Tuesday, June 20, 2017

Sunnah Sedirham Surga

Judul buku          : Sunnah Sedirham Surga                         

Penulis                 : Salim A. Fillah
Tebal buku          : 268 halaman
Penerbit              : Pro U Media
Cetakan               : pertama (2017)







Bismillaah


Buku ini berisi untaian nasihat yang dikemas dalam kisah-kisah indah tentang luhur dan mulianya akhlak para ulama salaf maupun khalaf. Ulama yang tinggalnya nun jauh di sana, maupun yang tinggal di bumi Indonesia, Jawa khususnya.


Membaca buku ini, kita akan merasakan sejuknya nasihat tanpa pernah merasa digurui. Nasihat merasuki diri seperti angin yang berhembus lembut, tidak menyakitkan namun melegakan dan menenangkan jiwa. Masya Allah. Itulah salah satu kelebihan penulis Ustadz Salim A. Fillah ini. Selaras dengan pribadinya yang tawadhu.


“Beribrah pada kekisah, berteladan pada para pemegang warisan.” Tagline ini jelas terasa saat membaca lembar demi lembar buku yang terasa ringan di tangan dan juga di mata ini. Apa yang tersaji terkadang menggelakkan tawa, menyunggingkan senyum kesejukan, pun menumpahkan airmata pengingat dosa. Sungguh tiada kerugian sedikit pun bila kita menghabiskan waktu hanya untuk meresapi apa yang terkandung dalam buku ini.


Berikut ini beberapa mutiara hikmah yang bisa kita renungkan:

*             Janganlah marah pada yang bersalah karena cinta.
          Kalimat ini ditujukan kepada kita yang sering merasa paling benar, ketika melihat saudara berbuat sesuatu yang salah (bid’ah), padahal itu dilakukannya karena cinta yang memenuhi dadanya, kita memvonisnya dengan sesuatu yang tidak pantas. Sesungguhnya, yang perlu dilakukan adalah menerimanya, kemudian meluruskannya dengan tetap menjaga kesantunan dan adab menasihati.

*             Imam Asy Syafi’i berkata,
“Apabila manusia menghindar darimu,
Di saat engkau berada dalam derita,
Maka ketahuilah bahwa Allah menghendaki,
Agar Dia sendiri  yang menangani urusanmu.
Dan cukuplah Allah sebagai sebaik Dzat Yang Diserahi.”

*             Dalam bicara, benar sahaja tidaklah cukup. Ia harus benar isinya, indah caranya, tepat waktunya, bermanfaat bagi pendengarnya, dan berpahala di sisi AllahTa’ala. Ini tanda iman; berkata yang baik atau diam.

*             Ibn Qoyyim Al Jauziyah berkata,
“Tanpa mimpi, kita takkan mencapai apa-apa
Tanpa cinta, kita takkan merasai apa-apa
Tanpa Allah, kita bukanlah apa-apa.”
*             Imam Hasan Al Bashri berkata,
“Sang zahid adalah dia yang jika berjumpa orang lain selalu berkata pada dirinya, ‘Beliau lebih utama daripada aku.’”

*             Meninggalkan suatu sunnah yang diyakini keutamaannya demi terjaganya harmoni masyarakat adalah amal utama.
Jalan sunnah adalah jalan tak suka ribut tentang khilafiyah furu’iyyah. Jalan sunnah adalah jalan yang meminta kita tak perlu tampil mencolok dan terlihat berbeda.

*             Imam Sufyan Ats Tsauri berkata,
JIKA DI DEKATMU SESEORANG MENGAJAKMU MENGGUNJING ORANG, MAKA KETIKA KAU TIADA DIA JUGA AKAN MEBURUKKANMU DI DEPAN ORANG.

*             SUNNAH SEDIRHAM SURGA
Judul buku yang juga merupakan judul pada salah satu bab yang terdapat di dalamnya ini, berkisah tentang Imam Abu Dawud. Saat itu Imam Abu Dawud tengah berada di sebuah perahu. Ketika perahu mulai berlayar menjauhi daratan, Imam Abu Dawud mendengar seseorang yang berada di daratan bersin dan mengucap hamdalah. Imam Abu Dawud segera memberikan satu dirham kepada sang pemilik perahu dan memintanya untuk kembali merapat ke daratan. Sesampainya di daratan, beliau menjawab hamdalah orang yang bersin tadi dengan yarhamukallah, yang dibalas dengan yahdikumullah wa yushlih baalakum.
Sungguh tindakan yang sangat luar biasa. Hanya demi  menunaikan sunnah Rasul yang sangat dicintai, beliau rela kehilangan satu dirham.
Di malam harinya, para penumpang perahu itu bermimpi  dan mendengar sebuah suara yang berkata, “ Wahai para penumpang perahu, sesungguhnya Abu Dawud telah membeli surga dari Allah dengan satu dirham.”

*             Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib berkata,
“Aku selalu tanamkan pada diri ini, bahwa berdengki itu artinya kau menuang racun ke dalam mulutmu sendiri sehingga tertenggak sampai usus, lalu berharap bahwa musuh-musuhmulah yang akan mati karenanya. Apakah yang demikian itu tindakan orang yang berakal?”

*             Imam Asy Syafi’i berkata,
“Dalam pagi; air masih dingin, udara masih bersih, lalat masih sedikit; sarapanlah, agar hatimu tak tamak pada rizqi orang lain.”
Selama ini kita tahu bahwa dampak sarapan, selain baik untuk kesehatan, juga baik dan sangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Kini kita tahu, ternyata sarapan juga mempunyai pengaruh terhadap ruhiyah seseorang, terhadap kesehatan jiwanya. Masya Allah.

*             Jika hati berniat baik; Allah akan pertemukan kita dengan hal yang baik, orang-orang baik, tempat yang baik, atau setidaknya peluang dan kesempatan yang baik.

Tundukkan nafsu dengan berlapar
Basuhi hati dengan istighfar
Lapangkan jiwa dengan belajar
Raih cinta-Nya dengan bersabar

                                                Memutus asa terhadap manusia adalah kemerdekaan.
                                                Menyambung harap kepada Allah adalah kehidupan.


                        Untuk mencari kesalahan
                        Alat utama yang kita perlukan
                        Adalah cermin

                        Bukan teropong