Saturday, March 30, 2024

Keluarga Perindu Surga



Bismillah

Disampaikan oleh Ustadz Miftahul Ulun, LC. di Pesantren Amal Jama'i, Sukabumi 

Sesungguhnya manusia adalah insan kebaikan. 
Al Baqarah: 1..

Untuk mendapatkan surga, para Rasul menderita dan kehilangan harta dunia.
Penduduk Palestina mendapatkan surga dengan kehilangan keluarga, rumah, harta, bahkan nyawa.

Kalau ingin masuk surga, beli!
Dengan kesusahan, kemelaratan, keshalihan diri dan keluarga kita. 

Syarat keluarga Perindu Surga:
1. Pertahankan keimanan seluruh keluarga, bersama-sama  beribadah kepada Allah.
 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَا تَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِ يْمَا نٍ اَلْحَـقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَاۤ اَلَـتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ كُلُّ امْرِیءٍ بِۢمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."
(QS. At-Tur: Ayat 21)


2. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا لَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَا جِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا
"Dan orang-orang yang berkata, Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Furqan: Ayat 74)


Berdasarkan ayat tersebut, agar menjadi keluarga perindu surga, maka perbaiki orang tuanya dulu, baru anak-anaknya. Karena ketika lahir, anak tidak tahu apa-apa. Orang tuanya lah yang menjadikan anaknya seperti apa. Maka orang tuanya dulu, maka anak-anak akan mengikuti.


3. Jaga keluarga kita dengan bertaqwa kepada Allah. Keluarga harus shalih agar bisa masuk surga. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَا فُوْا عَلَيْهِمْ ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."
(QS. An-Nisa': Ayat 9)



Salah satu inspirasi keluarga surga adalah keluarga Imran. Imran bukan seorang nabi, namun keluarganya menjadi teladan untuk kita semua. Mengapa? Karena anaknya dididik sejak dalam kandungan. Peran keluarga tidak bisa ditinggalkan. 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰۤى اٰدَمَ وَنُوْحًا وَّاٰلَ اِبْرٰهِيْمَ وَاٰ لَ عِمْرٰنَ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ 
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing),"
(QS. Ali 'Imran: Ayat 33)



اِذْ قَا لَتِ امْرَاَ تُ عِمْرٰنَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَـكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
"(Ingatlah), ketika istri `Imran berkata, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
(QS. Ali 'Imran: Ayat 35)



Pesantren sudah mendidik dan membiasakan ibadah, maka di rumah, orang tua juga harus begitu.

Harusnya orang tua yang lebih ingin memiliki anak-anak shalih, bukan ustadznya.


Semua keturunan Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim menjadi nabi. Tapi ketika tidak dijaga, maka akan menjadi kafir.  Mereka menjadi Yahudi dan Nasrani. 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا وَّ اِبْرٰهِيْمَ وَجَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَا لْـكِتٰبَ فَمِنْهُمْ مُّهْتَدٍ ۚ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
"Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami berikan kenabian dan Kitab (wahyu) kepada keturunan keduanya, di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka yang fasik."
(QS. Al-Hadid: 26)



ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلٰۤى اٰثَا رِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَاٰ تَيْنٰهُ الْاِ نْجِيْلَ ۙ وَجَعَلْنَا فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ رَأْفَةً وَّرَحْمَةً ۗ وَرَهْبَا نِيَّةَ ٱِبْتَدَعُوْهَا مَا كَتَبْنٰهَا عَلَيْهِمْ اِلَّا ابْتِغَآءَ رِضْوَا نِ اللّٰهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا ۚ فَاٰ تَيْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْهُمْ اَجْرَهُمْ ۚ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ


"Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) 'Isa putra Maryam; dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya. Mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka (yang Kami wajibkan hanyalah) mencari keridaan Allah, tetapi tidak mereka pelihara dengan semestinya. Maka kepada orang-orang yang beriman di antara mereka Kami berikan pahalanya, dan banyak di antara mereka yang fasik."
(QS. Al-Hadid: 27)



Thursday, March 28, 2024

Pentingnya Memaksimalkan 10 Hari Terakhir Ramadan


Bismillah


Kajian kali ini (Selasa, 26 Maret 2024) disampaikan oleh Syekh Dr. Sulthon Ath-Thubaisyi Hafizhahullah. Beliau merupakan profesor dan guru besar jurusan Hadits di Qism Dirosat Islamiyah King Saud University, Riyadh. Sedangkan penerjemahnya adalah Ustadz Andi Setio Hafizhahullah, yang merupakan alumnus LIPIA dan dosen di Madinah Salam.



Sepuluh malam terakhir bulan Ramadan dimulai dari hari ke-20, malam ke-21. Pada sepuluh malam terakhir ini, Rasulullah sangat bersemangat dalam beribadah, tidak seperti pada hari-hari lainnya. Bahkan beliau sampai mengencangkan sarungnya. 



Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim, no. 1175)

Dikatakan oleh istri tercinta beliau, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024 dan Muslim, no. 1174).


MaasyaaAllah, beliau yang sudah dijamin masuk surga, tetapi masih semangat dan giat beribadah. Seharusnya kita lebih giat lagi. Semoga Allah mudahkan 🤲🏻



Mengapa Rasulullah sangat bersemangat pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan? Tentunya karena waktu tersebut sangat istimewa, tidak seperti hari-hari yang lain. Apa keistimewaannya?



Pada sepuluh malam terakhir tersebut terdapat Lailatul Qadar, yang menurut Rasulullah, terdapat pada malam ganjil. 

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ وَالْتَمِسُوهَا فِي كُلِّ وِتْرٍ

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah pada malam-malam ganjil.” (HR. Bukhari, no. 2027 dan Muslim, no. 1167)


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ 
"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."
(QS. Al-Qadr: Ayat 3)


MaasyaaAllah, begitu banyak kemuliaan dan keberkahan malam Lailatul Qadar. Semoga Allah mudahkan kita untuk bisa mendapatkannya, aamiin.


Pada malam tersebut, kita disunnahkan untuk memperbanyak amal shalih, seperti:
- menjaga shalat fardhu dan shalat Tarawih,
- semangat membaca Al-Qur'an,
- semangat menjauhi dan meninggalkan kemaksiatan, 
- mengerjakan i'tikaf dengan tujuan untuk memfokuskan hati kita hanya beribadah kepada Allah, untuk menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat, dan untuk mencontoh perilaku Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.



Amal ibadah yang bisa dilakukan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan adalah sebagai berikut.

1. I'tikaf 
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat beri'tikaf adalah:
- dimulai pada malam ke-21,
- lakukan di tempat yang nyaman,
- jauhi teman yang berpotensi untuk mengajak ngobrol,
- boleh dilakukan 1-2 hari saja, atau 1-2 jam saja; niatkan i'tikaf meskipun hanya sebentar.



Beberapa syarat  i'tikaf yaitu tidak keluar dari masjid kecuali ada uzur, menghindari obrolan yang tidak bermanfaat, dan memperbanyak dzikir serta membaca Al-Qur'an.



2. Memperbanyak Qiyamullail
3. Memperbanyak Tilawatil Qur'an
     Usahakan bisa meng-khatamkan Al-Qur'an minimal satu kali dalam bulan Ramadan. 
4. Shadaqah
Karena shadaqah dapat menghapus kesalahan, menjadi sebab untuk kita mendapatkan naungan Allah nanti di Yaumil Akhir, dan dapat menyembuhkan penyakit. 


Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata,

1- Imam (pemimpin) yang adil.

2- Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya.

3- Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.

4- Dua orang yang saling mencintai karena Allah, di mana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah.

5- Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan, “Sungguh aku takut kepada Allah.”

6- Seseorang yang bersedekah lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.

7- Dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.” (HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031).

 

Dari Al-Aswad bin Yazid, dari ‘Abdullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ

“Mintalah kesembuhan penyakitmu (kepada Allah) dengan bersedekah.” (HR. Al-Baihaqi, 3:193. Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini hasan sebagaimana dalam Shahih Al-Jaami’, 3358)


5. Memperbanyak doa
Karena doa merupakan intisari ibadah. Sebaik-baik ibadah adalah berdoa kepada Allah (Yahya ...). Sahabat Urwah berdoa setiap hari, layaknya membaca Al-Qur'an setiap hari.

Doa pada malam Lailatul Qadar:

 عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini dibawakan oleh Imam Tirmidzi dalam bab “Keutamaan meminta maaf dan ampunan pada Allah”. Hadits di atas disebutkan pula oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom pada hadits no. 706.


Demikian amalan-amalan yang bisa kita lakukan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. 





Hadits-hadits di atas disalin dari: https://rumaysho.com

Tuesday, March 26, 2024

Tausiyah Ustadz Faiz

Ustadz Faiz
Rizq Palace, Makkah
22 Juni 2022

Bismillah



Sore itu, kajian pertama di Rizq Palace, Makkah. Karena Ustadz Sona'i belum datang, maka yang memberikan tausiyah adalah Ustadz Faiz. Ustadz Faiz ini, dulu pernah mengajar di sekolah yang sama dengan saya, jadi sudah kenal. Ternyata beliau sudah sering pergi umroh bersama jamaahnya.


Pada hari sebelumnya, beliau juga yang memimpin rombongan bus kami untuk melafazkan talbiyah sekaligus memberikan tausiyah juga. Lagi-lagi, kami para jamaah diingatkan untuk meluruskan niat ibadah haji. Selain itu, kami juga dianjurkan untuk meminta doa restu kepada orang tua dan juga keluarga yang lain. Tidak hanya doa restu, tetapi juga keridhoan mereka, mungkin selama ini kita memiliki kesalahan kepada mereka. Agar hati kita bersih, maka kita harus meminta maaf kepada orang-orang yang mungkin telah kita dzalimi, terutama keluarga dekat.


Saat itu, hati saya benar-benar tersentuh sehingga saya pun langsung mengirim pesan kepada suami dan Bude untuk meminta maaf sekaligus minta doa mereka agar ibadah haji ini mabrur.


Selain itu, Ustadz Faiz juga sedikit menjelaskan tentang masyarakat Madinah dan Makkah. Saya baru tahu, ternyata mereka pun memiliki perbedaan. Sama seperti orang Sunda dengan orang Jawa. Menurut pengalaman beliau, orang Makkah wataknya lebih kasar. Sedangkan orang Madinah lebih lembut. Ini membuktikan keberhasilan dakwah Rasulullah di Madinah sehingga akhlak mereka benar-benar menyerupai akhlak Rasulullah. 



Berbeda dengan orang Makkah, walaupun mereka merupakan asalnya Rasulullah, tetapi kebersamaan mereka dengan Rasulullah hanya sebentar. Sehingga dakwah pun tidak terlalu mewarnai mereka, sebagaimana yang terjadi dengan penduduk Madinah. MaasyaaAllah.



Berikut di antara tausiyah yang disampaikan beliau.

Cinta itu buah dari mengenal. Kita akan mencintai Allah dan Rasul-Nya kalau kita sudah mengenal Allah dan Rasul-Nya. 


Haji: menyengaja berkunjung ke Baitullah untuk ibadah 
Umroh: berkunjung ke Baitullah untuk ibadah 


Ada ulama yang berpendapat bahwa shalat kita di area Makkah, meskipun bukan di Masjidil Haram, tetap mendapatkan pahala yang sama, yaitu 100.000 lebih baik daripada shalat di masjid lain. Tetapi, ternyata, kita itu ke Masjidil Haram bukan hanya untuk shalat, tetapi untuk thawaf. Dan, Thawaf hanya bisa dilakukan di sana. Oleh karena itu, alangkah ruginya kita kalau mendapatkan kesempatan berhaji atau umroh tetapi tidak memperbanyak Thawaf.


Luruskan niat

Fadhilah tasbih, tahmid, tahlil: Allah bangunkan sebuah pohon/bangunan di surga.

Thawaf
Pandang Kakbah dengan kerinduan (Allahu Akbar 3x Laa ilaaha illallah Wallahu Akbar)

I'tikaf
Niatkan untuk i'tikaf saat berada di Masjidil Haram, walaupun hanya beberapa jam. Semoga menjadi pahala buàt kita.


Khotmil Qur'an
Kita ini memiliki waktu yang banyak saat ibadah haji, 30 hari. Dalam waktu yang lama itu, pekerjaan kita hanya beribadah kepada Allah, fokus untuk akhirat. Kita tidak memikirkan pekerjaan dunia, karena semuanya kita tinggal di tanah air. Oleh karena itu, kita harus memperbanyak ibadah, salah satunya membaca Al-Qur'an. Usahakan selama ibadah haji ini, kita bisa mengkhatamkan Al-Qur'an. Saya sendiri, alhamdulillaah bisa khatam tiga kali. Seharusnya bisa 4 atau 5 kali, karena kita benar-benar tidak diganggu dengan pekerjaan dunia. Tidak memasak, mengajar, melayani suami dan anak-anak, dan sebagainya. Seharusnya. Tapi ya, namanya ibu-ibu, tinggal bersama ibu-ibu yang lain, nggak bisa lepas dari ngobrol. Sayang sekali, ya.


Laa ilaaha illallah 100 >>> perbanyak tahlil agar ketergantungan kepada makhluk akan pudar, dan jiwa pun akan merasa tenang. 

Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. Surga diliputi dengan perkara yang... Neraka diliputi 

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”(HR. Muslim)


Sunday, March 24, 2024

Kajian "Wanita dan Ramadhan"



Bismillah


Alhamdulillah, sore ini bisa menyimak kembali kajian dalam bahasa Arab, setelah beberapa kali kelupaan. Sore ini yang menyampaikan seorang Ustadzah. Materinya bagus, tidak standar. Jadi, banyak ilmu baru yang bisa diperoleh.

Pada bulan Ramadan, setidaknya ada empat kenikmatan yang bisa diperoleh kaum muslimin. Kenikmatan itu adalah sebagai berikut:
1. Allah memberikan rahmat-Nya;
2. Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya;
3. Allah melipatgandakan pahala di bulan Ramadhan;
4. Allah membebaskan hamba yang mohon ampun dari api neraka.

Hadits yang menjelaskan tentang kenikmatan-kenikmatan tersebut antara lain adalah hadits berikut ini.

RasuluLlah ﷺ bersabda:⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣
Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang dibarakahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Syaithan-syaithan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad).⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣

Setan dibelenggu sehingga kita terbebas dari godaan dan gangguannya. Setan dibelenggu, artinya Allah melemahkan kekuatannya dalam menggoda manusia. Oleh karena itu, seharusnya kita meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi bermaksiat kepada Allah. Na'udzubillahi min dzalik.



Ramadan disebut sebagai Syahrul Qur'an, karena Al-Qur'an pertama kali diturunkan pada bulan Ramadan. Jadi, inilah saatnya kita terus berinteraksi dengan Al-Qur'an. Membaca, menghafal, memahami, dan mengamalkan Al-Qur'an. Target kita pun, kalau bisa ditambah. Yang biasanya sebulan khatam sekali, maka di bulan Ramadan ini harus ditingkatkan. Seperti para sahabat dan para ulama. Imam Syafi'i mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 60 kali dalam bulan Ramadan. Sahabat yang lain ada yang tiga hari sekali, ada yang dalam semalam khatam satu kali.


Ramadan juga Syahrul Mubarak. Bulan yang diberkahi, yang penuh berkah. Selama Ramadan, ibadah yang kita lakukan akan diganjar dengan berkali lipat dibandingkan dengan bulan selain Ramadan. Maka, jangan sampai waktu kita terlewatkan tanpa ada kebaikan di sana. Kebaikan yang dapat kita lakukan tidak hanya berupa ibadah mahdhah, ibadah yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya. Tetapi, segala amal kebaikan yang kita niatkan karena Allah, insyaaAllah akan dicatat sebagai pahala dan akan dilipatgandakan pahalanya. Seperti memasak untuk keluarga, melayani suami, mengingatkan anak untuk shalat, mengajak bermain anak yang sedang puasa supaya tidak merengek minta makan, dan sebagainya. Itu semua termasuk kebaikan.


Ramadan adalah Syahrul Qiyam. Bulannya memperbanyak shalat. Di bulan Ramadan, ada shalat yang tidak terdapat di bulan selainnya, yaitu shalat Tarawih. Jangan sampai kita tidak melakukannya. Apalagi, pahala orang yang shalat Tarawih mengikuti imam hingga selesai, pahalanya seperti shalat semalam suntuk. 

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda,

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً

“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. An Nasa'i no. 1605, Tirmidzi no. 806, Ibnu Majah no. 1327)

Sumber: https://rumaysho.com/446-keutamaan-shalat-tarawih.html


Selain itu, orang yang shalat Tarawih, maka pahalanya yang terdahulu akan diampuni oleh Allah.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).

Sumber: https://rumaysho.com/446-keutamaan-shalat-tarawih.html


Selain shalat Tarawih, hendaklah kita memperbanyak shalat sunnah lainnya, seperti shalat Dhuha dan Rawatib, serta shalat sunnah lainnya. Jadi, pada bulan Ramadan ini kita benar-benar mengisinya dengan banyak ibadah shalat yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bahkan beliau begitu semangatnya shalat malam hingga kakinya bengkak. Apa kabar diriku🤦


Begitu pentingnya shalat Tarawih berjamaah, sehingga mudlimah pun diizinkan untuk ikut juga shalat di masjid. Tetapi, ada syarat-syarat yang harus diikuti agar pahalanya tidak hilang.

Syarat muslimah shalat di masjid:
1. Menutup aurat
2. Tidak memakai wewangian
3. Shalat di shaf paling belakang
4. Berjalan cepat saat melewati orang-orang, terutama laki-laki
5. Menjaga kemuliaan wanita
6. Malu 
7. Tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah. Jangan sampai ketaatan kita kepada Allah terkotori dengan sesuatu yang tidak disukai-Nya.


Lailatul Qadar: berkah 1000 bulan (83 tahun 4 bulan)
Jibril dan malaikat turun ke bumi sepanjang malam, mulai waktu Maghrib. Malam yang damai, tenang, dan tidak ada keburukan di dalamnya.
Ada pada 10 malam terakhir, di malam ganjil. 


Ramadan juga merupakan Syahrut Taubat. Kalau kita pernah berbuat maksiat, inilah saatnya kita bertaubat. Karena taubat di bulan Ramadan, pahalanya sangat luar biasa. Jangan sampai kita sia-siakan. 

Saturday, March 23, 2024

Tausiyah Ramadan




Bismillah


Sudah menjadi kebiasaan di sekolah tempat saya mengajar, setiap hari Rabu, dua pekan sekali, ada kajian yang disampaikan oleh Bapak Direktur Pendidikan. Namun, sejak tahun ajaran ini, dipindah ke hari Sabtu karena siswa pulang bada Ashar. Jadi, tidak memungkinkan untuk kajian seperti biasa. Hanya pada saat anak-anak ujian atau saat bulan Ramadan seperti saat ini, barulah bisa dilaksanakan lagi.


Hari Rabu kemarin, tanggal 20 Maret 2024, Ustadz Hasan memberikan tausiyah tentang Ramadan. Ramadan yang mulia, yang hadir hanya setahun sekali, jangan sampai kita abaikan. Jangan sampai kita isi dengan ibadah yang biasa-biasa saja, yang sama seperti bulan-bulan selain Ramadan.



Kita harus memuliakan tamu istimewa ini dengan mengisinya dengan berbagai ibadah yang lebih baik, lebih banyak, dan lebih sungguh-sungguh. Secara kualitas dan kuantitas, harus lebih baik daripada sebelas bulan lainnya di luar Ramadan. Apalagi, kita tidak tahu, apakah tahun depan masih bisa bertemu dengan Ramadan lagi. Jangan sia-siakan.


Bila selama ini kita membaca Al-Qur'an hanya beberapa halaman sehari, usahakan saat Ramadan ini bisa satu juz sehari, sehingga bisa khatam minimal satu kali dalam bulan Ramadan ini. Lihatlah para ulama salafush shalih, yang begitu bersemangat ibadah dalam bulan Ramadan, terutama tilawah Al-Qur'an. Imam Syafi'i bisa khatam 60 kali selama Ramadan. Berarti satu hari dua kali khatam, MaasyaaAllah. Apa kabar diriku?



Kata salah seorang sahabat Rasulullah sekaligus salah satu Khulafaur Rasyidin, Utsman bin Affan, barangsiapa yang tidak bisa betah membaca Al-Qur'an, berarti dalam hatinya ada penyakit. Na'udzubillahi min dzalik. 


Itulah yang terjadi saat ini. Orang lebih betah dengan gawai daripada Al-Qur'an. Orang bisa menghabiskan waktu berjam-jam tanpa rasa lelah dan ngantuk saat bersama setan gepeng itu. (Pinjam istilah Abah Ihsan🤭). Kok bisa, ya? Padahal selama Ramadan, setan dibelenggu, tidak bisa menggoda manusia. Ya, itulah hawa nafsu. Jadi, yang paling berperan di sini adalah hawa nafsu kita yang tidak bisa mengendalikan diri sendiri.



Ramadan itu sangat istimewa, bahkan saking istimewanya, Allah anugerahkan pula di dalamnya malam Lailatul Qadar. Malam yang lebih baik daripada seribu bulan, setara dengan 83 tahun 4 bulan, InsyaaAllah. Bahkan umur manusia zaman sekarang pun, jarang yang sampai segitu. 


Lailatul Qadar itu datang pada sepuluh terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam ganjil. Salah satu malam ganjil. Oleh karena itu, kita harus bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam tersebut. Kalau bisa, kita begadang semalaman tidak tidur agar bisa beribadah sebanyak-banyaknya. Inilah begadang yang dianjurkan. Selain pada malam Lailatul Qadar ini, begadang itu dilarang karena menzalimi diri sendiri. Tidak memberikan hak istirahat kepada tubuh. 



Bismillah ... Sekarang sudah sepuluh hari kedua bulan Ramadan. Masih ada kesempatan untuk fastabiqul khoirot dan mempersiapkan diri untuk menyambut Lailatul Qadar. Semoga Allah mudahkan kita untuk bertemu dan beribadah sebanyak-banyaknya di malam Lailatul Qadar sehingga kita bisa mendapatkan pahala dan kemuliaan yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻




Monday, March 18, 2024

Thawaf Wada

Rabu, 20-7-2022

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Kalimat klise ini selalu mewakili hampir pada semua fase kehidupan manusia. Saat kita sekolah, bertemu dengan teman-teman baru, yang nantinya akan berpisah saat kita lulus. Begitu pun saat kuliah maupun bekerja. 


Sebulan sudah, kami meninggalkan tanah air untuk melaksanakan ibadah haji di Makkah. Tak terasa, hari itu,  kami harus berpisah dengan Ka'bah dan Masjidil Haram. Tak terasa, sore itu, kami harus melakukan Thawaf Wada, thawaf perpisahan. Rasanya, baru kemarin kami datang ke sini untuk pertama kalinya. Melihat Ka'bah yang agung. Berthawaf di malam hari dalam keadaan lelah -seharusnya- tapi kami tetap semangat dan mengabaikan segala kelelahan perjalanan dari Madinah ke Makkah.


Malam itu, salah satu malam ajaib, selain sebelumnya di Madinah, saya pun merasa takjub dan hampir tidak bisa memercayai bahwa diri ini bisa berada di Masjid Nabawi, shalat di dalamnya, di tempat dulu Rasulullah juga shalat di sana. Lalu berziarah ke makam Rasulullah, menangis sesenggukan karena dada penuh dengan kerinduan kepada Sang Habibana, manusia agung dan suci. Manusia yang belum pernah kami lihat tapi cintanya begitu besar kepada umatnya. 


Malam ajaib itu adalah saat kami memasuki Masjidil Haram, dengan terus melafazkan talbiyah, pelan-pelan kami melihat warna hitamnya, lalu warna emasnya, yang semakin membuatnya agung dan anggun. Ka'bah, Baitullah. Ya, malam itu, Allah telah mengizinkan kami untuk thawaf pertama kali di sana. Seperti mimpi, rasanya. Perjalanan yang telah diimpikan sejak dua belas tahun yang lalu, akhirnya terwujud. MaasyaaAllah tabarakallah.


Namun, sore itu, Rabu, tanggal 20 Juli 2022, kami harus berpamitan, kami harus melakukan Thawaf Wada walaupun hati enggan. Putaran demi putaran terasa berat, mengingat ini untuk yang terakhir kalinya saat itu. Tetapi, ya Allah, semoga Engkau izinkan kami untuk kembali thawaf di sana, lari-lari kecil, sa'i, dan juga merasakan kembali Armuzna pada haji Akbar seperti tahun itu. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻


Qadarullah juga, sore itu saya thawaf sendirian. Benar-benar perpisahan yang memilukan. Teman single saya, Bu Widya, sedang haid, jadi hanya boleh thawaf Wada dengan melambaikan tangan dan berdoa di luar pagar masjid. Tidak boleh masuk masjid, apalagi berada di area thawaf. Lalu, pasangan Bu Dyah dan suaminya, memisahkan diri dari saya karena harus berwudhu lagi. Jadinya, saya sendirian, deh. Semakin lengkap kesedihan ini😭



Setelah selesai tujuh putaran, saya harus segera meninggalkan Masjidil Haram. Padahal, inginnya berlama-lama di sana, kalau bisa sampai besok pagi, tetapi tidak boleh. Saya harus segera kembali ke hotel. Dalam perjalanan pulang, disunnahkan untuk sesekali menoleh ke belakang ke arah Ka'bah. Saat itu, hati terasa semakin hancur, seperti akan berpisah dengan pujaan hati. Berat. Sedih. 


Ya Allah, mudahkan kami, izinkan kami untuk bisa melaksanakan ibadah umroh dan haji lagi bersama keluarga, ya Allah. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻

Wednesday, March 13, 2024

Kajian "Agar Waktumu Berkah di Bulan Ramadan"


Bismillah


Kemarin sore, pertama kalinya saya ikut kajian online dengan Syaikh dari Arab Saudi, menggunakan bahasa Arab. Tapi, tentu saja ada penerjemahnya. Alhamdulillah, bisa masak sambil mendengarkan tausiyah. Karena sambil mengerjakan yang lain, otomatis tidak terlalu fokus. Jadi, yang diingat ya, hanya sedikit karena tidak dicatat. 



Keberkahan itu bisa berupa yang sedikit menjadi banyak, dan yang sudah banyak semakin melimpah. Saya jadi ingat tentang peristiwa saat salah seorang sahabat menyajikan hidangan yang dimasak dari seekor kambing. Namun, atas izin Allah, hidangan yang tak seberapa itu, mampu mengenyangkan seluruh pasukan muslim yang -kalau tidak salah- waktu itu sedang mempersiapkan parit dalam perang Khandaq. MaasyaaAllah, itu bukti salah satu keberkahan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.



Keberkahan itu bisa berupa tempat maupun waktu. Keberkahan tempat, contohnya Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Bila kita shalat di kedua masjid tersebut, pahalanya akan dilipatgandakan. Shalat di Masjidil Haram, pahalanya 100.000 kali lipat dibandingkan shalat di masjid yang lain. Sedangkan shalat di Masjid Nabawi, pahalanya 1.000 kali lipat dibandingkan dengan shalat di masjid yang lain. Hal ini seperti sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 


Dari Ibnu Az-Zubair bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekali shalat di masjidku ini lebih utama daripada 1000 kali shalat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram dan sekali shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100 kali shalat di masjidku ini.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban) [HR. Ahmad, 26:41-42; Ibnu Hibban, 1620. Sanad hadits ini sahih].

Sumber https://rumaysho.com/37181-inilah-pahala-shalat-di-masjidil-haram-dan-masjid-nabawi-dibanding-masjid-lainnya.html


Sedangkan keberkahan waktu, salah satunya terdapat pada bulan Ramadan. Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, karena pada bulan ini, pahala ibadah kita dilipatgandakan oleh Allah. Pahala shalat sunah dilipatgandakan seperti pahala shalat fardhu. 


"Berlipatnya pahala amalan di bulan Ramadhan ini mutlak untuk amalan apa saja sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Ibrahim Ar Ruhaili dalam kitabnya Tajridul Ittiba’[6]. Kita dapat pula melihat dari perkataan para salaf berikut."

Sumber:  https://rumaysho.com/1199-berlipatnya-pahala-amalan-di-bulan-ramadhan.html



Lalu, bagaimana supaya kita bisa mendapatkan berkahnya Ramadan? 


Lakukan amalan di awal waktu. Seperti shalat di awal waktu, memulai hari dengan membaca Al-Qur'an di pagi hari. Membaca Al-Qur'an di pagi hari, sebelum melakukan aktivitas yang lain, akan memberikan keberkahan kepada kita pada hari tersebut. 


Contoh lainnya, selesaikan pekerjaan saat itu juga, jangan menunda-nunda pekerjaan. Dengan demikian, InsyaaAllah kita akan mendapatkan keberkahan. 



Selain itu, untuk mendapatkan keberkahan, hal yang harus kita lakukan adalah memperbanyak istighfar. Ada orang yang berpikir bahwa istighfar itu dilakukan hanya pada saat kita berbuat dosa. Padahal, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sudah dijamin masuk surga dan bersih dari dosa, setiap hari selalu beristighfar minimal 70 kali, dalam hadits yang lain disebutkan 100 kali dalam sehari. 

“Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari no. 6307).

Sumber https://rumaysho.com/3437-perintah-memperbanyak-istighfar.html

“Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim no. 2702).

Sumber https://rumaysho.com/3437-perintah-memperbanyak-istighfar.html


MaasyaaAllah, kalau Rasulullah saja 70-100 kali, berarti kita harus lebih banyak lagi, karena kita belum dijamin masuk surga. Ya Allah, mudahkan kami🤲🏻


Selain alasan tersebut, alasan lain mengapa kita harus banyak beristighfar kepada Allah adalah karena setiap ibadah yang kita lakukan, belum tentu sesuai dengan apa yang disyariatkan oleh Allah. Bisa jadi ada kekurangan dan kesalahan yang tidak kita ketahui. 


Alasan berikutnya adalah karena kurangnya rasa syukur kita kepada Allah. Banyak kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita, tetapi sedikit sekali kita bersyukur. Kadang, kita lebih memikirkan apa yang belum ada dan belum kita miliki, sehingga mengurangi rasa syukur kita. Padahal nikmat yang Allah berikan sungguh sangat luar biasa dan sangat banyak, melebihi kebutuhan kita.


Itulah beberapa hal yang perlu kita lakukan agar waktu kita berkah, terutama selama bulan Ramadan ini. Semoga Allah mudahkan kita semua, baarakallahu fiikum ❤️.




Sunday, March 10, 2024

Tugas Baru


Bismillah


Kurang lebih sudah sebulan ini, saya mendapatkan tugas baru dari komunitas Proparent, divisi Madrasah Keluarga pimpinan Bu Aini Hidayati yang menggantikan Bu Ida Nur Laila. Ini adalah rumah bagi para SLC (Sygma Learning Consultant) -reseller buku-buku terbitan Sygma-. Di komunitas ini kami dilatih dan dibimbing tidak hanya bagaimana cara berjualan buku, tetapi juga memahami isi buku yang mayoritas tentang siroh Nabi. Selain itu, kami pun dibekali dengan ilmu parenting. Lengkap, kan?


Kembali ke tugas baru saya. Jadi, ceritanya, saya itu termasuk dalam tim inti/pengurus karena dulu sempat aktif dan penjualan saya juga termasuk bagus hingga berada di 10 besar. Nah, sebagai pengurus, ada lah, tugas-tugas yang harus dilakukan. Dulu, saya juga dapat tugas, yaitu menjadi admin grup. Namun, karena kesibukan mengajar, saya mengundurkan diri. Setelah satu setengah tahun, bisa dibilang, vakum, kini saya diminta untuk berkontribusi lagi. 



Karena saya sudah mendapatkan banyak manfaat dari komunitas ini, maka tak sepantasnya bila saya menolak. Lagipula, tugasnya tidak terlalu berat. Apa sih, tugas saya?
Tugas saya mengatur jadwal petugas berkisah, dan saya termasuk salah satu personilnya. Jadi, saya pun ikut membacakan kisah juga.


Buku yang harus kami bacakan adalah paket Mumtasz; Muhammad Teladan Sepanjang Masa. Alhamdulillaah, di perpustakaan AHIS, bukunya tersedia. Jadi, saya bisa pinjam. Alhamdulillaah juga, karena tugas ini, saya jadi ikut membaca bukunya dan jadi lebih paham dengan perjalanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sangat luar biasa.



Sebelumnya, meski bukunya tersedia di perpustakaan, saya kurang tertarik. Karena menurut saya, pasti ceritanya seperti yang sudah saya dengar, saya baca, dan saya pelajari selama ini. Pasti tidak jauh dari masa kecil Rasulullah, lalu masa remaja beliau, perjalanan dagang beliau, pernikahan beliau dengan Bunda Khadijah, dan seterusnya, dan seterusnya. Saya sudah lumayan hafal. Begitu pikir saya. Jadi, saya merasa tidak usah membacanya lagi. Astaghfirullah. Sombong sekali 🤦



Ternyata, saat saya sudah membaca sebagiannya, ya, baru sebagiannya. Banyak sekali kisah yang belum saya ketahui. Apa yang diceritakan dalam buku ini benar-benar detail. Tak heran, bila banyak yang belum saya ketahui.


Salah satu kisah yang membuat saya terperanjat dan sangat tersentuh, sedih, adalah saat beliau diusir oleh penduduk Thaif. Selama ini yang saya ketahui hanyalah peristiwa beliau diusir dan dilempari oleh penduduk Thaif, kemudian malaikat menawarkan diri untuk menghancurkan mereka dengan menimpakan gunung kepada mereka. Namun, manusia berhati suci itu, malah mendoakan semoga suatu saat mereka mendapatkan hidayah Allah. Alih-alih sakit hati dengan perlakuan jahat mereka, beliau malah mendoakan kebaikan untuk mereka. MaasyaaAllah.



Ternyata, di balik peristiwa itu, beliau harus kembali ke Makkah dengan perjuangan yang tidak mudah. Ternyata, beliau ke Thaif karena terusir dari Makkah. Sehingga, saat beliau ingin kembali ke sana, jalannya tidak mudah. Beliau harus melobi para tokoh Quraisy yang bersedia menjamin keselamatan beliau dari orang-orang yang membenci beliau. 


MaasyaaAllah, begitu berat perjuanganmu ya Rasulullah. Hanya membaca kisahnya saja, sedih sekali rasanya. Lalu, bagaimana perasaan Fathimah putrimu dan para sahabatmu? Tak heran bila mereka rela mengorbankan jiwa raga mereka untukmu. Manusia suci yang begitu lembut dan penuh kasih kepada umatnya. 

اللهم صل و سلم و بارك عليه 

Tuesday, March 5, 2024

Amanah Baru

Bismillah


Mulai tahun ajaran ini, 2023/2024, sekolah tempat saya mengajar membuka SMP. Alhamdulillaah. Setahun sebelum tahun ajaran baru dimulai, desas-desus tentang siapa saja yang akan mendapatkan tugas baru di SMP mulai terdengar. Saya pun termasuk yang diisukan.


Waktu itu, saya tidak ada keinginan maupun niat untuk mengajar di SMP. Mengapa? Saya merasa sudah tidak muda lagi, sehingga merasa sudah tidak cakap mempelajari hal-hal baru. Ditambah lagi, SMP ini mulai menggunakan kurikulum merdeka yang saya tidak punya pengetahuan sedikit pun tentang kurikulum merdeka ini. Kalau saya mengajar SMP, tugas saya bertambah berat. Harus belajar kurikulum merdeka, sekaligus materi pelajaran yang akan saya ampu, bahasa Indonesia. 


Beberapa rekan guru sudah menebak bahwa saya termasuk salah satu yang akan mengajar SMP. Walaupun dalam hati tidak ingin, tetapi kalau sudah diberi amanah oleh atasan, saya tidak berani menolak. Apalagi Bapak Direktur juga tidak menanyakan kesediaan saya. Beliau langsung saja menugaskan kami dan menjelaskan tugas-tugas kami tanpa bertanya apakah kami bersedia atau tidak. 


Alhamdulillaah 'alaa kulli haal. Meskipun awalnya enggan, saya harus bekerja dengan profesional. Amanah ini diberikan kepada saya karena saya dianggap mampu. Bismillah, saya akan berusaha semaksimal mungkin. I'll do my best!


Saat ini, sudah satu setengah semester perjalanan mengajar SMP. Walaupun ini bukan pertama kalinya, tetap saja harus banyak belajar, terutama yang berkaitan dengan kurikulum merdeka. 


Tidak hanya itu, saya pun harus belajar lagi tentang e-learning karena SMP menggunakan ini. Para siswa belajar menggunakan laptop, bukan buku fisik. Akhirnya, kami pun harus membuat modul alias e-book. Butuh waktu, tenaga, dan pikiran yang tidak sedikit. Di saat liburan, saya tidak berlibur, tetapi bekerja menyusun e-book. Tidak apa-apa. Mengajar itu memang harus sambil belajar.


Alhamdulillah, saya memiliki teman-teman yang sangat baik hati, terutama yang akhwat. Ada Bu Rizky yang selalu siap sedia mencarikan referensi tentang kurikulum merdeka, ada Bu Dian yang ahli IT, sehingga mengajari saya tentang Canva, dan Bu Dita yang sudah S2 namun tetap low profile. MaasyaaAllah, rezeki itu tidak melulu materi. Teman-teman yang shalihah pun, itu rezeki yang luar biasa berharga. Alhamdulillaah.


Selain belajar menyiapkan bahan ajar dan materi pelajaran, saya pun belajar memahami karakter anak-anak SMP. Tentu saja, mereka berbeda dengan anak-anak SD kelas 6. Walaupun hanya 12 siswa, ternyata mereka sangat aktif. Banyak bicara dan bermacam tingkah laku mereka.


Pada masa awal-awal, agak heran juga dengan sikap mereka yang berbeda dengan saat mereka kelas 6. Namun, lama kelamaan jadi terbiasa juga. Ternyata, bergaul dengan mereka itu harus seperti teman. Harus ikut-ikutan lebay. 🤭


Tak terasa, sebentar lagi kenaikan kelas. Saya pun belum tahu, apakah tahun depan masih mengajar SMP atau tidak. Kita tunggu saja kabarnya. Apa pun itu, InsyaaAllah,  adalah yang terbaik untuk saya. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻


Monday, March 4, 2024

Ngangeni

Bismillah


Menjadi ibu dari lima orang anak, adalah sesuatu yang luar biasa dan amazing. Namun, saya sadar sesadar-sadarnya, semua ini tidak akan dengan mudah saya lalui kalau tidak dibantu oleh ibu mertua. Beliau yang sangat luar biasa, membantu saya membesarkan kelima buah hati. 


Sebenarnya, terbersit rasa bersalah saat melibatkan beliau dalam keriuhan dan kerepotan ini. Tetapi, mungkin karena memang beliau orang yang tidak suka menganggur dan berdiam diri saja, maka saya pun terpaksa membiarkan beliau ikut repot. Yang penting beliau senang. Karena kalau diminta istirahat saja, beliau merasa tidak dianggap. Aduh 🤦


Alhamdulillah, dengan adanya lima buah hati kami, suasana rumah jadi ramai terus. Namun, itu tak berlangsung lama. Satu per satu, anak-anak harus belajar di pondok, menghafal Al-Qur'an. Maklum, kami, orang tuanya belum bisa mengajari sendiri. Jadi, ya, kami minta tolong ustadz ustadzah yang lebih berkompeten. 


Kini, kelimanya sedang belajar, tidak di rumah. Yang dua sedang kuliah di Jakarta dan Jatinangor, yang tiga masih di pondok. Tinggallah saya berdua dengan suami. Sepi, rumah ini, juga hati ini. Tapi demi kebaikan mereka, demi masa depan mereka, kami harus ikhlas. 


Dalam kesepian ini, sering terbayang saat-saat bersama mereka. Tak terasa, kenangan itu menciptakan rindu yang membiru, hingga menetes air mata. Ada terselip rasa bersalah, saat ingat, betapa kadang saya marah dan terlalu keras kepada mereka. Ingin rasanya berlari dan merengkuh mereka dalam pelukan.


Salah satu kenangan yang tak pernah terlupakan adalah saat kami jalan pagi keliling perumahan, lalu saya belanja sayuran dan anak-anak beli jajanan pasar. Lalu mereka bahu-membahu membawakan barang belanjaan.


Sampai di rumah, setelah makan jajanan tadi, kami pun bergerak ke dapur. Masak kolaborasi, deh. Ada yang menyiangi bayam, mengupas wortel dan jagung putren. Kadang mereka berebut memilih pekerjaan yang mereka sukai. Senang melihatnya. Walaupun, setelahnya, dapur jadi berantakan. Tak apa, bisa dirapikan. 


Kebersamaan itu yang penting. Mereka belajar memasak, belajar berbagi pekerjaan, belajar mengalah, belajar tanggung jawab dengan pekerjaannya, dan, serunya memasak bersama keluarga. 


Sebentar lagi Ramadhan tiba, berarti, sebentar lagi mereka pulang libur lebaran. Meskipun masih satu bulan lagi, rasanya seperti sudah di depan mata. Tak sabar untuk mengulang kembali kenangan indah itu. Dan, sekarang, mereka lah yang akan memasak, bukan belajar lagi. Mereka sudah harus diberi kepercayaan untuk membuat masakan sendiri. 


اللهم بارك لنا في رجب و شعبان و بلغنا رمضان