Saturday, March 30, 2019

Terima kasih ODOP




Bismillaah


Sudah dua tahun lebih saya bergabung di komunitas ini. Meski saya tidak aktif chatting di grup WA, dan belum pernah ikut kopdar, tapi saya mendapatkan banyak manfaat di sana. Malunya saya, selama ini hanya menerima, belum bisa berkontribusi apa pun untuk komunitas yang telah banyak berjasa kepada saya ini.
One day one post, ODOP, menjadi kawah candradimuka bagi saya untuk belajar menulis. Di sana banyak teman yang sudah malang-melintang di dunia kepenulisan, dengan seabrek prestasi dan buku yang telah diterbitkan. Mereka dengan ikhlas berbagi ilmu dan pengalaman agar anggota yang lain bisa mengikuti jejak mereka. Semua diberikan secara gratis. Sedangkan komunitas lain biasanya menentukan tarif untuk yang ingin bergabung. Jadi saya beruntung sekali bisa menjadi bagian dari ODOP. Alhamdulillah.


Tak henti-hentinya saya bersyukur kepada Allah yang telah membuat saya mengenal ODOP dan menjadi bagian darinya. Di penghujung bulan Maret ini, saya bisa memiliki buku yang di dalamnya ada tulisan saya! Amazing! Ini adalah sesuatu yang membayangkannya pun saya tak berani. Tapi, ternyata ini bukan mimpi. Walaupun buku itu merupakan buku antologi, saya bangga bisa bersanding dengan karya teman-teman yang sudah profesional di bidang kepenulisan seperti Bang Syaiha, Mbak Hiday, dan yang lainnya, yang tidak mungkin saya tuliskan semua. 


Terima kasih ya Allah, atas karunia-Mu ini. Terima kasih ODOP, dan Bang Syaiha yang telah menerima saya sebagai bagian dari ODOP. Maafkan saya yang belum bisa berkontribusi apapun kepada ODOP. Sekarang saya berani bermimpi untuk bisa memiliki buku solo dan menjadi penulis yang bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Semoga saya juga bisa berkontribusi untuk ODOP. InsyaaAllah.

Wednesday, March 27, 2019

Bunga dari Sabun



Bismillaah


Ujian kreativitas di semester 2 ini, siswi 6 Hafshah dan Asma praktik membuat bunga dari sabun batangan. Wangi sabun langsung memenuhi ruangan kelas saat mereka mulai memarut sabun. Dengan antusias, mereka melaksanakan langkah-langkah yang telah dijelaskan dan ditulis di papan tulis. Apa saja, cara-cara membuat bunga dari sabun?


Sebelumnya, siapkan terlebih dahulu satu buah sabun mandi batangan, satu parutan keju, satu mangkuk plastik, 2-3 sendok makan air hangat, 4-5 sendok makan tepung maizena/tapioka/sagu, pewarna makanan, beberapa kawat untuk batang atau tusuk sate, dan baby oil.


Ada pun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Parutlah sabun dengan parutan keju dan tempatkan di mangkuk plastik
2. Haluskan hasil parutan tadi dengan diremas-remas atau bisa juga menggunakan tangan
3. Tambahkan air hangat, aduk kembali
4. Tambahkan tepung, aduk sampai kalis
5. Tambahkan pewarna makanan dan baby oil. Untuk langkah kelima ini bisa dilewati bila tidak ada
6. Setelah kalis, ambil secuil adonan, bulatkan di tangan kita, lalu bentuklah seperti kelopak bunga
7. Tempelkan kelopak bunga tersebut di batang yang telah disiapkan
8. Satu bunga bisa 4 kelopak atau lebih. Tergantung selera kita.


Nah, sudah jadi, deh, bunganya. Hmm ... Harum dan cantik. Cocok untuk menghiasi ruang tamu kita. Cara membuatnya pun, mudah bukan?
Selamat mencoba.

Friday, March 15, 2019

Demi Secarik Ilmu

Bismillaah

Belajar, bagi sebagian orang mungkin bisa menjadi aktivitas yang kurang menyenangkan. Ditambah lagi bila untuk melaksanakannya perlu sedikit keringat dan ikhtiar. Tanpa halangan dan kesulitan saja, berat rasanya mau belajar. Lebih asyik bila bermain gadget atau menonton televisi. Belajar bisa menjadi sesuatu yang membosankan dibandingkan televisi.

Andaikan semua orang dan semua anak yang berpredikat sebagai pelajar tahu, betapa banyak keutamaan dan keuntungan bagi seorang pembelajar, belum tentu juga mereka semangat dalam belajar. Mengapa? Karena banyak hal yang lebih seru dan lebih asyik di luar sana, yang tidak memusingkan dan menyusahkan. Gadget, sosial media, segala hiburan dengan aneka rupa bentuknya. Sungguh berat tantangan bagi sang pembelajar.

Tulisan ini sebagai self-reminder bagi saya pribadi. Karena di usia yang sudah tidak muda ini, ternyata hambatan dalam mencari ilmu pun tidak kalah banyaknya dibandingkan dengan para penuntut ilmu yang memang tugasnya belajar. Tidak hanya masalah dalam keluarga ataupun dengan pasangan, juga masalah lain seperti hambatan dalam hal waktu dan jarak yang mesti ditempuh. Belum lagi masalah konsentrasi yang tak bisa lagi utuh. Tetapi, itulah perjuangan hidup.

Di saat api semangat mulai meredup, kembali terngiang sabda manusia suci, yang kuharap bisa mencintainya dan mendapat syafaatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

"Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah mudahkan dengannya jalan ke surga". (HR. Muslim)

MasyaAllah. Hadits ini sangat manjur untuk mengobarkan kembali bara semangat yang hampir padam. Menumbuhsuburkan kembali kekuatan yang mulai melemah. Menyegarkokohkan kembali syaraf yang mulai mengendur karena uzur.

Ya robbanaa, masukkanlah kami ke golongan orang-orang yang menuntut ilmu, yang Engkau mudahkan jalannya menuju surga-Mu. Aamiin yaa rabbal'aalamiin.