Thursday, October 22, 2020

Titik Jenuh

Bismillaah


"Dek, ayo belajar," ujarku kepada si bungsu yang sedang asyik bermain bersama Spuki, kucing hitam-putihnya. 

"Entar, Mi," jawabnya cuek.


Sejak awal tahun ajaran baru ini, minat belajarnya semakin menurun. Sangat berbeda dengan saat sebelum pandemi. Ketika masih masuk sekolah, dirinya sangat giat mengerjakan PR. Meski lelah setelah belajar di sekolah dari pagi hingga Ashar, ia tak pernah lalai dengan tugasnya. Bahkan, pernah suatu kali dia sudah tidur pulas, tetiba bangun. Jam dinding sudah berdentang sepuluh kali.

"Mi, aku belum ngerjain PR!" serunya dengan panik.

"Mau ngerjain sekarang?" tanyaku dengan hati-hati, khawatir dia ngambek karena masih terlihat mengantuk.

"Iya!" jawabnya mantap sambil turun dari tempat tidur dan mengambil buku. 

Wajahnya sudah terlihat agak segar, meskipun raut ngantuknya tak bisa disembunyikan. Gadis kecilku yang satu ini memang luar biasa. Bila anak-anak lain memperlihatkan wajah tak bersemangat dan kadang-kadang ngambek saat bangun tidur, dia bisa langsung menampakkan wajah ceria sambil bercanda. MasyaAllah.


Malam itu, dengan serius dia mengerjakan PR. Tapi ya, namanya anak-anak, saat tidak mengerti, rasa kesal pun muncul. Sudah dijelaskan berkali-kali masih belum paham juga. Mungkin pengaruh dari rasa ngantuk yang bersaing dengan rasa tanggung jawab menuntaskan PR. Maka, senjata pamungkas pun dikeluarkan. Meneteskan air mata. 


"Kalau ngantuk, kerjain besok saja," usulku mencoba memberikan solusi. Daripada mengantuk dan uring-uringan, lebih baik segera tidur agar besok bisa bangun pagi dan melanjutkan pekerjaan malam itu.

"Nggak. Aku maunya sekarang," serunya diselingi Isak tangis. 

Hm ... Berat nian bebanmu, Nak. Tapi daya juangmu pantas mendapatkan jempol. Two thumbs up. 


Itu kenangan waktu dulu. Saat belajar masih dilakukan secara offline. Namun sekarang, setelah enam bulan belajar online, kejenuhan dan kebosanan mulai menyergap. Ditambah lagi kerinduan kepada teman-teman dan guru, serta suasana bermain di sekolah yang tak bisa dilakukan di rumah. Akibatnya, tugas sekolah menumpuk, seringkali malah terlewat sehingga pesan dari guru pun datang menagih tugas yang belum tuntas.