Tuesday, October 4, 2016

Orang Tua Pingsan

Bismillaah 





Menjadi orang tua memang tidak semudah menjadi sekretaris, akuntan, atau pun dokter. Mengapa? Karena untuk menjadi orang tua yang baik dan sukses tidak ada sekolahnya apalagi universitasnya. Sedangkan untuk menjadi seorang dokter atau profesi lainnya, kita tinggal memilih sekolah atau universitas mana yang cocok dengan kemampuan dan keuangan kita.
Oleh karena itulah, banyak orang tua yang salah dalam mendidik anak-anaknya. Itu semua bukanlah sesuatu yang disengaja, tetapi benar-benar karena ketidaktahuannya. Sebagai contoh, seorang ibu yang mempunyai seorang anak balita yang tidak memiliki asisten rumah tangga, pasti akan menemukan beberapa kerepotan antara mengasuh anak dan mengurus pekerjaan rumah. Di satu sisi, sang anak sedang dalam masa-masa yang memerlukan perhatian ekstra karena jiwa eksplorasinya sangat tinggi, sehingga tidak aman bila dibiarkan sendirian. Di sisi lain, pekerjaan rumah dari memasak hingga menggosok baju, juga perlu perhatian dan waktu ekstra banyak. Sebagai jalan keluar yang praktis, akhirnya sang balita dibiarkan menonton televisi atau bermain gadget. Hasilnya?
Untuk jangka pendek, cara seperti itu sangat jitu dalam menyelesaikan masalah orang tua, dalam hal ini ibu. Anaknya anteng, tidak rewel dan tidak kemana-mana, pekerjaan pun beres. Suami pasti senang dan bangga dengan hasil kerja sang isteri. Untuk jangka pendek. Bagaimana untuk jangka panjangnya?
Di sinilah orang tua tidak sadar dengan bahaya yang ditimbulkan oleh televisi dan gadget, alias pingsan, istilah Ibu Elly Risman, Psi. Orang tua tidak sadar bahwa teknologi canggih yang kelihatannya telah banyak membantu dan menyelesaikan masalah, ternyata malah menimbulkan masalah baru. Begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh keduanya. Apalagi untuk anak balita. Apa dampaknya?
Yang paling jelas, anak menjadi malas bergerak dan bersosialisasi. Penyakit yang diakibatkannya, bisa bermacam-macam, di antaranya obesitas, jantung, darah tinggi, dan diabetes. Jelas sekali bahwa anak yang lebih banyak melakukan aktivitas fisik jauh lebih sehat dan cerdas dibandingkan dengan mereka yang hanya berdiam diri.
Dari segi minat baca, anak yang sudah terpapar layar digital, akan merasa sulit dan malas untuk membaca buku. Hal ini terjadi karena dia telah terbiasa melihat dan menonton gambar -gambar yang berwarna-warni dan sangat dinamis. Sedangkan buku yang kita baca hanya diam dan tidak bisa bergerak semenarik tivi maupun gadget. Ini merupakan kemunduran berikutnya.
Sudah saatnya orang tua bangun dan sadar sehingga tidak menyerahkan anak-anaknya kepada tivi dan gadget tanpa pendampingan, mengingat begitu besarnya bahaya yang ditimbulkannya. Belum lagi bahaya pornografi yang telah merusak moral dan akhlak anak-anak, generasi penerus bangsa.
Mari gunakan gadget dengan cerdas.

6 comments:

Sasmitha A. Lia said...

Mhmm memang sekarang orang tua agak lalai menganggap gadget bukanlah hal yg berbahaya untuk anaknya.. semoga makin banyak orang tua yang sadar.. nice post mbak..😊

Raida said...

Setujuuuu....insha Allah saya juga membatasi banget peralatan electro tuk anak2.

Btw, salam kenal mba Ery

Ainayya Ayska said...

Dapat ilmu nih. Keren, bun. MasyaAllah... Bekal sebelum nikah, hihi

Wiwid Nurwidayati said...

Betul sekali

Lisa Lestari said...

benar sekali itu..alhamdullillah sy tidak gunakan gadget untuk anak2..mereka masih bebas bermain lompat tali, congklak, petak umpet

Nindyah Widyastuti said...

Salam kenal juga Mba Raisa.