Monday, January 14, 2019

Taujih Wada




Bismillaah


Hari itu, Ahad, 14 Oktober 2018, ternyata menjadi hari terakhir kami bertemu dan mendengarkan tausiyah dari beliau. Sekitar 3 pekan kemudian, tepatnya pada tanggal 7 November 2018 beliau meninggalkan kami, meninggalkan dakwah, meninggalkan bumi ini untuk kembali kepada Sang Khalik.


Walau demikian, saya bersyukur karena Allah masih memberi kesempatan untuk mendengarkan tausiyah terakhir beliau tentang "Menyiapkan Jihad". Selamat membaca, semoga bermanfaat.


           MENYIAPKAN JIHAD

من سال الله الشهادة بصدق بلغه الله منازل الشهداء وان مات على فراشيه

"Siapa yang memohon dengan tulus 
kepada Allah untuk mati syahid, maka Allah menyampaikannya ke derajat para syuhada, meski ia mati di atas 
tempat tidurnya." (HR. Muslim)


Persiapan yang harus dilakukan sebelum berjihad fii sabilillah ada beberapa, yaitu:

I. Persiapan mental
"Sesungguhnya setiap umat yang ingin membangun dan membina dirinya, serta berjuang untuk mewujudkan cita-cita dan membela prinsip-prinsip yang diyakininya, harus mempunyai kekuatan mental yang kokoh." (Imam Syahid Hasan Al Banna)
Kekuatan mental terekspresikan dalam beberapa hal. Di antaranya adalah:
a. Kekuatan kehendak yang tidak pernah melemah
b. Kesetiaan yang teguh, yang tidak tersusupi kemunafikan dan pengkhianatan
c. Pengorbanan agung yang tidak tercampuri keserakahan dan kebahilan
d. Pengetahuan, keimanan, penghargaan pada ideologi yang dapat melindunginya dari kekeliruan, penyimpangan, tawar-menawar, dan tertipu pada ideologi-ideologi lain.
Sedangkan yang termasuk persiapan mental adalah:
1). Memahami tabiat perjuangan, agar tidak kaget saat menghadapi ujian
2). Optimis bahwa kemenangan ada di pihak kebenaran. Sikap optimis memacu seseorang untuk tetap berjuang dan mengerahkan segenap potensinya dalam perjuangan
3). Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan berbagai ketaatan kepada-Nya dan menghindari kemaksiatan kepada-Nya


II. Persiapan Fisik
Yang termasuk persiapan fisik adalah memperkuat fisik dan melatihnya dengan keahlian-keahlian tertentu, seperti memanah. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berikut ini

المؤمن القوي خير و احب الى الله من المؤمن 
الضعيف و في كل خير

"Mukmin yang kuat lebih baik dan
lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dan masing-masing ada kebaikannya." (HR. Muslim)


Dan juga sabda Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam yang artinya:
"Ingatlah bahwa kekuatan itu adalah melempar. Ingatlah kekuatan itu adalah melempar." (HR. Muslim)
Juga selaras dengan firman Allah dalam QS. Al Anfal: 60
Allah SWT berfirman:

وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَـيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْ  ۚ  لَا تَعْلَمُوْنَهُمُ  ۚ  اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْ ۗ  وَمَا تُـنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْـتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ

"Dan persiapkanlah dengan segala
kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan)."


Untuk melakukan persiapan fisik tersebut, para sahabat telah memberikan contoh terbaik yaitu dengan berlatih memanah, berlari, dan  berkuda pada siang hari. Sedangkan pada malam harinya, mereka adalah rahib (khusyuk beribadah).


Sedangkan Imam Syahid Hasan Al Banna berpesan, "Hendaklah engkau segera melakukan general check up agar dapat mengetahui hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan dan hal-hal yang dapat menunjang kesehatan."


III. Persiapan Fikri
Yaitu dengan cara:
1. Mempelajari ilmu tentang jihad, di antaranya bahwa jihad itu memerlukan strategi, sarana, dan prasarana
2. Mendalami ajaran-ajaran Islam secara umum, menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban dasar setiap mukmin dan aturan-aturan yang harus diterapkan dalam jihad
(Di antaranya dapat dibaca di buku Fiqih Jihad - Yusuf Qardhawi, dan Jihad Fii Sabilillah - Ahmad Al Qadai)


IV. Persiapan Maali/Harta
1. Menyiapkan harta untuk mendanai jihad
Allah SWT berfirman:

وَّلَا عَلَى الَّذِيْنَ اِذَا مَاۤ اَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَاۤ اَجِدُ  مَاۤ اَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ ۖ  تَوَلَّوْا وَّاَعْيُنُهُمْ تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ  حَزَنًا اَ لَّا يَجِدُوْا مَا يُنْفِقُوْنَ

"dan tidak ada (pula dosa) atas orang-orang yang datang kepadamu (Muhammad), agar engkau memberi kendaraan kepada mereka, lalu engkau berkata, Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu, lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena sedih, disebabkan mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan (untuk ikut berperang)."
(QS. At-Taubah: Ayat 92)


Salah satu wujud persiapan ini adalah bekerja yang diniatkan mendukung jihad dan keluarga, maka dinilai sebagai jihad. Sepanjang tidak untuk bermewah-mewahan seperti yang disebut dalam QS. At Takatsur.
2. Melatih diri untuk dermawan dan tidak bakhil dalam berinfak.


V. Persiapan Keluarga dan Lingkungan ('aili)
1. Menyiapkan keluarga dan lingkungan agar mendukung jihad dan keinginannya meraih syahid
Allah SWT berfirman:

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْ  ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا

"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka 
khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."
(QS. An-Nisa': Ayat 9)
2. Menyiapkan segala kebutuhan mereka saat ditinggalkan
3. Jamaah atau masyarakat harus memerhatikan keluarga para mujahid.
Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang mempersiapkan (perbekalan) orang yang berperang, maka sesungguhnya ia telah berperang. Dan barangsiapa mengurusi keluarga orang yang berperang, maka ia telah berperang." (HR. Muslim)


VI. Persiapan Jama'i (organisasi)
1. Menyiapkan organisasi yang solid dan produktif, yang terbentuk atas landasan kecintaan kepada Allah, bertemu karena ketaatan kepada-Nya
Allah SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ  يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."
(QS. As-Saff: Ayat 4)
2. Dalam jamaah, mentalitas seseorang dapat terjaga dan semakin kokoh. Intelektual semakin terasah, fisik semakin terpelihara, dan keluarga semakin kokoh/kuat.


Demikian taujih dari Ustadz Najiyullah (Allahu yarham) di Masjid Mujahidin, Jababeka 1 pada hari Ahad, 14 Oktober 2018.

No comments: