Sunday, September 8, 2019

Stretching

Bismillaah

Kurang lebih sudah dua bulan ini saya menempati kelas baru di lantai 3. Wah, terasa sekali perjuangan saya untuk mencapai lantai 3. Belum lagi kalau harus mengajar di lantai bawahnya. Dalam sehari minimal 3 kali saya naik turun ke lantai 3. Mengingat usia yang tidak muda lagi, badan sungguh luar biasa rasanya. Setiap pulang ke rumah, pegal-pegal semua badan. Kalau biasanya badan akan terasa fresh kembali setelah tidur malam, ini malah terasa semakin pegal dan linu. Padahal pagi harinya akan melakukan aktivitas yang sama seperti kemarin. Alhasil, kelelahan dan kepenatan semakin menumpuk.

Kalau dengan tidur saja tidak bisa menghilangkan rasa pegal dan linu, lalu apa yang harus saya lakukan?
Iseng-iseng, saya melakukan peregangan seperti mau berolahraga. Tapi itu hanya sekali saya lakukan. Dan, pegal-linu itu masih setia di tubuh saya. Saya tidak bisa membiarkan keadaan ini karena saya akan naik turun tangga setiap hari. Saya tidak boleh kalah dengan rasa pegal-linu ini.

Saya terus berpikir untuk mencari solusi. Saya juga tidak malu bertanya kepada teman-teman. Salah satunya Bu Ida. Salah duanya, Bu Lita. Mengapa saya bertanya kepada mereka berdua? Karena mereka mantan atlet bela diri, jadi pasti pernah merasakan apa yang sedang saya alami saat ini.

Solusi yang diberikan Bu Ida, saya harus melakukan stretching. Stretching? Saya pernah mendengar kata ini. Tetapi saya belum tahu pasti apa artinya. Ternyata, menurut penjelasan Bu Ida, stretching itu seperti pemanasan yang kita lakukan kalau mau berolahraga atau berenang. Tujuannya agar badan tidak terasa kaku dan terhindar dari kram saat olahraga atau renang. Ternyata stretching ini berguna juga untuk mengurangi bahkan menghilangkan pegal-pegal. Sedangkan menurut Bu Lita, saya harus melakukan sit-up. Tujuannya sama, agar badan tidak terasa kaku dan peredaran darah lancar.


Sampai di rumah saya langsung mempraktikkan saran Bu Ida. Saya duduk di lantai dengan kedua kaki lurus ke depan. Saya bungkukkan badan sembari kedua tangan memegang kedua ibu jari kaki. Otot punggung dan otot kaki terasa ditarik. Memang sedikit sakit, tetapi saya tahan. Setelah beberapa saat, saya lanjutkan dengan membungkuk-bungkukkan badan berusaha menyentuh lutut. Rasanya semakin sakit. Setelah itu, badan terasa lebih nyaman, otot-otot tidak kaku lagi. Keesokan harinya, alhamdulilah wa syukurillah, rasa pegal-linu mulai berkurang. Badan terasa lebih segar. Terima kasih Bu Ida. Jazakillahu  khairan katsira. Untuk saran Bu Lita belum saya praktikkan karena perlu bantuan orang lain. Semoga lain kali bisa terlaksana karena bagus juga untuk mengurangi lemak perut.


#setetes ilmu berjuta makna
#gurukehidupanku