Saturday, May 28, 2022

Keberkahan dalam Halaqah Ilmu (2)

Bismillah


Saat berwudhu, terutama ketika membasuh kaki sebelah kanan, saya tidak bisa melakukannya dengan sempurna karena kaki sulit diajak kompromi. Begitu pun saat ruku'. Harus pelan-pelan dan tidak bisa meluruskan punggung. MasyaaAllah, nikmatnya sehat baru terasa kalau sedang sakit. 



Singkat cerita, saya pun menghadiri halaqah bersama teman. Setelah selesai, saya pun minta izin untuk shalat Ashar supaya pulangnya tidak kemalaman. Nah, ajaib, saat wudhu, saya tidak mengalami kesulitan waktu membasuh kaki. Heran, saya. Kok, pinggang saya tidak sakit, ya? Saat ruku' pun begitu. Saya bisa shalat seperti biasa tanpa kesulitan. MasyaaAllah tabarakallah.



Sampai di rumah, alhamdulillaah, sakit pinggang saya sudah hilang, sembuh. Alhamdulillaah wa syukurillah. 



Kalau dipikir-pikir, dianalisis, mungkin karena bahagia bisa halaqah offline, betatap muka dengan saudara-saudara seiman dan juga sang guru kami, rasa sakit jadi hilang. Jadi ingat slogan sebuah rumah sakit. "Hati gembira adalah obat." Nah, saya sudah mengalaminya.


Selain itu, saya yakin bahwa ini merupakan berkahnya menghadiri majelis ilmu, majelis ta'lim. Bagaimana tidak, malaikat saja menaungi kita dan Allah menurunkan rahmat-Nya. Kesembuhan dari penyakit merupakan salah satu rahmat Allah. Dan, ini bukan pertama kali saya alami.


Sekitar 12 tahun yang lalu, saya berangkat ke majelis ta'lim dalam keadaan sakit kepala. Saya memaksakan diri untuk berangkat karena kasihan nanti ibu-ibu majelis ta'lim tidak ada yang mendampingi belajar. Alhamdulillaah, biidznillah. Saya pulang dalam keadaan sehat walafiat. Sakit kepala hilang. MasyaaAllah tabarakallah.


Setelah mengalami sendiri betapa banyaknya manfaat menghadiri majelis ilmu, saya jadi semakin merasa sayang bila tidak bisa hadir. Namun, ya, itu. Godaan setan itu banyak sekali. Ada saja alasan untuk absen. Dan, sekali kita mencari-cari alasan untuk mangkir, lama-lama jadi kebiasaan. Na'udzubillahi min dzalik.


Apalagi bila kita tahu, bahwa Allah membanggakan hamba-Nya yang sedang berada di majelis ilmu kepada para penduduk langit. Sungguh luar biasa, kan? Malaikat itu merupakan makhluk Allah yang paling taat, paling shalih, tidak pernah membangkang apalagi berbuat dosa. Makhluk sempurna. Nah, kita, manusia yang tak pernah luput dari salah dan dosa, dibanggakan Allah di hadapan para makhluk super. MasyaaAllah tabarakallah.

وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي، أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ

“Sesungguhnya aku tidak menyuruh kalian bersumpah karena aku menuduh kalian berdusta, akan tetapi Malaikat Jibril mendatangiku dan mengabarkan kepadaku bahwasannya Allah ‘Azza wa Jalla membanggakan kalian di hadapan para Malaikat.” (HR. Muslim)


Namun, walaupun sudah tahu keutamaannya, tetap saja ada saatnya kita merasa berat untuk melangkahkan kaki. Macam-macam alasan bisa kita rangkai. Berdasarkan pengalaman pribadi, di antara alasan-alasan itu adalah
1. Capek karena baru pulang kerja. (Kalau hari kerja, alasannya capek. Kalau hari Ahad, alasannya waktu untuk keluarga.)
2. Anak rewel. (Padahal bisa dikondisikan bagaimana supaya tidak rewel. Anak kan, tergantung orang tuanya.)
3. Sakit (padahal cuma pusing sedikit).
4. Ada acara. (Seharusnya agenda kegiatan kita bisa diatur bagaimana supaya tidak bentrok dengan waktu kajian/halaqah.



Jadi, sesuatu yang bisa kita kondisikan, seharusnya tidak menghalangi agenda rutin kita. Kecuali kalau memang sesuatu itu di luar kemampuan kita. Misalnya, harus lembur, anak sakit sehingga tidak bisa ditinggal, atau ada tetangga/saudara yang meninggal.



Tulisan ini sebagai self-reminder. Karena saya pun, kadang-kadang masih kalah dengan hawa nafsu yang pengen absen dari halaqah. Semoga dengan tulisan ini membuat saya semakin semangat untuk menimba ilmu dan jauh dari alasan yang tidak jelas.


Semoga Allah mudahkan dan teguhkan Azam kita untuk selalu hadir di majelis ilmu, terutama di halaqah yang penuh cinta. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻.

No comments: