Thursday, January 24, 2019

Asma Nadia-nya ODOP dan Tuban

                                                             Foto: dokumen Mbak Hiday

Bismillaah


Asma Nadia. Nama yang tak asing bagi mereka yang mengaku kutu buku ataupun hobi menulis. Sepak terjangnya dalam dunia tulis-menulis tak diragukan lagi. Tidak hanya diakui di dalam negeri, di luar pun mendapat sambutan yang luar biasa. Karyanya yang bejibun, tak perlu disebutkan satu persatu. Tidak sedikit pula yang telah diangkat ke layar lebar. Masya Allah.


Ingat Asma Nadia, jadi ingat seorang teman (boleh kan, saya mengaku teman? #biar ketularan pintar). Wajahnya hanya bisa saya lihat di media sosial, belum pernah bertatap muka secara langsung. Berbicara secara pribadi, sepertinya juga belum pernah. Dulu memang pernah ngobrol di grup ODOP. Duluu sekali, waktu di batch 1. Setelah itu saya hanya menjadi silent reader di grup. Saya merasa minder dan malu melihat prestasi teman-teman yang sangat luar biasa.


Kembali ke laptop. Eh, ke pembahasan awal tadi, maksudnya. Siapa sih, yang sudah saya anggap seperti Asma Nadia itu? Siapa lagi kalau bukan Mbak Hiday Nur. Seorang ibu yang juga seorang guru sekaligus seorang penulis. Selain itu, beliau juga seorang mahasiswa pasca sarjana, lho. Duh, sibuk banget, nggak sih? Pastinya. Belum lagi pekerjaan di luar itu.


Sebelum kepoin lebih jauh tentang Mbak Hiday, saya mau menjelaskan dulu asal muasal judul saya ya. Mengapa saya menyamakan Mbak Hiday dengan Asma Nadia? Betul! Karena banyak persamaan di antara mereka berdua. Mereka sama-sama muslimah muda yang enerjik, cantik menarik, dan tentu saja, smart. Apalagi yang sama? Sudah jelas, lah, pekerjaan mereka sama: PENULIS. Di samping itu, mereka juga ibu dari putra-putrinya sekaligus guru bagi murid dan orang-orang di sekitarnya. Masih kurang, persamaan mereka berdua? Nih, saya tambahkan ya. Mereka sama-sama sudah melanglang buana. Wuih, keren kan?


Satu lagi nih. Kalau Asma Nadia memiliki Rumah Baca Asma Nadia, Mbak Hiday punya Sanggar Caraka, lho. Di mana, di mana? Di mana lagi, kalau bukan di rumahnya, Tuban. Nah, ini sekaligus menjelaskan pemilihan judul tulisan ini. Sudah seperti skripsi saja kan, ada alasan pemilihan judul.

Lalu, apa itu ODOP? Nah, kalau ODOP ini rumahnya para penulis hebat. Di sanalah saya bertemu dan berkenalan dengan Mbak Hiday. ODOP ini singkatan dari One Day One Post. Sebuah komunitas yang menggunakan grup WhatsApp sebagai wadahnya, yang diprakarsai oleh Bang Syaiha, guru kami. Nah, di ODOP ini, Mbak Hiday menjadi salah seorang mentor sekaligus editor. Karya beliau sangat banyak. Tersebar luas di berbagai media massa dan buku. Termasuk buku pelajaran. Ya, beliau juga menulis buku-buku pelajaran sesuai bidangnya sebagai seorang guru. Ini yang membuat saya semakin salut pada beliau. Karena saya juga seorang guru, dan saya belum bisa seperti beliau.

Banyak sekali ya, aktivitas Mbak Hiday? Apa nggak capai ya? Tapi kalau melihat penampilannya (melalui foto-foto, karena saya belum pernah kopdar dengan beliau maupun dengan warga ODOP lainnya), beliau itu selalu ceria. Tidak pernah terlihat lesu. Bisa dipastikan,  beliau itu gesit dan tangguh. Makanya dengan segudang aktivitas itu, masih sempat juga balas chat saya maupun teman-teman di grup. Masya Allah.

Oya, beliau ini salah seorang penerima beasiswa S2 LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan), lho. Dan berkesempatan keliling Eropa! Pengalaman beliau sebagai mahasiswa LPDP itu dituangkan dalam sebuah buku yang ditulis bersama teman-temannya. Ini dia, bukunya.



Itu baru salah satu karya Mbak Hiday. Masih banyak lagi karya lainnya yang tersebar di berbagai media massa maupun buku-buku, termasuk buku pelajaran. Yups, betul sekali. Mbak Hiday ini juga menulis buku pelajaran, sesuai dengan bidangnya sebagai seorang guru. Keren, ya? Kapan ya, saya bisa begitu?


Ingin mengenal lebih jauh dengan Mbak Hiday? Bisa kunjungi blognya di hidaynur.web.id, atau facebook-nya Hiday Nur. Insya Allah banyak manfaat yang akan kita dapat setelah mengenal beliau. Minimal kita akan terinspirasi dan termotivasi. Seperti saya, jadi semangat menulis lagi. Terima kasih Mbak Hiday, jangan pernah bosan untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan kami, ya. Baarakallahu fiik, Mbak Hiday.

9 comments:

Nining Purwanti said...

Sama Mbak. Aku juga terinspirasi dan makin semangat nulis karena Mak Hiday.

Nindyah Widyastuti said...

Mbak Hiday memang super ya, Mbak.
Terima kasih kunjungannya Mbak.

Alif Kiky Listiyati said...

Mbak Hiday idolaku

MS WIjaya said...

Ya ampun aku terharu bacanya mba Nindy

Hiday Nur said...

Ya Allah, saya belum ada apapanya kalo dibanding Mbak Asma Nadia. Tapi terima kasih banyak untuk tulisan Mbak Nindy. Saya aamiinkan dulu, boleh?

Nindyah Widyastuti said...

Yang mana yang bikin terharu Mas? Jadi penasaran.

Nindyah Widyastuti said...

Aamiin ya rabbal'aalamiin.
InsyaaAllah Mbak Hiday bisa lebih dari beliau

Nindyah Widyastuti said...

Idola kita semua, ya Mbak ^_^

Elin DS said...

Jadi semangat menulis, juga karena NAC yang dibantuk mbak Hiday.