Friday, April 27, 2018

Sejarah yang Tersembunyi

Bismillaah

Proklamasi kemerdekaan adalah momen sakral yang selalu diingat oleh sebuah bangsa. Begitu pun kita, bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan menjadi sesuatu yang sangat penting sehingga hampir setiap diri mengetahuinya dengan baik.  Bahkan hapal di luar kepala, teks proklamasinya, karena dari tingkat SD hingga SMA, sejarahnya selalu diulang.

Namun tidak banyak yang tahu, cerita di balik peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945. Meskipun di buku-buku sejarah juga diceritakan sedikit tentangnya, tetap saja ada beberapa bagian yang tidak terungkap atau sengaja tidak diungkap. Nah, setelah membaca buku "17 Fakta Mencengangkan di Balik Kemerdekaan Indonesia" yang ditulis oleh Hendri F. Isnaeni ini, kita akan mendapati beberapa informasi baru. Sesuai dengan judulnya, buku ini menceritakan kembali peristiwa-peristiwa bersejarah di balik kemerdekaan Indonesia.

Fakta pertama adalah tentang polemik, siapa yang berhak dan pantas membacakan naskah proklamasi. Selama ini, yang kita tahu, bahwa Pak Sukarno dan Bung Hatta memang merupakan pilihan rakyat yang didaulat untuk membaca teks proklamasi. Ternyata, pilihan itu sempat menjadi perdebatan di kalangan para pejuang kemerdekaan. Mereka sempat meragukan reputasi beliau berdua yang dianggap sebagai orang yang terlalu dekat dengan Jepang. Hal ini menjadi perdebatan karena kalau beliau berdua yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, masyarakat internasional bisa beranggapan bahwa kemerdekaan itu hadiah dari penjajah Jepang.

Beberapa nama sempat muncul, seperti Tan Malaka dan Sjahrir. Tetapi karena beberapa alasan, salah satunya karena mereka kurang dikenal oleh masyarakat, dan lebih populer Sukarno-Hatta, maka beliau berdua lah yang terpilih.

Fakta kedua yang diungkapkan oleh buku ini adalah bahwa sebelum proklamasi resmi yang dikumandangkan oleh Sukarno-Hatta di Jakarta, sebenarnya telah diproklamirkan proklamasi kemerdekaan Indonesia di dua tempat berbeda, pada hari yang berbeda pula. Hal ini belum pernah kita ketahui dari buku-buku sejarah yang umum dipelajari di sekolah. Pada tanggal 15 Agustus 1945, diadakan pembacaan teks proklamasi di Cirebon, yang dibacakan oleh Dr. Sudarsono. Beliau adalah ayahanda Bapak Juwono Sudarsono, mantan menteri di era Orde Baru.

Proklamasi kedua dinyatakan di Rengasdengklok pada keesokan harinya. Di sana, yang membaca naskah proklamasi adalah Siegfried Hadipranoto, salah seorang penguasa daerah setempat.

Itulah di antara beberapa fakta yang selama ini tidak diketahui secara umum. Sesuai dengan judulnya, masih ada sekitar 15 fakta lainnya yang akan kita temukan di balik proses kemerdekaan bangsa kita.

Setelah membaca buku ini, wawasan dan pengetahuan kita semakin bertambah dan terbuka. Ternyata memang ada banyak sejarah bangsa yang seolah disembunyikan, tidak diceritakan secara jujur kepada kita, generasi muda yang tidak mengalami masa-masa perjuangan bangsa. Itulah gunanya kita membaca buku-buku sejarah. Dengan membaca sejarah, paling tidak kita jadi tahu dan mengerti bagaimana perjuangan dan pengorbanan nenek moyang kita dalam merebut kemerdekaan dan melepaskan diri dari cengkeraman penjajah.

Dari sejarah yang kita baca, kita bisa memetik hikmah dari peristiwa dan kejadian yang telah lalu. Hal itu berguna untuk mendidik kita agar tidak mengalami pengalaman pahit yang sama yang telah dirasakan oleh para orang tua kita. Jangan sampai kita tergelincir ke dalam lubang yang sama, itulah kira-kira peribahasanya.


#TugasRCO3
#Tugas1level3
#OneDayOnePost

Sunday, April 15, 2018

Si Cerdas Nad

Bismillaah

Nad, atau Nadezhda, adalah seekor kecoa cerdas yang ikut dalam perjalanan Bus Damri (si bus dalam kota), Beliau (sosok anak laki-laki yang memiliki banyak keajaiban), dan ikan julung-julung yang bisa terbang.

Nad ditemukan dan diselamatkan oleh rombongan itu dalam sebuah rumah di luar angkasa. Dia disekap oleh manusia, saat ia sedang hamil. Nad yang suka bergaul dan menghibur orang lain, merasa sangat tersiksa di ruang penyekapan itu. Apalagi ketika anak-anaknya lahir. Ia sangat khawatir, anak-anaknya tidak akan bisa menikmati kehidupan yang sewajarnya. Dan akan mati sia-sia.

Lalu datanglah Bus Damri dan rombongannya. Beliau pun menyelamatkannya beserta anak-anaknya dan membawa mereka bergabung dalam rombongan bus tersebut.

Karena merasa berhutang budi pada Beliau, Nad dengan senang hati mengikuti rombongan. Bahkan, ia pun tak segan untuk ikut menjaga Beliau bila ada bahaya yang mengancam. Bagi Bus Damri, Nad adalah teman yang sangat menyenangkan karena ia cerdas dan mengerti banyak hal yang tidak diketahui oleh Bus.

Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin panjangnya jarak yang ditempuh oleh rombongan itu, kelihatannya Nad mulai merasa jenuh. Ia merindukan suasana normal, di mana ia bisa bertemu teman sebangsanya dan juga tempat-tempat yang disukainya. Kejenuhan itu membuatnya mulai banyak mempertanyakan keajaiban-keajaiban beliau. Dia mulai berpikir bahwa yang selama ini terlihat ajaib, sebenarnya hanya kebetulan saja.

Pikiran Nad ini membuat Bus Damri cemas. Ia yang sangat mencintai Beliau, tidak rela bila diremehkan dan disangsikan kekuatannya. Di sisi lain, ia pun tidak bisa menyalahkan Nad. Kecemasan itu ternyata memengaruhi gerak Bus Damri, dan juga suasana hatinya. Perasaan ini dirasakan dan didengar oleh Beliau yang juga sangat mencintai Bus. Karena tak ingin membuat Bus resah terus-menerus, akhirnya di suatu pantai yang mereka singgahi, tubuh Nad ditindihi batu oleh Beliau. Nad pun mati.

Sangat disayangkan. Nad yang cerdas dan suka menghibur orang lain, berakhir seperti itu. Seandainya saya sempat menemuinya, saya akan memberinya dua saran. Yang pertama, saya akan memintanya untuk minta maaf kepada Beliau karena telah menyangsikan kekuatan dan keajaiban yang dimilikinya. Yang kedua, saya akan mengajaknya berdiskusi mengenai masalah yang ia pikirkan. Bagaimana mungkin ia menyangsikan Beliau, sedangkan ia bisa selamat juga karena keajaiban yang Beliau miliki. Berarti Nad sudah merasakan sendiri keajaiban itu. Jadi, tidak ada alasan untuk meragukannya.

Setelah itu saya akan mengajaknya berdiskusi tentang banyak hal. Pasti sangat menyenangkan bisa berdiskusi dengan makhluk yang cerdas. Akan ada banyak hal yang bisa kita dapatkan. Sayangnya, Nad sudah tidak ada.

Dari buku: Semua Ikan di Langit (Ziggy Zesyazeoviennazabriezkie)

Monday, April 9, 2018

Candu RCO

Bismillaah

Membaca adalah salah satu kegiatan favorit saya, dari kecil hingga setua ini. (Jangan tanya berapa umur saya ya, malu.) Saat membaca, saya seperti tenggelam dalam lautan aksara yang membuat saya lupa dengan segala sesuatu yang ada di sekeliling. Bahkan pernah, ketika disuruh menunggu saudara berbelanja, saya gunakan waktu dengan membaca koran. Ya, daripada bengong, lebih baik membaca. Dapat ilmu sekaligus hiburan. Saking asyiknya membaca, saya tidak tahu bahwa ternyata saudara saya terserempet motor saat menyeberang jalan. Waduh, rasanya diri ini berlumuran dosa. Bisa-bisanya tidak tahu ada kecelakaan, padahal lokasinya dekat dengan tempat saya menunggu. Astaghfirullah.

Buat saya, meski ada sedikit dampak negatifnya, membaca tetap asyik dilakukan di mana pun dan kapan pun. Selain manfaatnya memang sangat banyak, kegiatan ini bisa membantu saya mengusir sepi.

Oleh karena itulah saya juga tidak pernah bosan untuk mengikuti program RCO  (Reading Challenge ODOP). Ini adalah yang ketiga kalinya. Nggak bosan? Tidak, malah ketagihan. Kecanduan. Saya kecanduan RCO. Sekali mencoba, ingin lagi, ingin lagi. Nggak mau berhenti.

Ikut RCO, membuat saya disiplin membaca. Selelah dan sepadat apa pun kegiatan, saya selalu menyempatkan diri untuk membaca. Kecuali bila badan dan pikiran, juga mata sudah benar-benar drop, tidak bisa diajak kompromi, saya tidak bisa mencapai target. Tetap berusaha membaca, tapi hanya sedikit dan tidak sampai 30 halaman, seperti yang ditargetkan oleh PJ RCO.

Selain melatih kedisiplinan, seperti di RCO sebelumnya, program ini bisa menambah silaturahmi, menambah teman juga wawasan. Meski saya jarang bisa mengikuti obrolan teman-teman, paling tidak saya jadi tahu nama-nama mereka. Bisa add mereka di FB. Tambah saudara, tambah rezeki. Tambah banyak koleksi e-book!

Pokoknya, ikut RCO itu seru, asyik, dan amazing. Full manfaat.
RCO memang oke! ^_^