Monday, February 22, 2021

Berbagi

Bismillaahirrahmaanirrahiim


"Mi, rotinya buat ibu itu, ya," tetiba si sulung bicara sambil mengambil sebuah roti. Saat itu kami sedang duduk di mobil menunggu para jagoan salat Maghrib. Kami yang sedang tidak salat, setia menunggu di dalam mobil. 


Mendengar ucapan si sulung, otomatis, mata saya mencari sesosok yang dia sebut "ibu". Siapakah dia, gerangan? Sambil mencari-cari, mata ini mengikuti langkah kaki anak gadis. Dia berjalan tergesa ke arah seorang perempuan tua yang sedang mengambil botol plastik bekas di tong sampah. Lalu diulurkannya roti itu. "Ini buat ibu," tuturnya sambil tersenyum malu.

"Terima kasih, Neng. Semoga pinter sekolahnya, jadi anak sholih," sambut perempuan itu dengan mata berbinar.


Berbagi, memang tidak harus dengan uang yang banyak. Sepotong roti pun bisa membahagiakan orang yang menerima. Karena ia membutuhkan. 


Dan, karena anak-anak, memang tidak selalu memiliki uang untuk disedekahkan, maka apa pun yang dimiliki bisa diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Seperti kisah sepotong roti itu. Meski terkesan receh, tapi bisa sangat berarti bagi mereka yang benar-benar membutuhkan.


Bagi sebagian orang, mungkin sepotong roti tidak ada harganya. Bahkan, bisa jadi juga tidak bermanfaat dan kadang sampai terbuang percuma. Jadi mubadzir. 


Sepenggal kisah di atas, mengingatkan saya tentang kisah seorang ustadz yang berbagi makanan dengan beberapa semut. Yang menarik, kejadian itu dialami sang ustadz saat harus mendekam di penjara. Secara logika, orang yang dipenjara, tentu dalam keadaan serba kekurangan. Namun, keterbatasan itu tidak membuat sang ustadz kehabisan akal untuk bersedekah. Karena sedekah sudah menjadi life style-nya, maka di mana pun, kapan pun, akan selalu dilakukan.


Ternyata, kegemaran sang ustadz dalam bersedekah, telah mempermudah berbagai urusannya di dunia. Termasuk takdirnya yang harus merasakan dinginnya lantai hotel prodeo. Karena setelah keterpurukannya itu, beliau banyak mendapatkan pencerahan yang akhirnya mengantarkan beliau ke gerbang kesuksesan.


Hal itu tidaklah mengherankan karena memang Allah telah menjanjikan kepada hamba-Nya yang suka bersedekah dengan berbagai kemudahan dan kenikmatan. Seperti dalam hadits ini.

"Allah Ta'ala berfirman (dalam hadits qudsi): 'Wahai anak Adam, berinfaqlah, niscaya Allah akan memberikan nafkah kepadamu.'" (HR. Al-Bukhari)

No comments: