Friday, December 23, 2016

Number One for Me


https://afifahnoorkhairani.wordpress.com





Bismillah
"Eh, udah sore nih. Aku pulang dulu ya, nanti dicari Ibu," teriakku pada teman-teman yang masih asyik bermain lumpur di sawah.
"Yah, kamu takut amat sama ibu! Dasar anak mami!" balas Andi meledek.
Aku tetap melangkah pulang, tidak menggubris kata-katanya. Kalimat itu sudah sangat sering kudengar dan aku tak pernah ambil pusing. Aku memang anak mami, yang selalu ingat pulang bukan karena takut dimarahi ibu, tapi karena aku tidak ingin membuatnya cemas menunggu.
Seperti sore ini. Aku harus segera pulang sebelum ibu pusing mencariku keliling kampung. Dengan tangan yang masih penuh lumpur, kubuka pagar bambu depan rumah. Cucian sprei yang dijemur di halaman masih penuh belum sempat diangkat. Kemana ibu? Ah, itu beliau sedang berjalan menuju halaman. Aku ngumpet, ah!
"Ibu, cari aku!" teriakku sambil bersembunyi di balik kibaran sprei yang mulai kering. Aku berjalan mengendap-endap dari satu sprei ke sprei yang lain. Tanpa kusadari, lumpur yang semula menempel di tanganku sekarang berpindah ke sprei-sprei putih nan wangi itu. Dan, sekarang tidak putih lagi karena sudah terkena lumpur.
Saat aku tertegun dengan hasil pekerjaanku, takut dimarahi ibu, tiba-tiba beliau sudah berada di belakang dan memelukku lembut sambil berseru, "Zain tertangkap!"
Aku berbalik dan langsung memeluknya sambil berbisik menahan tangis yang hampir meledak. "Ibu, maafkan Zain sudah mengotori spreinya."
"Oh ... Tidak apa Zain, nanti kita cuci lagi," jawab beliau tanpa nada marah sedikit pun.
Itulah ibuku yang sangat kucintai. Beliau tak pernah marah betapa pun nakalnya aku. Beliau tak pernah marah betapa pun kacaunya rumah karena ulahku. Beliau tak pernah marah meski benda-benda kesayangannya rusak karena keteledoran dan keisenganku. Jadi, aku tidak pernah merasa keberatan ketika teman-teman meledekku sebagai anak mami. Aku bangga menjadi anak mami. Karena mamiku, ibuku, adalah ibu yang hebat. Beliau membiarkanku berekspresi dan bereksplorasi sehingga otakku berkembang dan semakin cerdas. Beliau mengguyurku dengan air cinta setiap hari hingga aku tumbuh percaya diri dan punya prinsip.
Kini, aku telah dewasa. Kuingin bahagiakan ibu dengan prestasiku. Karena ibu, aku bisa menjalani kehidupan ini dengan tetap di jalur yang semestinya. Aku bisa istiqomah di tengah banyak godaan yang tak henti menyapa. Karena doa ibu, kini aku bisa kembali pulang dengan bangga. Tak mungkin kuraih semua nikmat hidup ini tanpa jerih payah dan doa ibu yang selalu dilantunkannya saat selesai salat.
Maka setinggi apa pun aku terbang, sejauh apa pun aku berjalan, sesukses apa pun karirku, ibuku adalah tempat kembalinya yang pertama. Tak kan kubiarkan ibu kesepian dalam kesendirian dan kesunyian karena semua anaknya merantau. Ibu, aku pulang untuk kembali membersamaimu.
Mom, you are number one for me.
#onedayonepost
Diambil dari video clip Maher Zain "Number One for Me"

Wednesday, December 14, 2016

Refreshing








Sumber: http://allimageclub.com


Bismillaah
Hari ini sekolah tempat saya mengajar, mengadakan acara refreshing untuk guru dan semua karyawan. Dari OB sampai admin, semua ikut. Kecuali yang sedang ada uzur. Acara ini adalah yang pertama kali dilaksanakan. Selama ini, sekolah memang sudah mengadakan family gathering setiap dua tahun sekali. Namun pesertanya tidak hanya guru dan karyawan, tapi juga keluarga mereka dan para pengurus yayasan. Jadi, baru kali ini acara yang dikhususkan untuk guru dan karyawan saja.
Acara refreshing ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mempererat ukhuwah islamiah dan juga untuk membangun kerjasama yang baik antar guru dan karyawan. Jadi, harapannya, setelah acara ini, kami semakin kompak dan akrab. Sehingga tugas-tugas kami bisa terlaksana dengan baik dan sukses.
Kegiatan pertama yang kami lakukan adalah pembukaan yang dilaksanakan di restoran Jatirasa. Oya, di lokasi ini juga ada kolam renang, tempat futsal, dan arena lomba kicau burung. Kebetulan, hari ini bersamaan dengan adanya lomba itu. Jadi ya, ramailah.
Acara dibuka oleh kepala sekolah SD, dilanjutkan dengan acara motivasi. Untuk acara kedua ini, guru laki-laki menempati posisi di saung yang ada di sekitar resto. Sedangkan guru perempuan tetap di resto.
Saya mendapat tugas untuk menjadi pembicara dalam acara motivasi ini. Kemarin, waktu diminta oleh pj. Acara, saya sudah merasa keberatan. Bagaimana mungkin saya bicara di depan teman-teman guru, dan memberikan motivasi pada mereka? Kalau di depan siswa sih, masih okelah, meskipun deg-degan juga. Lha ini? Tapi tugas tetap tugas. Meski saya merasa tidak sanggup, ternyata tidak ada pilihan lain. So, maju terus pantang mundur.
Jadilah saya di sini, di depan ibu-ibu guru yang sudah senior, beberapa sudah mendapatkan sertifikasi, yang lebih pandai dan lebih banyak ilmu agamanya. Pokoknya, lebih baik daripada saya. Saking groginya, saya sampai gemetaran dan sakit perut. Keringat dingin pun mulai keluar.
Bismillaah, akhirnya saya sampaikan juga apa yang telah ditugaskan kepada saya. Walaupun dengan terbata-bata di awalnya, dan salah-salah ucap di tengah dan di akhirnya, alhamdulillah saya tuntaskan juga pekerjaan yang berat ini. Ploooong ... rasanya. Ajaib, badan saya tidak gemetaran lagi, perut pun sudah tidak sakit, dan badan terasa hangat. Alhamdulillah.
Kegiatan berikutnya adalah games. Ada dua games yang kami mainkan, dan semuanya dilakukan berkelompok. Satu kelompok terdiri dari lima orang. Permainan pertama adalah meletakkan bola ke dalam nampan yang sudah disediakan. Anggota kelompok berbaris dengan menutup mata, kecuali orang yang berada di barisan paling belakang, karena dia bertugas sebagai navigator. Game ini sangat seru, karena ternyata tidak mudah mengarahkan teman-teman yang matanya tertutup ini.
Game kedua, kita sebut pipa bocor. Masing-masing kelompok diberi sebuah pipa paralon yang bagian bawahnya tertutup, namun pada sisinya terdapat beberapa lubang. Tugas masing-masing kelompok mengisi pipa itu dengan air, sampai bola yang ada di dalam pipa itu jatuh keluar. Di sini diperlukan kekompakan dalam menjaga pipa agar jangan sampai bocor, dan mengisi pipa hingga bolanya keluar. Cukup melelahkan bagi anggota kelompok yang bertugas mengisi pipa.
Berikutnya adalah main bebas. Kami mengisi sesi ini dengan berenang. Bukan berenang, sebenarnya. Karena sebagian besar hanya bermain air di kolam renang sambil welfie. Yah ... kapan lagi, kita bisa bercanda ria? Padahal raport belum tuntas dikerjakan. Hihi ... padahal hari Sabtu dibagikan.
Alhamdulillah, selesai sudah semua kegiatan. Karena sudah waktu Dzuhur, maka semua bersiap untuk shalat. Dilanjutkan dengan makan siang berkelompok, dengan lauk sayur asem, ayam goreng, dan gurame bakar. Hmmm ... yummy.
Kegiatan ini ditutup dengan tausiyah dari Bapak Direktur Pendidikan, tentang persaudaraan dalam Islam. Semoga kita menjadi sahabat di dunia, juga sahabat di surga, aamiin.