Friday, January 18, 2019

Tahsin Perdana di 2019



Bismillah


Alhamdulillah wa syukurillah, hari ini, Jumat, 18 Januari 2019, kami kembali belajar tahsin; memperbaiki bacaan Al Quran. Cukup lama juga kami libur, hampir dua bulan. Ilmu yang kami dapat selama dua bulan sebelumnya, seperti menguap perlahan terkena panas. Harus di-refresh lagi, nih.


Berbekal ingatan materi yang pas-pasan, kami masuki rumah Ummu Ghumaisha, ustadzah kami. Agak takut juga, khawatir nanti ketika ditanya materi yang lalu, kami tidak bisa menjawab. Tapi ya, bismillah. Semoga Allah mudahkan proses belajar kami, aamiin.


Hari ini ternyata bukan review materi. Tetapi kami mendapatkan pendalaman materi yang justru lebih sulit dari yang sudah dipelajari. Ustadzah Ira baru saja mengikuti daurah dengan para masyaikh. Banyak ilmu baru yang beliau dapatkan, dan hari ini langsung diajarkan kepada kami.


Landasan atau istilah beliau, bahan dasar, ilmu tajwid adalah menguasai pengucapan الجوف ; yaitu huruf-huruf yang keluar dari rongga mulut dan rongga tenggorokan yang terbuka. Huruf-hurufnya ada tiga, yaitu alif mad, ya mad, dan wauw mad. Mad terjadi apabila terpenuhi dua syarat. Yang pertama, huruf ا، ي، و harus berharokat sukun. Syarat kedua, huruf sebelum ا، ي، و harus berharokat fathah sebelum alif, kasroh sebelum ya, dan dhommah wauw.


Pengucapan huruf-huruf Hijaiyah ini harus mengikuti logat orang Arab. Karena dari sanalah huruf-huruf ini berasal. Jadi kita harus meninggalkan logat daerah kita. Jangan sampai kita membaca Al Qur'an dengan logat Jawa, apalagi dengan langgam Jawa. Na'udzubillahi min dzalik.


Mengapa harus dengan logat Arab? Yang pertama, tentunya, karena Al quran diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab. Yang kedua karena logat Arab itu berada di pertengahan; tidak terlalu kuat ditekan, dan tidak terlalu lemah mendayu-dayu. Pertengahan saja. Bagaimana caranya? Sulit dijelaskan dengan kata-kata karena ini ilmu yang harus dipelajari dengan sistem talaqqi atau bertatap muka langsung dengan pengajarnya. Jadi, mohon maaf bila saya tidak bisa menjelaskan.


Tetapi saya bisa berbagi sedikit teknik pelafadzannya. Pertama kita ucapkan mad "aaaa" sambil sesekali memencet kedua lubang hidung untuk mengetahui apakah suara yang keluar termasuk  الخيشوم atau bukan. Mengapa demikian? Karena saat mengucapkanhuruf mad ini, udara harus keluar dari mulut, bukan dari hidung. Sehingga suara yang dihasilkan jernih, tidak dengung. Bagaimana supaya hasilnya sempurna? Sekali lagi, harus talaqqi.
Lalu kami belajar melafadzkan huruf ب. ب bukan termasuk huruf yang memiliki sifat همس atau keluar udara dari mulut saat mengucapkannya. Ketika kami praktik, ternyata cukup sulit untuk tidak mengeluarkan udara saat melafadzkan ب.


Masya Allah, sungguh luas ilmu Allah. Dan sungguh kerdil diri ini saat mempelajarinya. Semakin banyak belajar, bukannya semakin pandai, tetapi malah semakin banyak yang tidak bisa. Semakin terbongkar, betapa selama ini banyak kesalahan yang telah kulakukan. Astaghfirullah. Kutahu, belajar tahsin menjadi terasa semakin berat. Hanya atas pertolongan Allah saja kami akan bisa mempelajari dan memahaminya. Ya Allah, mudahkanlah kami dalam mempelajari Al Qur'an, dalam membaca dan menghafalkannya, juga dalam mengamalkannya. Ampunilah kami karena masih banyak kesalahan yang kami lakukan. Astaghfirullah.

6 comments:

Zen said...

Luasnya ilmu Allah. Itu aja baru sebagian kecil dari qiraah hafs min ashim. Belum keseluruhan tujuh qiraah yang mutawatir. Apalagi ditambah tiga qiraah yang diragukan jalurnya. Plus tiga qiraah lagi yang dhoif.

Di qiraah hafs min ashim aja kitabnya ada banyak. Yang kuingat matan Al Jazari, sama yang Al Jamzuri (lupa nama matannya).

Alif Kiky Listiyati said...

Saya pengen belajar tahsin. Bagi-bagi ilmu lagi mbak

Nindyah Widyastuti said...

Masya Allah, baarakallahu fiik Mas Zen. Saya menggunakan Matan Al Jazari sama Tuhfatul Athfal

Nindyah Widyastuti said...

Aduh jadi malu. Ini saya juga belum bisa, baru teorinya Mba. Praktiknya mah, masih banyak salah, saya.

MS Wijaya said...

Perlu VN nih mba biar tau contohnya gmn??

Nindyah Widyastuti said...

Saya baru mulai belajar Mas Ian, belum bisa kasih contoh konkrit. Maafkan