Thursday, March 30, 2017

Pilu

Bismillaah

Baru empat hari yang lalu kita bersua. Entah mengapa, rindu sudah menusuk dada ini. Perjumpaan yang pilu dan basah. Air matamu tumpah di pangkuanku. Menyisakan sesak yang tak kunjung hilang.

Lara yang kaurasa, telah mengiris akal sehatku. Ingin kurengkuh, kudekap, dan kubawa terbang dirimu ke dunia tanpa nestapa dan lara. Tinggalkan segala resah nan merisaukan yang telah begitu lama kaurasa.

Namun itu hanya angan semu yang membuatmu kian cemburu lagi sendu. Seperti mimpi di siang bolong yang jauh dari nyata. Seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Seperti memasukkan benang basah ke lubang jarum. Begitu mustahil untuk dilakukan, kecuali Allah yang berkehendak.

Maafkan, sayangku.
Bukan kutak cinta. Bukan kutak sayang. Bukan kutak peduli. Namun yang kaurasa kini, yang kaulara kini, in sya Allah adalah yang terbaik untukmu, juga untukku. Mungkin pahit terasa kini, mungkin sakit terasa kini, mungkin sengsara terasa kini, yakinlah, itu yang terbaik.

Doa telah coba kurajut tiap hari. Tapi mungkin belum layak untuk Allah kabulkan. Sujudku telah terhiasi dengan genangan air mata. Namun mungkin belum cukup untuk mengetuk pintu langit-Nya.

Dayamu barangkali telah mencapai puncak. Tapi upayaku mungkin yang masih jauh dari cukup. Maafkan, sayangku.

Segala daya dan upaya, serta kekuatan hanya milik Allah. Kita hanya bisa ikhtiar dan melipatkan doa. Allah jua yang menentukan. Entah sekarang atau nanti, atau kelak di yaumil akhir. Wallahu a'lam bishawwab.

Harapku, engkau tahu betapa besar cintaku, betapa penuh dada ini dengan kasih untukmu, betapa sesak rindu ini untuk selalu bersamamu. Walau yang kaurasa, aku telah membuatmu terjebak dalam derita dan nestapa. Mengubur mimpi-mimpi remajamu. Ghirah mudamu untuk menjadi 'seseorang' seperti  yang kauidamkan.

Yakinlah sayang, seorang ibu takkan pernah mencelakakan buah hatinya. Kepahitan yang kaurasa karena tak seperti selera mudamu, in sya Allah akan berbuah manis di kemudian hari. Yakinlah. Innallaaha ma'ash shoobiriin. Allah bersama orang-orang yang sabar. Semoga kita termasuk di dalamnya. Aamiin ya rabbal'aalamiin.

1 comment:

Uncle Ik said...

sedih baca ceritanya, ini ungkapan perasaan seorang ibu sama anaknya ya?