Wednesday, September 13, 2017

The One

Bismillah

Novel karya Kiera Cass ini merupakan episode terakhir dari trilogi The Selection, The Elite, dan The One. Novel ini mengisahkan seorang gadis bernama America yang dipaksa ibunya untuk mengikuti seleksi putri kerajaan, calon isteri sang pangeran. Dengan berat hati, ia pun mendaftarkan diri, dengan keyakinan bahwa dirinya tak mungkin terpilih. Apalagi di dalam lubuk hatinya sudah ada nama sang kekasih hati, Aspen.


Tak disangka dan tak pernah terbayangkan, ia terpilih sebagai salah satu dari puluhan gadis yang mewakili provinsi masing-masing. Hancur hatinya meninggalkan pujaan hatinya dan juga tanah kelahirannya.

Tahapan demi tahapan ia lalui, hingga sampailah ia di  persaingan The Elite. Tinggal 5 gadis yang bertahan di kerajaan, menunggu keputusan akhir sang pangeran. Siapa yang akan dipilih menjadi isterinya.

Tak terasa, persaingan di antara kelima gadis itu semakin terasa panas, ditambah pula dengan serangan dari para pemberontak. Masing-masing gadis berusaha menunjukkan kelebihan dan keistimewaannya demi mendapatkan perhatian sang pangeran. Tak terkecuali America, yang tadinya merasa terpaksa dan berat hati mengikuti seleksi, kini malah jatuh cinta pada sang pangeran. Ternyata, cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Itulah mengapa, ia masih bertahan sejauh ini, padahal ia hanyalah seorang gadis dari kasta lima.

Perjalanan menuju singgasana sang putri ternyata penuh liku dan perjuangan. Penuh kebimbangan, antara mempertahankan cinta pertama, atau memilih cinta sang pangeran. Bagai buah simalakama. Masalah semakin rumit, karena sang raja, ternyata tidak menginginkannya. Berkali-kali, sang raja berusaha menyingkirkannya dari istana. Berkali-kali pula sang pangeran mempertahankannya.


Hingga, ia tertangkap basah sedang berdekatan dengan seorang pengawal, yang ternyata adalah cinta pertamanya. Marahlah sang pangeran. Usahanya untuk mempertahankan America agar bisa menjadi isterinya, hancur berantakan. Tak ada lagi kepercayaan yang selama ini susah payah ditegakkan. Nyata sudah, gadis itu masih belum bisa melupakan cinta pertamanya.


America pun hanya bisa berpasrah diri. Segala upaya yang telah dilakukannya selama ini untuk menghalau cinta pertama, dan menerima cinta sang pangeran, sia-sia karena kecerobohannya. Di hari penentuan itu, di antara dua kandidat yang akan terpilih mendampingi sang pangeran, ia hanya berpasrah. Takdir apa yang akan ia terima?