Sunday, May 15, 2022

Secercah Harapan


Bismillah


Pada tanggal 25 April 2022, akhirnya pemerintah Jawa Barat, yang kemudian diikuti Kabupaten Bekasi, mengeluarkan pengumuman siapa saja yang berhak untuk berangkat haji tahun ini. Berhubung pihak pemerintah Arab Saudi hanya memberikan kuota 1 juta untuk seluruh dunia, otomatis jatah kuota Indonesia pun berkurang. Yang biasanya bisa mencapai 250.000 jamaah, tahun ini alhamdulillaah ada 100.000 an. Kabupaten Bekasi sendiri, alhamdulillaah mendapatkan kuota seribu lebih. Paling banyak se-Jawa Barat.



Alhamdulillah wa syukurillah, nama saya ada di urutan pertama karena waktu pendaftarannya juga paling lama, dari tahun 2007. Jamaah yang lain hampir semuanya mendaftar pada tahun 2012. Dari 100 lebih peserta KBIHU Daruttakwien, yang mendapat kuota pemberangkatan tahun ini 60 jamaah. Alhamdulillah. Tetapi, sedih juga, Bu Rulita, teman yang bareng MCU, ternyata belum berangkat tahun ini. Qadarullah.



Bermacam-macam reaksi teman-teman yang belum bisa pergi haji tahun ini. Sebagian besar, sudah pasti sedih dan kecewa. Mereka sudah lama mendaftar, sudah diminta bersabar lagi selama dua tahun ini, sudah MCU dan vaksin meningitis lagi, ternyata belum Allah izinkan untuk berangkat. Wajar. Saya pun pasti akan merasa seperti itu. Walaupun, sudah berkali-kali gagal berangkat. 



Ada juga yang lapang dada saat menerima takdir bahwa mereka belum bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. Mereka pasrah dan tawakal dengan segala ketentuan Allah. Bagi mereka, ibadah haji tidak hanya menuntut kemampuan, namun menyangkut panggilan Allah. Seberapa kuat pun kita berikhtiar, kalau Allah belum memanggil, ya, tidak akan bisa berangkat. MasyaaAllah. Benar-benar kepasrahan dan keyakinan yang kuat kepada Allah. 


Saya pun merasakan demikian. Dulu, waktu mendaftar haji, semuanya sudah siap: keuangan, fisik, mahram. Bisa dibilang, saya sudah siap lahir batin, meskipun sempat gundah juga, mengingat waktu itu Hakim masih batita. Qadarullah, saya hamil sehingga tidak jadi berangkat bersama suami. 



Waktu itu, saya instrospeksi diri. Mengapa Allah belum memanggil saya untuk pergi ke tanah suci? Mungkinkah karena saya belum pantas? Masih kurang ilmu dan amal? Bisa jadi. Namun, yang pasti, karena Allah belum mengizinkan. Saya ambil hikmahnya saja. Dengan tertundanya keberangkatan saya, berarti saya bisa mendampingi anak-anak. Saya tidak perlu gundah meninggalkan mereka.


Kini, setelah anak-anak sudah besar, si bungsu sudah hampir 12 tahun, InsyaaAllah saya tidak akan khawatir meninggalkan mereka untuk sementara. Apalagi ada abinya. Walaupun, saya merasa ada yang kurang juga, karena tidak ditemani suami.


Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Semua yang Allah takdirkan, pasti ada rencana baik yang telah Allah siapkan untuk kita. Kita hanya perlu menjalaninya dengan ikhlas dan yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya. 



Kembali ke pengumuman tadi. Setelah mendapatkan berita resmi tersebut, ternyata tidak otomatis kita pasti berangkat. Ada saja kendalanya. Yang saya alami, pertama, vaksin meningitis saya tidak bisa diakui, katanya. Alasannya, saya tidak menunjukkan kartu vaksin Covid-19 yang pertama, kedua, dan booster. Padahal, dari pihak KBIHU sudah memberitahukan bahwa sebelum vaksin meningitis, harus booster dulu.



Dari situ, seharusnya, otomatis yang vaksin meningitis, pasti sudah booster. Akhirnya saya harus mengirim foto kartu vaksin. Tidak apa-apa, kita jalani saja. Selain ikhtiar, saya pun harus pasrah kepada Allah akan apapun yang terjadi. 



Selesai soal vaksin, ternyata masih ada lagi masalah lain. Pihak KBIHU mempertanyakan, apakah saya sudah lunas biaya manasik, dan dipertanyakan juga kapan lunasnya. Lha, bukannya mereka juga punya datanya? Mereka yang mengeluarkan kuitansi, lho. 


Alhamdulillah, kuitansi pembayaran masih ada. Tinggal foto dan kirim. Semoga setelah ini tidak ada masalah lagi. Ya Allah, hamba mohon keridhoan-Mu atas ibadah haji hamba tahun ini. Tolong mudahkan dan lancarkan ibadah haji hamba tahun ini. Tolonglah hamba ya Allah, agar ibadah haji hamba mabrur dan mendapat ridho-Mu. Aamiin yaa rabbal'aalamiin 🤲🏻.

No comments: