Saturday, April 27, 2024

Agar Amalan Diterima Allah

Bismillah


Kajian di Rizq Palace, Makkah, bersama Ustadz Sona'i Abdurrahman, Lc.
Selasa, 28 Juni 2022


Inilah salah satu enaknya ikut KBIH Daarutakwien ata Data, yaitu selalu ada kajian dari ustadz, sehingga ilmu dan wawasan kami bertambah. Jazakumullahu khairan katsira Ustadz Faiz dan Ustadz Sona'i. Kemarin Ustadz Faiz yang mengisi karena Ustadz Sona'i belum sampai di Makkah. 


Amal tanpa ilmu, amalannya ditolak.
Ilmu dan amal tidak bisa dipisahkan. 
Taklid: melakukan ibadah hanya sekadar ikut-ikutan, tanpa ilmu.

Dalam melakukan kebaikan, harus berprinsip bahwa apa yang diamalkan itu ada perintah/contoh dari Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam.

Ibadah >>> melakukan sesuatu yang memiliki keterikatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada Allah.

Taqdimul Aham
Dahulukan yang paling penting dari yang penting. Dahulukan yang penting daripada yang tidak penting.

Jika melakukan ibadah tapi dengan mendzalimi orang lain, maka ibadahnya tidak diterima.

Melihat apa pun, utamakan husnudzon (berbaik sangka).

Ketika melihat kesalahan orang, itu karena kita bisa menutupi aib kita, sedangkan orang tersebut belum mampu. Dan, yang jelas, Allah telah menutupi aib kita.


Allah menutupi aib kita, selama kita mampu menutupi aib saudara kita.


Menakjubkan perkara orang mukmin. Semua bernilai ibadah. Diberi nikmat, ia bersyukur. Diberi kesempitan, ia bersabar.

Agar seluruh aspek kehidupan kita bernilai ibadah:
1. Niat
2. Awali dengan doa



Shalat Syuruq di Indonesia: waktu syuruq ditambah 5-7 menit 

Tanda waktu syuruq di Madinah: terbukanya kubah/payung, di Makkah: lampu taman dimatikan.

Amalan yang berkesinambungan akan mendatangkan kekuatan, meskipun sedikit.




KEUTAMAAN ISTIGHFAR
1. menghapus dosa
2. agar dapat menghadapi segala ujian hidup dan kehidupan kita
QS. Nuh: 10-12 (solusi kehidupan)
3. mempercepat proses diijabahnya doa oleh Allah
Waktu terbaik istighfar: waktu sahur, sebelum subuh/fajar
Lakukan istighfar dengan niat melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya.
4. Allah menajamkan pikiran kita, menghindarkan kita dari marabahaya


Perbanyak doa:
Doa adalah perintah Allah dan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam yang berisi permohonan dan permintaan.
Doa yang diajarkan Nabi kepada putrinya, Fatimah:



يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

Wahai Tuhan Yang Maha Hidup, wahai Tuhan Yang Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku, dan jangan Kau serahkan kepadaku meskipun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).
(HR. An-Nasa'i)


Doa yang diajarkan Nabi kepada istrinya Aisyah:






Anak setan
Yang terbesar: yang durhaka kepada orang tua
Curang dalam jual beli
Orang yang selesai shalat langsung berdiri, tidak berdzikir/berdoa/istighfar


Doa yang diijabah saat shalat:
Saat sujud
Sebelum salam

- minta mati dalam keadaan husnul khatimah
- taubat qabla maut
- yaa muqallibal ...
- rezeki yang berkah


Adab berdoa:
Berwudhu
Menghadap kiblat
Dengan khusyuk, tenang
Dengan suara lembut 
Mengangkat kedua tangan 
Tidak tergesa-gesa
Hindari mengatur Allah


Waktu yang diijabah:
Setiap selesai shalat
Saat sujud
Saat tahiyat akhir
Sepertiga malam terakhir
Hari Jumat bada Ashar
Pada saat safar
Bulan Ramadhan: saat berbuka dan sahur
10 hari pertama bulan Dzulhijjah

Nafar Awal: menginap 2 hari : 49 batu kerikil
Nafar Tsani: menginap 3 hari: 70 batu kerikil

Keluar dari Mina sebelum matahari tenggelam 




Friday, April 26, 2024

Al Fatihah: 5-7

Bismillah


Kajian di tenda Mina
Ahad, 10 Juli 2024 (11 Dzulhijjah 1443 H)
Ustadz Sona'i Abdurrahman, Lc.

Penyebab kita masuk surga bukan amalan kita, tetapi rahmat Allah.

Orang yang keimanannya sudah tinggi, ia beribadah bukan karena mengharap surga yang merupakan makhluk Allah, tetapi hanya mengharap ridho Allah.

اللهم إنا نسألك رضاك و الجنة و نعوذ بك من سخطك والنار

Meski sekarang level kita masih mengharapkan surga Allah, Allah akan membimbing kita untuk mendapatkan maqam seperti orang yang keimanannya sudah tinggi, hanya mengharap ridho Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِيَّا كَ نَعْبُدُ وَاِ يَّا كَ نَسْتَعِيْنُ

"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (QS. Al-Fatihah: 5)


Al-Qur'an berisi:
1. Kisah
2. Pendidikan; Allah mengajarkan kepada kita bagaimana cara beribadah, berdoa, akhlak, cara mengungkapkan kekhawatiran kita 
3. Berita masa lalu dan masa yang akan datang

*Tunaikan kewajiban (menyembah Allah), maka hak (pertolongan Allah) akan diberikan.
Menegaskan tentang dua hal: kewajiban dan hak

*Meniadakan tuhan selain Allah
*Mementingkan hak Allah
Give and take
>>> Makan di restoran: bayar dulu baru makan, seperti restoran di Eropa atau Timur Tengah
>>> Mengucapkan salam; memberi dulu baru menerima


QS. At Taubah: 111
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَ مْوَا لَهُمْ بِاَ نَّ لَهُمُ الْجَــنَّةَ ۗ يُقَا تِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَ يُقْتَلُوْنَ ۗ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰٮةِ وَا لْاِ نْجِيْلِ وَا لْقُرْاٰ نِ ۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَا سْتَـبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖ ۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung."
(QS. At-Taubah: Ayat 111)

*Mengapa "kami" bukan "saya"?
Nahniyah: kami
Ananiyah: sendiri, ego
>>> Allah mengajarkan kepada kita agar selalu mengedepankan nahniyah/kebersamaan

*
Tidak melakukan sesuatu kecuali atas perintah Allah. 
Tidak merencanakan sesuatu kecuali atas izin Allah. 

Sembah Tuhanmu sampai keyakinan (kematian) menjemput. 
Segala sisi kehidupan kita harus bernilai ibadah.

Pertolongan Allah:
1. Mutlak, tanpa keterlibatan makhluk : pahala, selamat dari azab
2. Allah yang mengizinkan melalui perantara makhluk, misalnya minta tolong kepada tetangga.
Contoh: ketika Nabi Musa sakit gigi dan meminta kesembuhan kepada Allah, maka Allah menyuruhnya untuk makan suatu daun. Dan sembuh.
Saat sakit kedua, Nabi Musa langsung makan daun tersebut, tetapi tidak sembuh. Hal ini terjadi karena Nabi Musa bergantung kepada daun, bukan kepada Allah.

Ibnu Abbas: 
Suatu hari aku berada di belakang Nabi, beliau bersabda, "Wahai Ghulam, aku akan mengajarkan suatu kalimat: Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu. (Laksanakan perintah Allah, Allah akan menjagamu)
Hindari larangan -larangan Allah, maka akan mendapatkan solusi dari Allah. 
Kalau mau bertanya, bertanyalah kepada Allah, kalau minta tolong, mintalah tolong kepada Allah.


اِهْدِنَا الصِّرَا طَ الْمُسْتَقِيْمَ 

"Tunjukilah kami jalan yang lurus,"
(QS. Al-Fatihah: Ayat 6)


* ila: petunjuk diperoleh setelah kita berusaha
Tanpa "ila", petunjuk yang langsung diberikan oleh Allah

Shiroth: bentuk tunggal
Kalau "Sabil", "Thariq" ada bentuk jamaknya 

Shiroth>>> sudah pasti jalan yang bagus 
Jalan yang lurus: 

صِرَا طَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّيْنَ

"(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (QS. Al-Fatihah: 7)

Al Kahfi: 79-82
Aamiin: Ya Allah, perkenankan doa kami
Aamin: orang yang terpercaya 
Kalau amin diucapkan bersamaan dengan malaikat, maka Allah akan mengampuni dosa kita.


Wednesday, April 24, 2024

Tafsir QS. Al Fatihah (Ustadz Sona'i)

             Bersiap untuk melempar jumroh 

Bismillah

Mina, Ahad, 10 Juli 2022 (11 Dzulhijjah 1443 H.)

Kajian ini disampaikan oleh Ustadz Sona'i di tenda Mina. Yang mengherankan, saat di tenda kami mengadakan kajian, tenda sebelah marah karena merasa terganggu. Padahal kajian dilaksanakan di siang hari, bukan malam hari. Akhirnya, kajian dilakukan tanpa menggunakan loud speaker


QS. Al Fatihah termasuk surat Makkiyah (turunnya sebelum hijrah).

Kalau Madaniyah setelah hijrah.


Makkiyah dan Madaniyah menyifati masa, bukan tempat.

Rasulullah berdakwah di Makkah 13 tahun: 3 tahun sembunyi-sembunyi, 10 tahun terang-terangan.

Di bukit Shafa Rasulullah mengumpulkan saudara-saudaranya.
Shafa: bersih
Sa'i: kita disuruh berusaha, ikhtiar menjemput takdir Allah. Hal ini mendidik kita, bahwa saat ikhtiar jangan pernah menyerah karena Allah pasti memberikan rezeki. Hanya saja kita tidak tahu kapan pertolongan Allah itu akan datang.

Quraisy: at-taqarusy: himpunan: menghimpun sekian banyak suku yang berasal dari Nabi Ibrahim 'alaihissalam.
Al qursyu: hiu yang selalu dikawal ikan-ikan kecil
Quraisy didampingi oleh suku-suku yang kecil.


Isteri Abu Jahal: Arwa (Ummu Jamil)



Al Fatihah turun sebelum hijrah.

Al-Qur'an diturunkan sedikit demi sedikit:
1. agar mudah dihafal
2. agar mudah dipahami
3. menjaga keabsahan dan validitas Al-Qur'an. Setiap turun ayat, ada sahabat yang mencatat dengan disaksikan oleh para saksi.

Abdul Aswad Abdul Ali: memberikan tanda titik dan harakat pada mushaf Al-Qur'an yang ditulis pada masa Utsman bin Affan. 

Al Fatihah diturunkan sebelum/setelah Isra Mi'raj. 
Al Fatihah: pembuka Al-Qur'an
Keutamaan: menjadi pembuka bagi setiap yang tertutup
Ummul kitab/Qur'an
Tujuh ayat yang berulang-ulang (sab'ul matsani)
Al Kafi: cukup
Syukri: surat syukur
Surat doa
Suratul Kanzun: perbendaharaan
Suratul Ibadah: ada ayat iyyaka
Asysyafiyah: obat
Suraturroqiyah: orang yang meninggi/pembela/pelindung
Suraturrukyah
Suratusysyafaah
Suratul Hamdi: memuji
Suratul Kamilah: sempurna

Imam Hanafi: makmum tidak perlu membaca Al Fatihah, bila bacaan imam terdengar.
Imam Syafi'i: wajib membaca Al Fatihah setelah imam selesai membacanya.

Ayat 1: بسم الله الرحمن الرحيم
"Saya bekerja, saya melakukan apa pun disertai dengan menyebut nama Allah." 
Maka, pekerjaan ini mengandung berkah karena dimulai dengan menyebut asma Allah.

Nama: sumukun: dijunjung tinggi
Samatun: ciri, ciri tertentu untuk memberikan kesan yang bagus 
Ismullah: ciri, harus dijunjung tinggi
Setiap kebaikan yang tidak dimulai dengan basmalah, akan terputus kebaikannya.

Tidak ada alif karena 
- orang Arab suka yang simpel 
- Allah mengajarkan kepada Nabi seperti itu 
- agar hurufnya lengkap 19 huruf >>> Al Muddatssir: 30
Orang yang mendawamkan basmalah akan selamat dari neraka saqar dan membaca
 لا حول ولا قوة الا بالله 
(19 huruf juga) akan diberi kemudahan.

Jumlah ayat, jumlah surat di dalam Al-Qur'an bisa dibagi dengan 19.

Jumlah basmalah dalam Al-Qur'an: 114.
Ayat 30 di dalam surat Al-Qur'an, berisi informasi penting.
اسم
Ada 19 di dalam Al-Qur'an, di luar basmalah.
 
الله bukan bahasa Arab karena Allah sendiri yang menamai

Walaha: mengherankan dan menyebabkan decak kagum bagi peneliti

اله : tuhan 
Disebut tuhan
Al marhub: harapan
Ditakuti
Al mahbub: Dicintai

الله
Tanpa Alif: lillah
Lam pertama dibuang: lahu: milik Allah

Demikian tafsir QS. Al Fatihah ayat pertama. Ini pun belum tuntas dan lengkap karena keterbatasan waktu. 



Bab. Menunjukkan Kepada Kebaikan & Mengajak Kepada Kebenaran Atau Kesesatan



*KAJIAN RABU Tanah Tinggi Tangerang* 

 📝 *RIYADUSH SHALIHIN* 📝
( _Bab. Menunjukkan Kepada Kebaikan & Mengajak Kepada Kebenaran Atau Kesesatan_)

🎙️ *Ustadz Djazuli Ruhan Basyir, Lc.* 
*حفظه الله تعالى*

🕌 Masjid Al Hakim

📆 24 April 2024


🌿🍂🌿🍂🌿🍂🌿🍂

 *MUKADIMAH*

Bab ini menjelaskan tentang salah satu akhlak mulia seorang muslim adalah bisa selalu aktif mengajak orang lain kepada jalan kebaikan dalam segala hal yg membawa manfaat. Kebaikan berarti segala sesuatu yang bermanfaat untuk ibadah kita, dan harta yang bermanfaat bagi kita adalah harta yang membawa kebaikan bagi seorang muslim.

Diantara doa yang Allah Ta’ala ajarkan dalam Al Qur’an adalah doa:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka.” 

(QS. al-Baqarah : 201).

Mengajak pada kebaikan memiliki makna yg luas dari pada dakwah, tidak semua ajakan pada kebaikan adalah dakwah, karena dakwah lebih sempit cakupan nya, dakwah sendiri berarti mengajak manusia mengenal agama, kembali kepada Allah dan tauhid. 
Dan syarat orang berdakwah harus memiliki ilmu agama. Tidak boleh seorang yg awam / tanpa ilmu mengajak kepada satu hal permasalahan dalam agama. 

Orang yang berakhlak baik akan selalu aktif mengajak orang lain pada kebaikan dan tidak menunggu kebaikan namun menjadi perintis/memulai dan memotivasi kebaikan itu sendiri.

🔷 Dakwah dibagi 2 macam, yaitu :

1️⃣ Dengan ucapan/lisan
Tidak boleh membicarakan hal tertentu yg berkaitan dengan agama tanpa memahami hal yg dibicarakan/disampaikan

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا

"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."

(QS. Al-Isra' 17: Ayat 36)

2️⃣ Dengan perbuatan
Merupakan hal yang lebih efektif dan dekat kepada pertolongan Allah dibandingkan dakwah dengan lisan, karena manusia itu melihat kepada keteladanan/panutan

" _Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a’yun, waja’alna lil muttaqina imama_ ."

Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.”

📌Faedah ayat :

▪️Sukses dalam dakwah terkhusus kepada keluarga adalah dengan banyak DOA. Karena doa senjata terbaik seorang muslim dalam merubah sesuatu dan mengajak kepada kebaikan

▪️Berhasilnya dakwah adalah dengan menyertakan contoh bukan sekedar bicara tanpa praktek

🔷 *Hal yang Berkaitan Dengan Dakwah*

🔹Bersifat ketat

🔹Wajib memiliki ilmu saat menyampaikan dakwah, selama materi yg disampaikan adalah hal yg berkaitan dengan agama maka itu adalah dakwah

🔹Memiliki metode dakwah yaitu hikmah (menempatkan sesuatu pada tempatnya).

Dakwah disampaikan dengan kelembutan sampaikan dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti dan sesuaikan dengan karakter orang, tingkat intelektual dan pemahaman, waktu dan tempat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِا لصَّلٰوةِ وَا صْطَبِرْ عَلَيْهَا ۗ لَا نَسْــئَلُكَ رِزْقًا ۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَا لْعَا قِبَةُ لِلتَّقْوٰى

"Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa."

(QS. Ta-Ha 20: Ayat 132)

🔷 *Cara Berdakwah*

1️⃣ Dengan hikmah
Melihat suatu kondisi atau menyesuaikan keadaan

2️⃣ Dengan nasehat
Tidak selalu perbuatan itu memberi pengaruh, terkadang diperlukan penjelasan melalui lisan

3️⃣ Dengan dialog/debat bukan untuk menjatuhkan namun utk mengingatkan dan menasehati

4️⃣ Tidak selalu menggunakan dalil namun bisa juga dengan cara yg logis

5️⃣ Menerima dan mengamalkan ilmu tunduk kepada dalil Al quran & sunnah yang akan menjadi sebab Allah akan mengangkat derajat kita.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَا كَا نَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗۤ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًا

"Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata."

(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 36)

🔷 *Hadist dan Quran yang Berkaitan Dengan Kebaikan*

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 104)

🔷 *Makna Umat dalam Al quran*

▪️Agama

▪️Waktu yang panjang/bertahun2

▪️Panutan

▪️Sekelompok manusia

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ، مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ

“Sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka kebaikan dan penutup pintu keburukan. Dan sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Berbahagialah orang-orang yang Allah jadikan sebagai pembuka kebaikan melalui tangannya. Dan celakalah orang-orang yang Allah jadikan sebagai pembuka keburukan melalui tangannya.” 

(HR. Ibnu Majah no. 237, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no. 297, Ath-Thayalisi dalam Al-Musnad no. 2082 dan Al-Baihaqi Syu’abul Iman no. 298. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1332)


🔷 *Keutamaan Mengajak Kepada Kebaikan*

Mendapatkan aliran pahala yang tidak putus
Karena menjadi wasilah bersambung nya ilmu dan sebab kebaikan yg sama dengan orang yg mengamalkan nya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikit pun juga. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang-orang yang mengikutinya, tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun juga.” 

(HR. Muslim, no. 2674)


✔️ *Silahkan share sebanyak-banyaknya semoga menjadi wasilah pahala jariyah bagi kita semua*

📍 _Semoga bermanfaat & jangan lupa untuk mengamalkan ilmunya_

❌ ```Tidak dibolehkan merubah catatan yang sudah ada tanpa ijin notulen```

Kesempurnaan hanya milik Allah kekurangan dan kealpaan dalam penulisan dan penyampaian sudahlah pasti milik saya pribadi

🙏 _Mohon Maaf Lahir Bathin & Semangat Menuntut Ilmu_

📝 _Ita Ummu Nanda_

Monday, April 22, 2024

Review "Hijrah"



Judul paket buku: Muhammad Teladan Sepanjang Zaman; Perjalanan Penuh Pengorbanan Mewujudkan Harapan 
Judul buku: Hijrah
Penulis: Halfino Berry, dkk.
Penerbit: Sygma Media Inovasi
Cetakan: pertama, Oktober 2021
ISBN: 978-623-6075-29-6
Tebal buku: 72 hlm.


Bismillah


Buku "Hijrah" ini merupakan salah satu buku dari paket buku Mumtasz (Muhammad Teladan Sepanjang Zaman) yang diterbitkan oleh Sygma. Sebagaimana judulnya, buku ini memang berisi sirah Nabawi, sejarah perjalanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Selain Mumtasz, buku-buku Sygma lainnya yang menceritakan kehidupan Rasulullah adalah Mute (Muhammad Teladanku) dan Ratu (Rasulullah Teladan Utama). Alhamdulillaah, saya sudah punya paket Mute.



Karena sudah punya Mute dan sudah pernah belajar dan membaca Sirah nabi di buku lain, saya kurang tertarik membaca Mumtasz. Padahal buku ini tersedia di perpustakaan sekolah tempat saya mengajar. Pikir saya, pasti isinya sama saja dengan buku-buku siroh lainnya. Astaghfirullah, ada kesombongan dalam diri saya. Semoga Allah ampuni, aamiin.



Tapi, setelah membacanya, ternyata buku ini berbeda dengan yang lainnya. Dan, memang, setiap membaca buku, meskipun dengan tema yang sama, pasti akan ada ilmu baru yang belum kita dapatkan sebelumnya. MaasyaaAllah. Dan, itu saya temukan di buku Mumtasz ini. 


Di buku "Hijrah" ini, yang merupakan buku ketujuh, ada kisah tentang perjalanan hijrah Rasulullah dan para sahabatnya. Dan, buku ini menceritakan perjuangan beliau dan para sahabatnya itu dengan sangat detail, sehingga saya merasa takjub dan ikut merasakan beratnya perjuangan hijrah tersebut. 



Diceritakan bagaimana para sahabat harus memulai perjalanan hijrah di malam hari dan dengan sembunyi-sembunyi supaya tidak diketahui oleh kaum kafir Quraisy. Namun, meskipun begitu, masih saja ada yang ketahuan dan akhirnya gagal berhijrah dan bahkan harus berpisah dengan suaminya, seperti kisah keluarga Abu Salamah.



Namun, ada juga yang berhijrah secara terang-terangan, bahkan malah menantang siapa pun yang berani menghalanginya. Siapakah itu? 
Siapa lagi kalau bukan sang pemberani dan tak terkalahkan, Umar bin Khattab. Hanya beliau yang berani hijrah di siang hari tanpa hambatan apa pun. MaasyaaAllah.



Lalu, kisah perjalanan hijrah Rasulullah yang dimulai dari ketika beliau keluar rumah dan melewati orang-orang kafir yang hendak membunuh beliau. Beliau bisa berjalan dengan tenang tanpa mereka lihat. Karena beliau membaca QS. Yasin ayat 1-9. Atas izin Allah, kaum kafir itu tidak melihat saat Rasulullah berjalan melintasi mereka. 




Ternyata, taktik ini juga digunakan oleh para pejuang Hamas saat menyerang tentara isrewel. Mereka membaca QS. Yasin ayat 9.



وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَ غْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ


"Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat."
(QS. Ya Sin: Ayat 9)


Atas izin Allah, para pejuang Hamas itu pun tidak terlihat oleh tentara isrewel maupun kendaraan perangnya, yang katanya dilengkapi dengan sensor super canggih. Namun, makar Allah lebih hebat daripada mereka. MaasyaaAllah.



Itulah beberapa kisah yang, InsyaaAllah tidak atau jarang diceritakan di buku-buku siroh lainnya. Kabar baiknya lagi, meskipun buku ini dimaksudkan untuk anak-anak, tetapi tetap layak dikonsumsi oleh orang dewasa bahkan lansia. Bahasanya sederhana dan mudah dimengerti, namun tidak kekanak-kanakan. 



Setiap keluarga muslim hendaknya memiliki buku ini, agar lebih memahami siroh sehingga bisa lebih mencintai dan meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻



Sunday, April 21, 2024

Semoga Istiqamah



Bismillaah

Ramadan telah pergi. Entah kapan dia akan menemui kita lagi. Masihkah ada kesempatan di tahun depan? Wallahu a'lam. Namun kita tak henti memohon kepada-Nya agar bisa bertemu lagi dengannya.

Ramadan yang hadir setiap tahun, selalu meninggalkan kenangan indah yang selalu tak sama. Kenangan manis yang mengusik kalbu dan menggetarkan ruhiyah.


Ramadan tahun ini, alhamdulillaah Allah berikan banyak ilmu dan kesempatan untuk lebih banyak merenung dan bermunajat. Kesempatan menimba ilmu dari para masyaikh langsung dari Arab Saudi, meskipun hanya melalui Zoom meeting. MaasyaaAllah, nikmat yang sangat luar biasa. Gratis, pula. Sayangnya, saya tidak bisa mengikuti semua kajiannya. 



Di Ramadan tahun ini pula, saya mendapatkan semangat yang lebih tinggi untuk menghidupkan sepuluh malam terakhir dan memperbanyak tilawah. Namun, qadarullah, justru capaiannya menurun dibandingkan tahun lalu. Tahun ini hanya bisa khatam 2,5 kali padahal tahun kemarin bisa 3 kali. Alhamdulillaah 'alaa kulli haal. 



Ramadan tahun ini, anak-anak sudah mulai semangat i'tikaf, walaupun belum semuanya dan belum full. Tetapi, itu juga patut disyukuri. Semoga tahun depan, Allah berikan nikmat bertemu dengan Ramadan kembali dan kami bisa beri'tikaf sekeluarga bersama-sama. Aamiin yaa mujibassaailin. 🤲🏻



Sedihnya, Ramadan tahun ini, kami ditinggalkan oleh orang tua kami tercinta. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa beliau, Allah terima amal ibadah beliau, dan Allah tempatkan beliau di tempat yang mulia di sisi-Nya. Aamiin.


Ramadan telah pergi, tetapi ibadah tak boleh kendor. 

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali berkata:

"Siapa yang selesai melakukan suatu ketaatan maka tanda diterimanya ketaatan tersebut adalah dilanjutkannya ketaatan tersebut dengan ketaatan yang lain. Sedangkan tanda ditolaknya ketaatan tersebut adalah dilakukannya kemaksiatan setelah ketaatan tersebut. Kebaikan yang paling baik adalah kebaikan yang dilakukan setelah keburukan sehingga menghapus dosanya. Keburukan yang paling buruk adalah keburukan yang dilakukan setelah kebaikan sehingga bisa menghapusnya."


Ya Allah, mudahkanlah kami agar selalu berada dalam ketaatan kepada-Mu. Terimalah amal ibadah kami, puasa kami, shalat kami, tilawah kami, sedekah kami, dan semua amal ibadah karena kami, aamiin yaa rabbal'aalamiin 🤲🏻

Friday, April 19, 2024

Pedas Itu Enak?


Sumber: https://hellosehat.com/gigi-mulut/cara-lidah-mengenal-rasa-makanan/

Bismillah


Saat ini, makanan pedas sedang menjamur. Dilihat dari tersedianya makanan tertentu dengan level kepedasan yang bermacam-macam. Dan, banyak makanan yang ditawarkan ke konsumen, merupakan makanan pedas yang juga diembel-embeli dengan challenge kepedasannya. Seolah-olah nggak keren kalau nggak makan yang pedas-pedas.



Di balik itu, memang banyak orang yang suka dengan makanan pedas. Beberapa teman saya bahkan, sangat suka pedas. Sampai-sampai, saat makan bakso, saking banyaknya sambal yang dituangkan ke mangkuknya, maka dijuluki "sambel dibaksoin", bukan bakso disambelin. Dan, warna kuahnya pun sangat merah, karena sambal yang dituangkan sangat banyak. 



Memang enak sih, makan makanan pedas. Sering, kita kurang berselera makan bila tidak ada rasa pedas. Dan, memang pedas menjadi mood booster tersendiri agar nafsu makan bertambah. 



Saya sendiri juga suka pedas. Bahkan, bila makan nasi tidak ada sambal, saya pun akan makan dengan cabai utuh, langsung digigit bersama nasinya. Demi ada rasa pedas. 



Namun, sekarang saya agak mengurangi makanan pedas karena pernah sakit diare dan sampai dirawat di rumah sakit. Ternyata hal itu bisa menyebabkan trauma sehingga saya bisa menahan diri untuk tidak makan makanan yang terlalu pedas, sewajarnya saja. 



Walaupun begitu, saat pergi haji, makanan pedas menjadi makanan yang paling dicari. Karena menu makanan di Makkah dan Madinah memang rata-rata plain, tidak seperti di Indonesia. Oleh karena itu, saos sambal menjadi barang yang sangat dicari-cari. Bahkan, banyak jamaah haji yang membawa bekal sambal dari Indonesia, seperti saya. Waktu itu saya bawa sambal pecel yang dalam waktu singkat langsung habis. 


Bagaimana dengan keluarga saya? Sama seperti mayoritas masyarakat Indonesia, mereka pun suka pedas walaupun berbeda-beda level. Tapi, rata-rata, kami suka yang sedang saja, bukan yang level tinggi. Kecuali anak nomor tiga. Dari kecil suka pedas, bahkan ketika pertama kali mondok, salah satu item yang tidak boleh ketinggalan saat menyiapkan bekal adalah saos sambal. Sampai sekarang, kalau makan mie, pasti yang pedas-pedas, yang buat saya sendiri kadang tidak sanggup dan tidak berani memakannya. 



Menurut https://www.gramedia.com/literasi/pedas-bukanlah-rasa-tetapi/, pedas ternyata bukan merupakan rasa, tetapi sensasi. 


"Cabai atau tumbuhan lain yang meninggalkan sensasi pedas mengeluarkan zat kimia bernama kapsaisin. Kapsaisin sendiri merupakan komponen aktif dari cabai atau tumbuhan lain yang sejenis. Kapsaisin akan menyebabkan iritasi atau sensasi terbakar bila dikonsumsi atau sekadar bersentuhan dengan jaringan manapun."


MaasyaaAllah, saya baru tahu, kalau pedas bukan rasa, tapi sensasi. Karena rasa yang bisa diindera oleh lidah hanya empat, yaitu manis, asam, asin, dan pahit seperti yang terlihat di gambar.




Thursday, April 18, 2024

Perempuan Hebat Itu Telah Pergi



Bismillah


Ahad, 7 April 2024 atau 27 Ramadan 1445 H, menjadi hari terakhir kami bersamanya. Setelah sakit sejak hari Senin sebelumnya, berarti sekitar enam hari, kini, beliau tidak merasakan sakit lagi. Allah telah memanggilnya untuk selama-lamanya. 



Beliau, Ibu Sujiati, ibu mertuaku, ibu suamiku, nenek anak-anakku. Salah satu perempuan hebat yang pernah ada dalam hidupku. Perempuan hebat yang telah membuatku mampu menjalani kehidupan dengan lima anak. Tanpanya, aku bukan apa-apa. 



Beliau sangat menyayangi kami, bahkan cenderung memanjakan. Ya, bukan hanya cucunya, anak dan menantunya pun dimanjakan. Dari segi makanan maupun pekerjaan. Beliau lebih suka sibuk sendiri dan tidak ingin melihat kami mengerjakan hal-hal yang masih bisa beliau lakukan. Bahkan, beliau pernah merasa tidak berguna saat kami mencoba mengambil alih pekerjaannya. Alhasil, kami pun membiarkan beliau bekerja sesuai keinginannya, daripada beliau merasa tak bermanfaat.



Dari segi makanan, beliau paling tahu makanan favorit kami masing-masing. Dari anaknya, menantunya, hingga kelima cucunya. Beliau hafal semua dan selalu berusaha memasakkannya untuk kami. Namun, jadinya ada sisi negatifnya. Anak-anak jadi ada yang pilih-pilih makanan. Bahkan, mereka tidak mau mengonsumsi makanan tersebut karena bukan embahnya yang membuat. Padahal, rasanya juga standar. 



Ya, ibu memang jago masak. Beliau membuka katering dan sangat hobi memasak. Sakit pun tidak dirasakan bila ada aktivitas memasak. Bisa dua hari tidak tidur, bila sedang sibuk memasak. Dan, rasa masakannya tidak ada duanya. Itu karena, beliau memasak dengan hati, kata suamiku, anaknya. Bumbunya pun, bumbu asli, bukan instan. Jadi, tak heran, bila rasanya juga mantap. Sedangkan, zaman sekarang ini, restoran pun banyak yang hanya menggunakan bumbu instan bukan yang diracik sendiri dari bahan-bahan yang masih segar. Makanya, rasanya tak seenak dan sesedap masakan perempuan hebat itu. MaasyaaAllah.



Kini, kami tak lagi bisa menikmati semua itu. Tepatnya, sejak kurang lebih empat tahun yang lalu, saat beliau terkena stroke dan tidak bisa beraktivitas lagi. Beliau hanya bisa berbaring di tempat tidur. Makan, minum, mandi, buang hajat, semua harus dibantu. Dan, semua itu dilakukan oleh laki-laki hebatku, suamiku, anak pertamanya. 


Laki-laki hebat itu terlahir dari perempuan hebat tersebut. MaasyaaAllah alhamdulillaah, aku dikelilingi oleh orang-orang hebat. 


Saat ibu meninggal, semua diurus oleh laki-laki hebatku itu. Dia yang memandikan, mengafani, menyolatkan, dan memakamkan. Walaupun, memang, ada yang membantu. Tapi, semua berjalan di bawah kendalinya. MaasyaaAllah, bi idznillah. Semua berjalan dengan lancar. 


Kini, perempuan hebat itu telah pergi dan tak lagi di sisi. Bisakah diri ini sehebat dirinya? Mendidik anak-anak sehebat lelaki hebat yang telah dilahirkannya itu?
Hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan, ya Allah. Mampukan, mudahkan aku agar dapat mendidik anak menjadi anak-anak yang taat kepada-Mu dan kepada kami orang tuanya. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻

Saturday, March 30, 2024

Keluarga Perindu Surga



Bismillah

Disampaikan oleh Ustadz Miftahul Ulun, LC. di Pesantren Amal Jama'i, Sukabumi 

Sesungguhnya manusia adalah insan kebaikan. 
Al Baqarah: 1..

Untuk mendapatkan surga, para Rasul menderita dan kehilangan harta dunia.
Penduduk Palestina mendapatkan surga dengan kehilangan keluarga, rumah, harta, bahkan nyawa.

Kalau ingin masuk surga, beli!
Dengan kesusahan, kemelaratan, keshalihan diri dan keluarga kita. 

Syarat keluarga Perindu Surga:
1. Pertahankan keimanan seluruh keluarga, bersama-sama  beribadah kepada Allah.
 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَا تَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِ يْمَا نٍ اَلْحَـقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَاۤ اَلَـتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ كُلُّ امْرِیءٍ بِۢمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."
(QS. At-Tur: Ayat 21)


2. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا لَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَا جِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا
"Dan orang-orang yang berkata, Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Furqan: Ayat 74)


Berdasarkan ayat tersebut, agar menjadi keluarga perindu surga, maka perbaiki orang tuanya dulu, baru anak-anaknya. Karena ketika lahir, anak tidak tahu apa-apa. Orang tuanya lah yang menjadikan anaknya seperti apa. Maka orang tuanya dulu, maka anak-anak akan mengikuti.


3. Jaga keluarga kita dengan bertaqwa kepada Allah. Keluarga harus shalih agar bisa masuk surga. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَا فُوْا عَلَيْهِمْ ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."
(QS. An-Nisa': Ayat 9)



Salah satu inspirasi keluarga surga adalah keluarga Imran. Imran bukan seorang nabi, namun keluarganya menjadi teladan untuk kita semua. Mengapa? Karena anaknya dididik sejak dalam kandungan. Peran keluarga tidak bisa ditinggalkan. 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰۤى اٰدَمَ وَنُوْحًا وَّاٰلَ اِبْرٰهِيْمَ وَاٰ لَ عِمْرٰنَ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ 
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing),"
(QS. Ali 'Imran: Ayat 33)



اِذْ قَا لَتِ امْرَاَ تُ عِمْرٰنَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَـكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
"(Ingatlah), ketika istri `Imran berkata, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
(QS. Ali 'Imran: Ayat 35)



Pesantren sudah mendidik dan membiasakan ibadah, maka di rumah, orang tua juga harus begitu.

Harusnya orang tua yang lebih ingin memiliki anak-anak shalih, bukan ustadznya.


Semua keturunan Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim menjadi nabi. Tapi ketika tidak dijaga, maka akan menjadi kafir.  Mereka menjadi Yahudi dan Nasrani. 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا وَّ اِبْرٰهِيْمَ وَجَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَا لْـكِتٰبَ فَمِنْهُمْ مُّهْتَدٍ ۚ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
"Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami berikan kenabian dan Kitab (wahyu) kepada keturunan keduanya, di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka yang fasik."
(QS. Al-Hadid: 26)



ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلٰۤى اٰثَا رِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَاٰ تَيْنٰهُ الْاِ نْجِيْلَ ۙ وَجَعَلْنَا فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ رَأْفَةً وَّرَحْمَةً ۗ وَرَهْبَا نِيَّةَ ٱِبْتَدَعُوْهَا مَا كَتَبْنٰهَا عَلَيْهِمْ اِلَّا ابْتِغَآءَ رِضْوَا نِ اللّٰهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا ۚ فَاٰ تَيْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْهُمْ اَجْرَهُمْ ۚ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ


"Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) 'Isa putra Maryam; dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya. Mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka (yang Kami wajibkan hanyalah) mencari keridaan Allah, tetapi tidak mereka pelihara dengan semestinya. Maka kepada orang-orang yang beriman di antara mereka Kami berikan pahalanya, dan banyak di antara mereka yang fasik."
(QS. Al-Hadid: 27)



Thursday, March 28, 2024

Pentingnya Memaksimalkan 10 Hari Terakhir Ramadan


Bismillah


Kajian kali ini (Selasa, 26 Maret 2024) disampaikan oleh Syekh Dr. Sulthon Ath-Thubaisyi Hafizhahullah. Beliau merupakan profesor dan guru besar jurusan Hadits di Qism Dirosat Islamiyah King Saud University, Riyadh. Sedangkan penerjemahnya adalah Ustadz Andi Setio Hafizhahullah, yang merupakan alumnus LIPIA dan dosen di Madinah Salam.



Sepuluh malam terakhir bulan Ramadan dimulai dari hari ke-20, malam ke-21. Pada sepuluh malam terakhir ini, Rasulullah sangat bersemangat dalam beribadah, tidak seperti pada hari-hari lainnya. Bahkan beliau sampai mengencangkan sarungnya. 



Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim, no. 1175)

Dikatakan oleh istri tercinta beliau, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024 dan Muslim, no. 1174).


MaasyaaAllah, beliau yang sudah dijamin masuk surga, tetapi masih semangat dan giat beribadah. Seharusnya kita lebih giat lagi. Semoga Allah mudahkan 🤲🏻



Mengapa Rasulullah sangat bersemangat pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan? Tentunya karena waktu tersebut sangat istimewa, tidak seperti hari-hari yang lain. Apa keistimewaannya?



Pada sepuluh malam terakhir tersebut terdapat Lailatul Qadar, yang menurut Rasulullah, terdapat pada malam ganjil. 

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ وَالْتَمِسُوهَا فِي كُلِّ وِتْرٍ

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah pada malam-malam ganjil.” (HR. Bukhari, no. 2027 dan Muslim, no. 1167)


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ 
"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."
(QS. Al-Qadr: Ayat 3)


MaasyaaAllah, begitu banyak kemuliaan dan keberkahan malam Lailatul Qadar. Semoga Allah mudahkan kita untuk bisa mendapatkannya, aamiin.


Pada malam tersebut, kita disunnahkan untuk memperbanyak amal shalih, seperti:
- menjaga shalat fardhu dan shalat Tarawih,
- semangat membaca Al-Qur'an,
- semangat menjauhi dan meninggalkan kemaksiatan, 
- mengerjakan i'tikaf dengan tujuan untuk memfokuskan hati kita hanya beribadah kepada Allah, untuk menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat, dan untuk mencontoh perilaku Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.



Amal ibadah yang bisa dilakukan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan adalah sebagai berikut.

1. I'tikaf 
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat beri'tikaf adalah:
- dimulai pada malam ke-21,
- lakukan di tempat yang nyaman,
- jauhi teman yang berpotensi untuk mengajak ngobrol,
- boleh dilakukan 1-2 hari saja, atau 1-2 jam saja; niatkan i'tikaf meskipun hanya sebentar.



Beberapa syarat  i'tikaf yaitu tidak keluar dari masjid kecuali ada uzur, menghindari obrolan yang tidak bermanfaat, dan memperbanyak dzikir serta membaca Al-Qur'an.



2. Memperbanyak Qiyamullail
3. Memperbanyak Tilawatil Qur'an
     Usahakan bisa meng-khatamkan Al-Qur'an minimal satu kali dalam bulan Ramadan. 
4. Shadaqah
Karena shadaqah dapat menghapus kesalahan, menjadi sebab untuk kita mendapatkan naungan Allah nanti di Yaumil Akhir, dan dapat menyembuhkan penyakit. 


Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata,

1- Imam (pemimpin) yang adil.

2- Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya.

3- Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.

4- Dua orang yang saling mencintai karena Allah, di mana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah.

5- Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan, “Sungguh aku takut kepada Allah.”

6- Seseorang yang bersedekah lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.

7- Dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.” (HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031).

 

Dari Al-Aswad bin Yazid, dari ‘Abdullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ

“Mintalah kesembuhan penyakitmu (kepada Allah) dengan bersedekah.” (HR. Al-Baihaqi, 3:193. Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini hasan sebagaimana dalam Shahih Al-Jaami’, 3358)


5. Memperbanyak doa
Karena doa merupakan intisari ibadah. Sebaik-baik ibadah adalah berdoa kepada Allah (Yahya ...). Sahabat Urwah berdoa setiap hari, layaknya membaca Al-Qur'an setiap hari.

Doa pada malam Lailatul Qadar:

 عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini dibawakan oleh Imam Tirmidzi dalam bab “Keutamaan meminta maaf dan ampunan pada Allah”. Hadits di atas disebutkan pula oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom pada hadits no. 706.


Demikian amalan-amalan yang bisa kita lakukan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. 





Hadits-hadits di atas disalin dari: https://rumaysho.com

Tuesday, March 26, 2024

Tausiyah Ustadz Faiz

Ustadz Faiz
Rizq Palace, Makkah
22 Juni 2022

Bismillah



Sore itu, kajian pertama di Rizq Palace, Makkah. Karena Ustadz Sona'i belum datang, maka yang memberikan tausiyah adalah Ustadz Faiz. Ustadz Faiz ini, dulu pernah mengajar di sekolah yang sama dengan saya, jadi sudah kenal. Ternyata beliau sudah sering pergi umroh bersama jamaahnya.


Pada hari sebelumnya, beliau juga yang memimpin rombongan bus kami untuk melafazkan talbiyah sekaligus memberikan tausiyah juga. Lagi-lagi, kami para jamaah diingatkan untuk meluruskan niat ibadah haji. Selain itu, kami juga dianjurkan untuk meminta doa restu kepada orang tua dan juga keluarga yang lain. Tidak hanya doa restu, tetapi juga keridhoan mereka, mungkin selama ini kita memiliki kesalahan kepada mereka. Agar hati kita bersih, maka kita harus meminta maaf kepada orang-orang yang mungkin telah kita dzalimi, terutama keluarga dekat.


Saat itu, hati saya benar-benar tersentuh sehingga saya pun langsung mengirim pesan kepada suami dan Bude untuk meminta maaf sekaligus minta doa mereka agar ibadah haji ini mabrur.


Selain itu, Ustadz Faiz juga sedikit menjelaskan tentang masyarakat Madinah dan Makkah. Saya baru tahu, ternyata mereka pun memiliki perbedaan. Sama seperti orang Sunda dengan orang Jawa. Menurut pengalaman beliau, orang Makkah wataknya lebih kasar. Sedangkan orang Madinah lebih lembut. Ini membuktikan keberhasilan dakwah Rasulullah di Madinah sehingga akhlak mereka benar-benar menyerupai akhlak Rasulullah. 



Berbeda dengan orang Makkah, walaupun mereka merupakan asalnya Rasulullah, tetapi kebersamaan mereka dengan Rasulullah hanya sebentar. Sehingga dakwah pun tidak terlalu mewarnai mereka, sebagaimana yang terjadi dengan penduduk Madinah. MaasyaaAllah.



Berikut di antara tausiyah yang disampaikan beliau.

Cinta itu buah dari mengenal. Kita akan mencintai Allah dan Rasul-Nya kalau kita sudah mengenal Allah dan Rasul-Nya. 


Haji: menyengaja berkunjung ke Baitullah untuk ibadah 
Umroh: berkunjung ke Baitullah untuk ibadah 


Ada ulama yang berpendapat bahwa shalat kita di area Makkah, meskipun bukan di Masjidil Haram, tetap mendapatkan pahala yang sama, yaitu 100.000 lebih baik daripada shalat di masjid lain. Tetapi, ternyata, kita itu ke Masjidil Haram bukan hanya untuk shalat, tetapi untuk thawaf. Dan, Thawaf hanya bisa dilakukan di sana. Oleh karena itu, alangkah ruginya kita kalau mendapatkan kesempatan berhaji atau umroh tetapi tidak memperbanyak Thawaf.


Luruskan niat

Fadhilah tasbih, tahmid, tahlil: Allah bangunkan sebuah pohon/bangunan di surga.

Thawaf
Pandang Kakbah dengan kerinduan (Allahu Akbar 3x Laa ilaaha illallah Wallahu Akbar)

I'tikaf
Niatkan untuk i'tikaf saat berada di Masjidil Haram, walaupun hanya beberapa jam. Semoga menjadi pahala buàt kita.


Khotmil Qur'an
Kita ini memiliki waktu yang banyak saat ibadah haji, 30 hari. Dalam waktu yang lama itu, pekerjaan kita hanya beribadah kepada Allah, fokus untuk akhirat. Kita tidak memikirkan pekerjaan dunia, karena semuanya kita tinggal di tanah air. Oleh karena itu, kita harus memperbanyak ibadah, salah satunya membaca Al-Qur'an. Usahakan selama ibadah haji ini, kita bisa mengkhatamkan Al-Qur'an. Saya sendiri, alhamdulillaah bisa khatam tiga kali. Seharusnya bisa 4 atau 5 kali, karena kita benar-benar tidak diganggu dengan pekerjaan dunia. Tidak memasak, mengajar, melayani suami dan anak-anak, dan sebagainya. Seharusnya. Tapi ya, namanya ibu-ibu, tinggal bersama ibu-ibu yang lain, nggak bisa lepas dari ngobrol. Sayang sekali, ya.


Laa ilaaha illallah 100 >>> perbanyak tahlil agar ketergantungan kepada makhluk akan pudar, dan jiwa pun akan merasa tenang. 

Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. Surga diliputi dengan perkara yang... Neraka diliputi 

Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”(HR. Muslim)


Sunday, March 24, 2024

Kajian "Wanita dan Ramadhan"



Bismillah


Alhamdulillah, sore ini bisa menyimak kembali kajian dalam bahasa Arab, setelah beberapa kali kelupaan. Sore ini yang menyampaikan seorang Ustadzah. Materinya bagus, tidak standar. Jadi, banyak ilmu baru yang bisa diperoleh.

Pada bulan Ramadan, setidaknya ada empat kenikmatan yang bisa diperoleh kaum muslimin. Kenikmatan itu adalah sebagai berikut:
1. Allah memberikan rahmat-Nya;
2. Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya;
3. Allah melipatgandakan pahala di bulan Ramadhan;
4. Allah membebaskan hamba yang mohon ampun dari api neraka.

Hadits yang menjelaskan tentang kenikmatan-kenikmatan tersebut antara lain adalah hadits berikut ini.

RasuluLlah ﷺ bersabda:⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣
Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang dibarakahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Syaithan-syaithan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad).⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣

Setan dibelenggu sehingga kita terbebas dari godaan dan gangguannya. Setan dibelenggu, artinya Allah melemahkan kekuatannya dalam menggoda manusia. Oleh karena itu, seharusnya kita meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi bermaksiat kepada Allah. Na'udzubillahi min dzalik.



Ramadan disebut sebagai Syahrul Qur'an, karena Al-Qur'an pertama kali diturunkan pada bulan Ramadan. Jadi, inilah saatnya kita terus berinteraksi dengan Al-Qur'an. Membaca, menghafal, memahami, dan mengamalkan Al-Qur'an. Target kita pun, kalau bisa ditambah. Yang biasanya sebulan khatam sekali, maka di bulan Ramadan ini harus ditingkatkan. Seperti para sahabat dan para ulama. Imam Syafi'i mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 60 kali dalam bulan Ramadan. Sahabat yang lain ada yang tiga hari sekali, ada yang dalam semalam khatam satu kali.


Ramadan juga Syahrul Mubarak. Bulan yang diberkahi, yang penuh berkah. Selama Ramadan, ibadah yang kita lakukan akan diganjar dengan berkali lipat dibandingkan dengan bulan selain Ramadan. Maka, jangan sampai waktu kita terlewatkan tanpa ada kebaikan di sana. Kebaikan yang dapat kita lakukan tidak hanya berupa ibadah mahdhah, ibadah yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya. Tetapi, segala amal kebaikan yang kita niatkan karena Allah, insyaaAllah akan dicatat sebagai pahala dan akan dilipatgandakan pahalanya. Seperti memasak untuk keluarga, melayani suami, mengingatkan anak untuk shalat, mengajak bermain anak yang sedang puasa supaya tidak merengek minta makan, dan sebagainya. Itu semua termasuk kebaikan.


Ramadan adalah Syahrul Qiyam. Bulannya memperbanyak shalat. Di bulan Ramadan, ada shalat yang tidak terdapat di bulan selainnya, yaitu shalat Tarawih. Jangan sampai kita tidak melakukannya. Apalagi, pahala orang yang shalat Tarawih mengikuti imam hingga selesai, pahalanya seperti shalat semalam suntuk. 

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda,

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً

“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. An Nasa'i no. 1605, Tirmidzi no. 806, Ibnu Majah no. 1327)

Sumber: https://rumaysho.com/446-keutamaan-shalat-tarawih.html


Selain itu, orang yang shalat Tarawih, maka pahalanya yang terdahulu akan diampuni oleh Allah.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).

Sumber: https://rumaysho.com/446-keutamaan-shalat-tarawih.html


Selain shalat Tarawih, hendaklah kita memperbanyak shalat sunnah lainnya, seperti shalat Dhuha dan Rawatib, serta shalat sunnah lainnya. Jadi, pada bulan Ramadan ini kita benar-benar mengisinya dengan banyak ibadah shalat yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bahkan beliau begitu semangatnya shalat malam hingga kakinya bengkak. Apa kabar diriku🤦


Begitu pentingnya shalat Tarawih berjamaah, sehingga mudlimah pun diizinkan untuk ikut juga shalat di masjid. Tetapi, ada syarat-syarat yang harus diikuti agar pahalanya tidak hilang.

Syarat muslimah shalat di masjid:
1. Menutup aurat
2. Tidak memakai wewangian
3. Shalat di shaf paling belakang
4. Berjalan cepat saat melewati orang-orang, terutama laki-laki
5. Menjaga kemuliaan wanita
6. Malu 
7. Tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah. Jangan sampai ketaatan kita kepada Allah terkotori dengan sesuatu yang tidak disukai-Nya.


Lailatul Qadar: berkah 1000 bulan (83 tahun 4 bulan)
Jibril dan malaikat turun ke bumi sepanjang malam, mulai waktu Maghrib. Malam yang damai, tenang, dan tidak ada keburukan di dalamnya.
Ada pada 10 malam terakhir, di malam ganjil. 


Ramadan juga merupakan Syahrut Taubat. Kalau kita pernah berbuat maksiat, inilah saatnya kita bertaubat. Karena taubat di bulan Ramadan, pahalanya sangat luar biasa. Jangan sampai kita sia-siakan. 

Saturday, March 23, 2024

Tausiyah Ramadan




Bismillah


Sudah menjadi kebiasaan di sekolah tempat saya mengajar, setiap hari Rabu, dua pekan sekali, ada kajian yang disampaikan oleh Bapak Direktur Pendidikan. Namun, sejak tahun ajaran ini, dipindah ke hari Sabtu karena siswa pulang bada Ashar. Jadi, tidak memungkinkan untuk kajian seperti biasa. Hanya pada saat anak-anak ujian atau saat bulan Ramadan seperti saat ini, barulah bisa dilaksanakan lagi.


Hari Rabu kemarin, tanggal 20 Maret 2024, Ustadz Hasan memberikan tausiyah tentang Ramadan. Ramadan yang mulia, yang hadir hanya setahun sekali, jangan sampai kita abaikan. Jangan sampai kita isi dengan ibadah yang biasa-biasa saja, yang sama seperti bulan-bulan selain Ramadan.



Kita harus memuliakan tamu istimewa ini dengan mengisinya dengan berbagai ibadah yang lebih baik, lebih banyak, dan lebih sungguh-sungguh. Secara kualitas dan kuantitas, harus lebih baik daripada sebelas bulan lainnya di luar Ramadan. Apalagi, kita tidak tahu, apakah tahun depan masih bisa bertemu dengan Ramadan lagi. Jangan sia-siakan.


Bila selama ini kita membaca Al-Qur'an hanya beberapa halaman sehari, usahakan saat Ramadan ini bisa satu juz sehari, sehingga bisa khatam minimal satu kali dalam bulan Ramadan ini. Lihatlah para ulama salafush shalih, yang begitu bersemangat ibadah dalam bulan Ramadan, terutama tilawah Al-Qur'an. Imam Syafi'i bisa khatam 60 kali selama Ramadan. Berarti satu hari dua kali khatam, MaasyaaAllah. Apa kabar diriku?



Kata salah seorang sahabat Rasulullah sekaligus salah satu Khulafaur Rasyidin, Utsman bin Affan, barangsiapa yang tidak bisa betah membaca Al-Qur'an, berarti dalam hatinya ada penyakit. Na'udzubillahi min dzalik. 


Itulah yang terjadi saat ini. Orang lebih betah dengan gawai daripada Al-Qur'an. Orang bisa menghabiskan waktu berjam-jam tanpa rasa lelah dan ngantuk saat bersama setan gepeng itu. (Pinjam istilah Abah Ihsan🤭). Kok bisa, ya? Padahal selama Ramadan, setan dibelenggu, tidak bisa menggoda manusia. Ya, itulah hawa nafsu. Jadi, yang paling berperan di sini adalah hawa nafsu kita yang tidak bisa mengendalikan diri sendiri.



Ramadan itu sangat istimewa, bahkan saking istimewanya, Allah anugerahkan pula di dalamnya malam Lailatul Qadar. Malam yang lebih baik daripada seribu bulan, setara dengan 83 tahun 4 bulan, InsyaaAllah. Bahkan umur manusia zaman sekarang pun, jarang yang sampai segitu. 


Lailatul Qadar itu datang pada sepuluh terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam ganjil. Salah satu malam ganjil. Oleh karena itu, kita harus bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam tersebut. Kalau bisa, kita begadang semalaman tidak tidur agar bisa beribadah sebanyak-banyaknya. Inilah begadang yang dianjurkan. Selain pada malam Lailatul Qadar ini, begadang itu dilarang karena menzalimi diri sendiri. Tidak memberikan hak istirahat kepada tubuh. 



Bismillah ... Sekarang sudah sepuluh hari kedua bulan Ramadan. Masih ada kesempatan untuk fastabiqul khoirot dan mempersiapkan diri untuk menyambut Lailatul Qadar. Semoga Allah mudahkan kita untuk bertemu dan beribadah sebanyak-banyaknya di malam Lailatul Qadar sehingga kita bisa mendapatkan pahala dan kemuliaan yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻




Monday, March 18, 2024

Thawaf Wada

Rabu, 20-7-2022

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Kalimat klise ini selalu mewakili hampir pada semua fase kehidupan manusia. Saat kita sekolah, bertemu dengan teman-teman baru, yang nantinya akan berpisah saat kita lulus. Begitu pun saat kuliah maupun bekerja. 


Sebulan sudah, kami meninggalkan tanah air untuk melaksanakan ibadah haji di Makkah. Tak terasa, hari itu,  kami harus berpisah dengan Ka'bah dan Masjidil Haram. Tak terasa, sore itu, kami harus melakukan Thawaf Wada, thawaf perpisahan. Rasanya, baru kemarin kami datang ke sini untuk pertama kalinya. Melihat Ka'bah yang agung. Berthawaf di malam hari dalam keadaan lelah -seharusnya- tapi kami tetap semangat dan mengabaikan segala kelelahan perjalanan dari Madinah ke Makkah.


Malam itu, salah satu malam ajaib, selain sebelumnya di Madinah, saya pun merasa takjub dan hampir tidak bisa memercayai bahwa diri ini bisa berada di Masjid Nabawi, shalat di dalamnya, di tempat dulu Rasulullah juga shalat di sana. Lalu berziarah ke makam Rasulullah, menangis sesenggukan karena dada penuh dengan kerinduan kepada Sang Habibana, manusia agung dan suci. Manusia yang belum pernah kami lihat tapi cintanya begitu besar kepada umatnya. 


Malam ajaib itu adalah saat kami memasuki Masjidil Haram, dengan terus melafazkan talbiyah, pelan-pelan kami melihat warna hitamnya, lalu warna emasnya, yang semakin membuatnya agung dan anggun. Ka'bah, Baitullah. Ya, malam itu, Allah telah mengizinkan kami untuk thawaf pertama kali di sana. Seperti mimpi, rasanya. Perjalanan yang telah diimpikan sejak dua belas tahun yang lalu, akhirnya terwujud. MaasyaaAllah tabarakallah.


Namun, sore itu, Rabu, tanggal 20 Juli 2022, kami harus berpamitan, kami harus melakukan Thawaf Wada walaupun hati enggan. Putaran demi putaran terasa berat, mengingat ini untuk yang terakhir kalinya saat itu. Tetapi, ya Allah, semoga Engkau izinkan kami untuk kembali thawaf di sana, lari-lari kecil, sa'i, dan juga merasakan kembali Armuzna pada haji Akbar seperti tahun itu. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻


Qadarullah juga, sore itu saya thawaf sendirian. Benar-benar perpisahan yang memilukan. Teman single saya, Bu Widya, sedang haid, jadi hanya boleh thawaf Wada dengan melambaikan tangan dan berdoa di luar pagar masjid. Tidak boleh masuk masjid, apalagi berada di area thawaf. Lalu, pasangan Bu Dyah dan suaminya, memisahkan diri dari saya karena harus berwudhu lagi. Jadinya, saya sendirian, deh. Semakin lengkap kesedihan ini😭



Setelah selesai tujuh putaran, saya harus segera meninggalkan Masjidil Haram. Padahal, inginnya berlama-lama di sana, kalau bisa sampai besok pagi, tetapi tidak boleh. Saya harus segera kembali ke hotel. Dalam perjalanan pulang, disunnahkan untuk sesekali menoleh ke belakang ke arah Ka'bah. Saat itu, hati terasa semakin hancur, seperti akan berpisah dengan pujaan hati. Berat. Sedih. 


Ya Allah, mudahkan kami, izinkan kami untuk bisa melaksanakan ibadah umroh dan haji lagi bersama keluarga, ya Allah. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻

Wednesday, March 13, 2024

Kajian "Agar Waktumu Berkah di Bulan Ramadan"


Bismillah


Kemarin sore, pertama kalinya saya ikut kajian online dengan Syaikh dari Arab Saudi, menggunakan bahasa Arab. Tapi, tentu saja ada penerjemahnya. Alhamdulillah, bisa masak sambil mendengarkan tausiyah. Karena sambil mengerjakan yang lain, otomatis tidak terlalu fokus. Jadi, yang diingat ya, hanya sedikit karena tidak dicatat. 



Keberkahan itu bisa berupa yang sedikit menjadi banyak, dan yang sudah banyak semakin melimpah. Saya jadi ingat tentang peristiwa saat salah seorang sahabat menyajikan hidangan yang dimasak dari seekor kambing. Namun, atas izin Allah, hidangan yang tak seberapa itu, mampu mengenyangkan seluruh pasukan muslim yang -kalau tidak salah- waktu itu sedang mempersiapkan parit dalam perang Khandaq. MaasyaaAllah, itu bukti salah satu keberkahan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.



Keberkahan itu bisa berupa tempat maupun waktu. Keberkahan tempat, contohnya Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Bila kita shalat di kedua masjid tersebut, pahalanya akan dilipatgandakan. Shalat di Masjidil Haram, pahalanya 100.000 kali lipat dibandingkan shalat di masjid yang lain. Sedangkan shalat di Masjid Nabawi, pahalanya 1.000 kali lipat dibandingkan dengan shalat di masjid yang lain. Hal ini seperti sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: 


Dari Ibnu Az-Zubair bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekali shalat di masjidku ini lebih utama daripada 1000 kali shalat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram dan sekali shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100 kali shalat di masjidku ini.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban) [HR. Ahmad, 26:41-42; Ibnu Hibban, 1620. Sanad hadits ini sahih].

Sumber https://rumaysho.com/37181-inilah-pahala-shalat-di-masjidil-haram-dan-masjid-nabawi-dibanding-masjid-lainnya.html


Sedangkan keberkahan waktu, salah satunya terdapat pada bulan Ramadan. Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, karena pada bulan ini, pahala ibadah kita dilipatgandakan oleh Allah. Pahala shalat sunah dilipatgandakan seperti pahala shalat fardhu. 


"Berlipatnya pahala amalan di bulan Ramadhan ini mutlak untuk amalan apa saja sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Ibrahim Ar Ruhaili dalam kitabnya Tajridul Ittiba’[6]. Kita dapat pula melihat dari perkataan para salaf berikut."

Sumber:  https://rumaysho.com/1199-berlipatnya-pahala-amalan-di-bulan-ramadhan.html



Lalu, bagaimana supaya kita bisa mendapatkan berkahnya Ramadan? 


Lakukan amalan di awal waktu. Seperti shalat di awal waktu, memulai hari dengan membaca Al-Qur'an di pagi hari. Membaca Al-Qur'an di pagi hari, sebelum melakukan aktivitas yang lain, akan memberikan keberkahan kepada kita pada hari tersebut. 


Contoh lainnya, selesaikan pekerjaan saat itu juga, jangan menunda-nunda pekerjaan. Dengan demikian, InsyaaAllah kita akan mendapatkan keberkahan. 



Selain itu, untuk mendapatkan keberkahan, hal yang harus kita lakukan adalah memperbanyak istighfar. Ada orang yang berpikir bahwa istighfar itu dilakukan hanya pada saat kita berbuat dosa. Padahal, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sudah dijamin masuk surga dan bersih dari dosa, setiap hari selalu beristighfar minimal 70 kali, dalam hadits yang lain disebutkan 100 kali dalam sehari. 

“Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari no. 6307).

Sumber https://rumaysho.com/3437-perintah-memperbanyak-istighfar.html

“Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim no. 2702).

Sumber https://rumaysho.com/3437-perintah-memperbanyak-istighfar.html


MaasyaaAllah, kalau Rasulullah saja 70-100 kali, berarti kita harus lebih banyak lagi, karena kita belum dijamin masuk surga. Ya Allah, mudahkan kami🤲🏻


Selain alasan tersebut, alasan lain mengapa kita harus banyak beristighfar kepada Allah adalah karena setiap ibadah yang kita lakukan, belum tentu sesuai dengan apa yang disyariatkan oleh Allah. Bisa jadi ada kekurangan dan kesalahan yang tidak kita ketahui. 


Alasan berikutnya adalah karena kurangnya rasa syukur kita kepada Allah. Banyak kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita, tetapi sedikit sekali kita bersyukur. Kadang, kita lebih memikirkan apa yang belum ada dan belum kita miliki, sehingga mengurangi rasa syukur kita. Padahal nikmat yang Allah berikan sungguh sangat luar biasa dan sangat banyak, melebihi kebutuhan kita.


Itulah beberapa hal yang perlu kita lakukan agar waktu kita berkah, terutama selama bulan Ramadan ini. Semoga Allah mudahkan kita semua, baarakallahu fiikum ❤️.




Sunday, March 10, 2024

Tugas Baru


Bismillah


Kurang lebih sudah sebulan ini, saya mendapatkan tugas baru dari komunitas Proparent, divisi Madrasah Keluarga pimpinan Bu Aini Hidayati yang menggantikan Bu Ida Nur Laila. Ini adalah rumah bagi para SLC (Sygma Learning Consultant) -reseller buku-buku terbitan Sygma-. Di komunitas ini kami dilatih dan dibimbing tidak hanya bagaimana cara berjualan buku, tetapi juga memahami isi buku yang mayoritas tentang siroh Nabi. Selain itu, kami pun dibekali dengan ilmu parenting. Lengkap, kan?


Kembali ke tugas baru saya. Jadi, ceritanya, saya itu termasuk dalam tim inti/pengurus karena dulu sempat aktif dan penjualan saya juga termasuk bagus hingga berada di 10 besar. Nah, sebagai pengurus, ada lah, tugas-tugas yang harus dilakukan. Dulu, saya juga dapat tugas, yaitu menjadi admin grup. Namun, karena kesibukan mengajar, saya mengundurkan diri. Setelah satu setengah tahun, bisa dibilang, vakum, kini saya diminta untuk berkontribusi lagi. 



Karena saya sudah mendapatkan banyak manfaat dari komunitas ini, maka tak sepantasnya bila saya menolak. Lagipula, tugasnya tidak terlalu berat. Apa sih, tugas saya?
Tugas saya mengatur jadwal petugas berkisah, dan saya termasuk salah satu personilnya. Jadi, saya pun ikut membacakan kisah juga.


Buku yang harus kami bacakan adalah paket Mumtasz; Muhammad Teladan Sepanjang Masa. Alhamdulillaah, di perpustakaan AHIS, bukunya tersedia. Jadi, saya bisa pinjam. Alhamdulillaah juga, karena tugas ini, saya jadi ikut membaca bukunya dan jadi lebih paham dengan perjalanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sangat luar biasa.



Sebelumnya, meski bukunya tersedia di perpustakaan, saya kurang tertarik. Karena menurut saya, pasti ceritanya seperti yang sudah saya dengar, saya baca, dan saya pelajari selama ini. Pasti tidak jauh dari masa kecil Rasulullah, lalu masa remaja beliau, perjalanan dagang beliau, pernikahan beliau dengan Bunda Khadijah, dan seterusnya, dan seterusnya. Saya sudah lumayan hafal. Begitu pikir saya. Jadi, saya merasa tidak usah membacanya lagi. Astaghfirullah. Sombong sekali 🤦



Ternyata, saat saya sudah membaca sebagiannya, ya, baru sebagiannya. Banyak sekali kisah yang belum saya ketahui. Apa yang diceritakan dalam buku ini benar-benar detail. Tak heran, bila banyak yang belum saya ketahui.


Salah satu kisah yang membuat saya terperanjat dan sangat tersentuh, sedih, adalah saat beliau diusir oleh penduduk Thaif. Selama ini yang saya ketahui hanyalah peristiwa beliau diusir dan dilempari oleh penduduk Thaif, kemudian malaikat menawarkan diri untuk menghancurkan mereka dengan menimpakan gunung kepada mereka. Namun, manusia berhati suci itu, malah mendoakan semoga suatu saat mereka mendapatkan hidayah Allah. Alih-alih sakit hati dengan perlakuan jahat mereka, beliau malah mendoakan kebaikan untuk mereka. MaasyaaAllah.



Ternyata, di balik peristiwa itu, beliau harus kembali ke Makkah dengan perjuangan yang tidak mudah. Ternyata, beliau ke Thaif karena terusir dari Makkah. Sehingga, saat beliau ingin kembali ke sana, jalannya tidak mudah. Beliau harus melobi para tokoh Quraisy yang bersedia menjamin keselamatan beliau dari orang-orang yang membenci beliau. 


MaasyaaAllah, begitu berat perjuanganmu ya Rasulullah. Hanya membaca kisahnya saja, sedih sekali rasanya. Lalu, bagaimana perasaan Fathimah putrimu dan para sahabatmu? Tak heran bila mereka rela mengorbankan jiwa raga mereka untukmu. Manusia suci yang begitu lembut dan penuh kasih kepada umatnya. 

اللهم صل و سلم و بارك عليه 

Tuesday, March 5, 2024

Amanah Baru

Bismillah


Mulai tahun ajaran ini, 2023/2024, sekolah tempat saya mengajar membuka SMP. Alhamdulillaah. Setahun sebelum tahun ajaran baru dimulai, desas-desus tentang siapa saja yang akan mendapatkan tugas baru di SMP mulai terdengar. Saya pun termasuk yang diisukan.


Waktu itu, saya tidak ada keinginan maupun niat untuk mengajar di SMP. Mengapa? Saya merasa sudah tidak muda lagi, sehingga merasa sudah tidak cakap mempelajari hal-hal baru. Ditambah lagi, SMP ini mulai menggunakan kurikulum merdeka yang saya tidak punya pengetahuan sedikit pun tentang kurikulum merdeka ini. Kalau saya mengajar SMP, tugas saya bertambah berat. Harus belajar kurikulum merdeka, sekaligus materi pelajaran yang akan saya ampu, bahasa Indonesia. 


Beberapa rekan guru sudah menebak bahwa saya termasuk salah satu yang akan mengajar SMP. Walaupun dalam hati tidak ingin, tetapi kalau sudah diberi amanah oleh atasan, saya tidak berani menolak. Apalagi Bapak Direktur juga tidak menanyakan kesediaan saya. Beliau langsung saja menugaskan kami dan menjelaskan tugas-tugas kami tanpa bertanya apakah kami bersedia atau tidak. 


Alhamdulillaah 'alaa kulli haal. Meskipun awalnya enggan, saya harus bekerja dengan profesional. Amanah ini diberikan kepada saya karena saya dianggap mampu. Bismillah, saya akan berusaha semaksimal mungkin. I'll do my best!


Saat ini, sudah satu setengah semester perjalanan mengajar SMP. Walaupun ini bukan pertama kalinya, tetap saja harus banyak belajar, terutama yang berkaitan dengan kurikulum merdeka. 


Tidak hanya itu, saya pun harus belajar lagi tentang e-learning karena SMP menggunakan ini. Para siswa belajar menggunakan laptop, bukan buku fisik. Akhirnya, kami pun harus membuat modul alias e-book. Butuh waktu, tenaga, dan pikiran yang tidak sedikit. Di saat liburan, saya tidak berlibur, tetapi bekerja menyusun e-book. Tidak apa-apa. Mengajar itu memang harus sambil belajar.


Alhamdulillah, saya memiliki teman-teman yang sangat baik hati, terutama yang akhwat. Ada Bu Rizky yang selalu siap sedia mencarikan referensi tentang kurikulum merdeka, ada Bu Dian yang ahli IT, sehingga mengajari saya tentang Canva, dan Bu Dita yang sudah S2 namun tetap low profile. MaasyaaAllah, rezeki itu tidak melulu materi. Teman-teman yang shalihah pun, itu rezeki yang luar biasa berharga. Alhamdulillaah.


Selain belajar menyiapkan bahan ajar dan materi pelajaran, saya pun belajar memahami karakter anak-anak SMP. Tentu saja, mereka berbeda dengan anak-anak SD kelas 6. Walaupun hanya 12 siswa, ternyata mereka sangat aktif. Banyak bicara dan bermacam tingkah laku mereka.


Pada masa awal-awal, agak heran juga dengan sikap mereka yang berbeda dengan saat mereka kelas 6. Namun, lama kelamaan jadi terbiasa juga. Ternyata, bergaul dengan mereka itu harus seperti teman. Harus ikut-ikutan lebay. 🤭


Tak terasa, sebentar lagi kenaikan kelas. Saya pun belum tahu, apakah tahun depan masih mengajar SMP atau tidak. Kita tunggu saja kabarnya. Apa pun itu, InsyaaAllah,  adalah yang terbaik untuk saya. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻


Monday, March 4, 2024

Ngangeni

Bismillah


Menjadi ibu dari lima orang anak, adalah sesuatu yang luar biasa dan amazing. Namun, saya sadar sesadar-sadarnya, semua ini tidak akan dengan mudah saya lalui kalau tidak dibantu oleh ibu mertua. Beliau yang sangat luar biasa, membantu saya membesarkan kelima buah hati. 


Sebenarnya, terbersit rasa bersalah saat melibatkan beliau dalam keriuhan dan kerepotan ini. Tetapi, mungkin karena memang beliau orang yang tidak suka menganggur dan berdiam diri saja, maka saya pun terpaksa membiarkan beliau ikut repot. Yang penting beliau senang. Karena kalau diminta istirahat saja, beliau merasa tidak dianggap. Aduh 🤦


Alhamdulillah, dengan adanya lima buah hati kami, suasana rumah jadi ramai terus. Namun, itu tak berlangsung lama. Satu per satu, anak-anak harus belajar di pondok, menghafal Al-Qur'an. Maklum, kami, orang tuanya belum bisa mengajari sendiri. Jadi, ya, kami minta tolong ustadz ustadzah yang lebih berkompeten. 


Kini, kelimanya sedang belajar, tidak di rumah. Yang dua sedang kuliah di Jakarta dan Jatinangor, yang tiga masih di pondok. Tinggallah saya berdua dengan suami. Sepi, rumah ini, juga hati ini. Tapi demi kebaikan mereka, demi masa depan mereka, kami harus ikhlas. 


Dalam kesepian ini, sering terbayang saat-saat bersama mereka. Tak terasa, kenangan itu menciptakan rindu yang membiru, hingga menetes air mata. Ada terselip rasa bersalah, saat ingat, betapa kadang saya marah dan terlalu keras kepada mereka. Ingin rasanya berlari dan merengkuh mereka dalam pelukan.


Salah satu kenangan yang tak pernah terlupakan adalah saat kami jalan pagi keliling perumahan, lalu saya belanja sayuran dan anak-anak beli jajanan pasar. Lalu mereka bahu-membahu membawakan barang belanjaan.


Sampai di rumah, setelah makan jajanan tadi, kami pun bergerak ke dapur. Masak kolaborasi, deh. Ada yang menyiangi bayam, mengupas wortel dan jagung putren. Kadang mereka berebut memilih pekerjaan yang mereka sukai. Senang melihatnya. Walaupun, setelahnya, dapur jadi berantakan. Tak apa, bisa dirapikan. 


Kebersamaan itu yang penting. Mereka belajar memasak, belajar berbagi pekerjaan, belajar mengalah, belajar tanggung jawab dengan pekerjaannya, dan, serunya memasak bersama keluarga. 


Sebentar lagi Ramadhan tiba, berarti, sebentar lagi mereka pulang libur lebaran. Meskipun masih satu bulan lagi, rasanya seperti sudah di depan mata. Tak sabar untuk mengulang kembali kenangan indah itu. Dan, sekarang, mereka lah yang akan memasak, bukan belajar lagi. Mereka sudah harus diberi kepercayaan untuk membuat masakan sendiri. 


اللهم بارك لنا في رجب و شعبان و بلغنا رمضان 



Wednesday, February 28, 2024

Selalu Ada Bahagia di Balik Duka

Bismillah


"Abi, umi badannya panas!" Seru si bungsu sambil berlari ke abinya yang sedang duduk di ruang tamu. 


Tak berapa lama, ia kembali bersama abinya yang langsung memegang dahi saya. 

"Iya, panas, Dek. Bikinin teh manis, Dek, buat Umi," pinta si Abi. 
"Siap!" Seru si bungsu penuh semangat.

"Dikerokin, ya Mi?" tanya si Abi.


Begitulah sekelumit kisah saat diri ini terbaring di tempat tidur, tak berdaya. Perhatian yang suami dan anak-anak berikan, seperti obat mujarab yang membuat penyakit tak bertahan lama di badan ini. Terharu! Rasa syukur semakin memenuhi rongga dada ini. Alhamdulillaah, Allah karuniakan keluarga yang begitu menyayangi saya.


Perhatian yang kecil dan sepele, namun bagi saya berdampak luar biasa. Saya merasa menjadi manusia berharga, karena dikhawatirkan dan diperhatikan. 


Demikian pula saat kami baru pulih dari serangan Covid-19. Saat itu, kami sekeluarga terkena virus Corona dan sudah melewati masa inkubasi. Rencananya, hari itu kami akan melakukan sweb antigen untuk memastikan bahwa kami sudah benar-benar sembuh. Tapi, saya malah merasa seluruh badan kaku dan sakit jika digerakkan. Alhasil, saya hanya mampu tiduran. 


Dengan sigap, suami dan anak-anak menyiapkan segala keperluan dan kebutuhan saya. Saya dilayani dengan fasilitas full serviced😍. MaasyaaAllah tabarakallah wal hamdulillahi robbil'aalamiin.


Namun, meskipun serba dilayani, tetap saja ada rasa tidak nyaman. Juga tidak betah, berada di kasur terus. Apalagi melihat pekerjaan rumah yang pastinya banyak yang terbengkalai. Mereka fokus merawat saya sehingga mengabaikan yang lain. Tak masalah. Nanti bisa diurus saat saya sudah sehat. Memang itu tugas saya.


Saat sakit, kita merasa tidak nyaman dan sedih. Merasa tidak berdaya karena tidak bisa berbuat dan bekerja seperti biasa. Tetapi, di sisi lain, saat sakit, kita bahagia karena ada yang merawat dan memperhatikan kita. Kepedulian dan perhatian mereka membuktikan bahwa kita ini istimewa dan berharga untuk mereka.


Bahagia yang lain, saat sakit, dosa-dosa kita gugur karena kesabaran kita dalam menahan sakit dan ikhlas menerima takdir Allah. 

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah, mereka mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلاَ نَصَبٍ وَلاَ سَقَمٍ وَلاَ حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلاَّ كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ

“Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah berupa rasa sakit (yang tidak kunjung sembuh), rasa capek, rasa sakit, rasa sedih, dan kekhawatiran yang menerpa melainkan dosa-dosanya akan diampuni” (HR. Muslim no. 2573).

(Sumber https://rumaysho.com/2286-musibah-datang-boleh-jadi-karena-dosa.html)


MaasyaaAllah, betapa indahnya Islam. Betapa bersyukurnya kita menjadi seorang muslim. Di saat kita menderita pun, ada kebahagiaan di sana. Ada imbalan yang luar biasa. Ya, karunia yang bagaimana lagi yang kita harapkan, selain terbebas dari dosa, terampuninya dosa-dosa, serta dimasukkan ke dalam surga-Nya?


Selalu ada hikmah di setiap peristiwa yang kita alami. Yang harus dilakukan adalah kita harus selalu husnudzon kepada Allah. Dan yakin bahwa Allah akan selalu menolong hamba-Nya.