tekad dan azam yang kuat. Untuk itu, kita harus berada dalam jamaah agar kita lebih kuat dan konsisten. Karena, amal yang dilakukan secara berjamaah akan terasa lebih mudah dibandingkan amal yang dilakukan sendiri.


Semoga kita bisa istiqomah untuk membaca dan menghafal Al-Qur'an, untuk menjaga Al Qur'an. Aamiin ya rabbal'aalamiin