Tuesday, May 24, 2022

Manasik Praktik


Bismillah


Ahad, 22 Mei 2022, kami melakukan manasik haji di kawasan Masjid Baitul Musthofa, MM 2100 Cibitung. Bila biasanya, kami hanya mendengarkan ceramah, kali ini praktik langsung Thawaf, Sa'i, dan lempar jumroh. Meskipun hanya satu putaran, mengingat waktu yang sudah menjelang Maghrib.


Sekitar dua tahun yang lalu, saya bersama siswa-siswi AHIS juga melakukan manasik di tempat ini. Bedanya, waktu itu kami Thawaf beberapa putaran. Sa'i juga begitu. Mungkin karena saat itu masih pagi dan pesertanya pun anak-anak, jadi masih semangat. Walaupun panas juga.


Sebelum praktik, kami mendengarkan ceramah dulu di Masjid Baitul Musthofa. Pada kesempatan tersebut, Ustadz Sonai menyampaikan bahwa kemungkinan kami, jamaah DaTa (Daaruttaqwien) berangkat dengan kloter 18 tanggal 10 Juni 2022. Namun untuk kepastiannya, kita akan menunggu pengumuman resmi dari Kemenag.


Pada kesempatan kali ini, selain menceritakan prosesi ibadah haji, kami juga mendapatkan tutorial cara memakai kain ihram. Walaupun itu untuk kaum laki-laki, tetapi bermanfaat juga. Paling tidak, saya jadi tahu, "Oh, begitu ya, cara memakai kain ihram."


Di antara informasi penting yang disampaikan hari itu adalah bahwa nanti di Madinah kita tinggal selama 8 1/2 hari. Di sana, selain menunaikan shalat 40 waktu di Masjid Nabawi, kita juga akan diajak untuk ziarah ke tempat-tempat bersejarah. 


Setelah itu berangkat ke Makkah dalam keadaan siap untuk umroh. Oleh karena itu, kita mulai ihram di Bir Ali. Begitu, kalau tidak salah. Maklum, suara Ustadz Sonai kurang terdengar jelas. Sampai di Makkah langsung melaksanakan umroh wajib, dimulai dengan Thawaf, Sa'i, dan terakhir Tahallul. Setelah itu kita bebas melakukan apa saja sambil menunggu tanggal 8 Dzulhijjah. 


Di waktu tunggu tersebut, sebenarnya kita bisa melakukan umroh sunnah berkali-kali. Namun, mengingat ibadah wajibnya, yaitu haji, belum kita jalankan, maka kita harus berhati-hati. Jangan sampai kecapekan sehingga jatuh sakit. Na'udzubillahi min dzalik. Apalagi bila di sana sedang musim panas. Kita tidak boleh keluar sembarangan agar tidak terkena heat stroke. 


Oya, informasi baru yang saya dengar, ternyata shalat di hotel pun, pahalanya sama dengan shalat di Masjidil Haram. Bila kita shalat di Masjidil Haram, pahalanya setara dengan 100.000 di masjid yang lain. Hal ini seperti sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berikut ini.

Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ

“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1173.)

(Sumber https://rumaysho.com/1979-pahala-shalat-di-makkah-100000-kali.html)

Berdasarkan fatwa ulama Kerajaan Arab Saudi, shalat di masjid lain atau di hotel, selama itu masih di Makkah, maka pahalanya sama dengan shalat di Masjidil Haram. Alhamdulillaah, jadi lebih aman buat saya yang pergi haji tanpa suami. Apalagi selama di rumah juga enggak shalat di masjid kecuali saat safar.

Setelah shalat Ashar, kami pun menuju lapangan yang ada miniatur Ka'bah. Di sana juga ada miniatur Bukit Shafa dan Marwah, serta tempat untuk melempar jumroh. Setelah manasik secara riil tersebut, alhamdulillaah mulai terbayang bagaimana prosesi ibadah haji. Selama ini, meskipun sudah mendengarkan ceramah, menonton video, dan membaca buku, saya masih kurang paham. Belum ada bayangan. Alhamdulillah sekarang sudah mulai paham sedikit-sedikit.



No comments: