Sunday, April 15, 2018

Si Cerdas Nad

Bismillaah

Nad, atau Nadezhda, adalah seekor kecoa cerdas yang ikut dalam perjalanan Bus Damri (si bus dalam kota), Beliau (sosok anak laki-laki yang memiliki banyak keajaiban), dan ikan julung-julung yang bisa terbang.

Nad ditemukan dan diselamatkan oleh rombongan itu dalam sebuah rumah di luar angkasa. Dia disekap oleh manusia, saat ia sedang hamil. Nad yang suka bergaul dan menghibur orang lain, merasa sangat tersiksa di ruang penyekapan itu. Apalagi ketika anak-anaknya lahir. Ia sangat khawatir, anak-anaknya tidak akan bisa menikmati kehidupan yang sewajarnya. Dan akan mati sia-sia.

Lalu datanglah Bus Damri dan rombongannya. Beliau pun menyelamatkannya beserta anak-anaknya dan membawa mereka bergabung dalam rombongan bus tersebut.

Karena merasa berhutang budi pada Beliau, Nad dengan senang hati mengikuti rombongan. Bahkan, ia pun tak segan untuk ikut menjaga Beliau bila ada bahaya yang mengancam. Bagi Bus Damri, Nad adalah teman yang sangat menyenangkan karena ia cerdas dan mengerti banyak hal yang tidak diketahui oleh Bus.

Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin panjangnya jarak yang ditempuh oleh rombongan itu, kelihatannya Nad mulai merasa jenuh. Ia merindukan suasana normal, di mana ia bisa bertemu teman sebangsanya dan juga tempat-tempat yang disukainya. Kejenuhan itu membuatnya mulai banyak mempertanyakan keajaiban-keajaiban beliau. Dia mulai berpikir bahwa yang selama ini terlihat ajaib, sebenarnya hanya kebetulan saja.

Pikiran Nad ini membuat Bus Damri cemas. Ia yang sangat mencintai Beliau, tidak rela bila diremehkan dan disangsikan kekuatannya. Di sisi lain, ia pun tidak bisa menyalahkan Nad. Kecemasan itu ternyata memengaruhi gerak Bus Damri, dan juga suasana hatinya. Perasaan ini dirasakan dan didengar oleh Beliau yang juga sangat mencintai Bus. Karena tak ingin membuat Bus resah terus-menerus, akhirnya di suatu pantai yang mereka singgahi, tubuh Nad ditindihi batu oleh Beliau. Nad pun mati.

Sangat disayangkan. Nad yang cerdas dan suka menghibur orang lain, berakhir seperti itu. Seandainya saya sempat menemuinya, saya akan memberinya dua saran. Yang pertama, saya akan memintanya untuk minta maaf kepada Beliau karena telah menyangsikan kekuatan dan keajaiban yang dimilikinya. Yang kedua, saya akan mengajaknya berdiskusi mengenai masalah yang ia pikirkan. Bagaimana mungkin ia menyangsikan Beliau, sedangkan ia bisa selamat juga karena keajaiban yang Beliau miliki. Berarti Nad sudah merasakan sendiri keajaiban itu. Jadi, tidak ada alasan untuk meragukannya.

Setelah itu saya akan mengajaknya berdiskusi tentang banyak hal. Pasti sangat menyenangkan bisa berdiskusi dengan makhluk yang cerdas. Akan ada banyak hal yang bisa kita dapatkan. Sayangnya, Nad sudah tidak ada.

Dari buku: Semua Ikan di Langit (Ziggy Zesyazeoviennazabriezkie)

5 comments:

Wakhid Syamsudin said...

Penasaran...

Isnania said...

Hu'um. Penasaran banget.

Sasmitha A. Lia said...

Katanya Kecoa kalo dibunuh dengan cara gitu malah bikin jadi banyak... Bener nggak sih?🤔

Nindyah Widyastuti said...

Ayo baca bukunya Mba, Mas. Saya pinjam di ipusnas.

Nindyah Widyastuti said...

Kurang tahu Mba. Yang jelas, racunnya menyebar ya, kalau tidak salah.