Tuesday, February 9, 2021

Astaghfirullah

Bismillah


Alhamdulillaah, akhir-akhir ini, banyak sekali kekecewaan yang saya alami. Di rumah, juga di sekolah tempat saya mengabdi dan mencari mata pencaharian membantu suami.  Dan juga di tempat bisnis. Mungkin ini merupakan teguran dari Allah karena saya sudah jauh dari-Nya.

Ya, akhir-akhir ini, saya jarang sekali salat malam. Badan rasanya lelah setelah seharian bekerja dan menemani anak-anak belajar. Tidur hampir selalu di atas pukul sepuluh malam. Tak heran bila mata pun berat untuk membuka. Rasanya pedih. Mungkin efek terlalu banyak menatap layar hp dan laptop juga.

Ingin menangis, tapi malu. Rasanya ingin mengadukan semua ini kepada Allah di hening sepertiga malam terakhir. Namun, keinginan hanya tinggal angan. Badan terasa berat untuk bangkit dari balik selimut hangat. Meski alarm telah berbunyi, tetap saja meringkuk. 

Astaghfirullah ....

Ini mungkin akibat begitu banyak dosa yang telah saya perbuat. Terlalu banyak melalaikan ibadah kepada-Nya. Terlalu asyik dengan kesibukan dunia yang tak pernah usai. Tilawah keteter, hafalan tak terpegang, puasa berantakan.

Astaghfirullah ....

Alhamdulillaah, Allah masih menegur saya. Semoga ini pertanda, Allah masih menyayangi saya. Masih memberi kesempatan kepada saya untuk berbenah. Untuk memperbaiki diri, menjadi pribadi yang lebih baik daripada kemarin.

Memang, akhir-akhir ini, saya merasa berada di titik terendah. Menjadi istri yang tak berguna, ibu yang tak bermanfaat, guru yang tak becus. Betapa hinanya diri ini.

Astaghfirullah ....

Kini, kesadaran itu perlahan muncul, meski masih malu-malu. Ada azam untuk menjadi lebih bermakna. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang-orang tercinta.


Dan, kuncinya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Mendawamkan puasa, tilawah one day one juz, sedekah, menghafal Al-Qur'an, dan salat malam. Itu yang harus dibiasakan kembali.

Semoga, dengan merutinkan ibadah itu, hati menjadi tenang, anak-anak mudah diarahkan, suami tidak dikecewakan, pekerjaan tuntas. Aamiin yaa rabbal'aalamiin.

Hanya saja, tidak mudah memang, mengaplikasikannya. Perlu tekad membaja dan dukungan dari orang-orang sekitar. Keluarga dan juga teman-teman. Tapi, apakah saya bisa, meminta bantuan mereka? Bibir ini terasa kelu, hati ini merasa malu untuk mengungkapkan isinya.

No comments: