Saturday, March 4, 2017

Mengenal Hak-Hak Anak


Bismillaah

Alhamdulillaah hari ini Allah memberikan kesempatan pada saya untuk mengisi teko (pinjam istilah Bu Dita), yang nyaris kosong karena jarang diisi ulang. Alias tholabul 'ilmi.
Kajian parenting yang dilaksanakan setiap sebulan sekali ini, diisi oleh Ustadz Abu Islama Imanuddin, MA. Beliau merupakan salah seeorang pengasuh ma'had di Karawang.

Sebagai pendahuluan, Ustadz memaparkan tentang beberapa kaidah dalam mendidik anak, yaitu:

1. Tujuan utama mendidik anak adalah agar kita dan anak kita bersama-sama masuk surga. Hal ini seperti firman Allah dalam QS. At Tahrim ayat 6 yang berbunyi
Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ  نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ  لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا 
يُؤْمَرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

2. "Orang yang tidak memiliki sesuatu (ilmu), tidak akan mampu memberi." Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus terus mengisi diri dengan belajar, agar bisa memberikan ilmu kepada anak-anak kita.
فاقد الشيء لا يعطي
Orang yang tak memiliki sesuatu tak bisa memberi.

3. "Jangan pernah memerintah anak untuk berbuat sesuatu, kalau kita sendiri tidak melakukannya." Jangan sampai anak dipaksa melakukan kewajiban, sedangkan orang tua malah melalaikannya. Anak dipaksa salat, tetapi orang tuanya tidak salat. Anak dipaksa belajar, orang tuanya pegang gadget atau nonton TV. Sedangkan dakwah dengan amal perbuatan atau suri tauladan, lebih efektif daripada dakwah kata-kata.
So, jadilah contoh yang baik agar anak-anak kita mudah melakukannya.

4. "Melarang anak untuk melakukan sesuatu, tetapi kita malah melakukannya." Betapa sering kita jumpai orang tua yang melarang anaknya nonton TV, tapi dirinya sendiri malah melakukannya. Antara ucapan dan tingkah laku tidak sesuai. Akhirnya, anak akan bingung dan sering membantah.

Untuk menjadi orang tua yang baik, kita harus mengetahui hak-hak anak, agar kita tidak salah dalam mendidik. Hak-hak anak itu antara lain:

1. Mendapat pengajaran dari orang tua yang dilakukan dengan penuh kesabaran. Walau demikian, tidak dipungkiri bahwa kesabaran pun perlu ketegasan juga. Tujuannya, tentu agar anak sadar dengan kesalahannya. Salah satu bentuk ketegasan yang telah diajarkan Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam adalah dengan memukul, apabila anak yang sudah berusia di atas 10 tahun, tidak mau melaksanakan salat. Namun, memukul juga ada aturannya, yaitu menggunakan benda yang bila dipukulkan ke badan, tidak membekas. Benda yang dianjurkan adalah kayu siwak. Bagian tubuh yang dipukul pun, tidak boleh wajah, dada, dan kemaluan. Tangan dan kaki diperbolehkan.
Hal ini sesuai dengan sabda  Rasulullah sholallahu'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah. Kata beliau, "Siapa yang memiliki 3 anak perempuan dan ia mendidik mereka  dengan baik, mengayomi, menyayangi, mencukupi kebutuhan mereka, menikahkan mereka bila telah cukup usianya, menutupi aib-aib mereka sampai anak itu paham akan tanggung jawabnya, maka wajib bagi orang tuanya mendapat surga Allah."
Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Samroh, Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Mendidik anak dengan kesabaran, lebih utama daripada shadaqah 1 sha'." (HR. Imam At Tirmidzi)
Shadaqah adalah termasuk ibadah yang paling tinggi pahalanya karena bisa berlipat sebanyak 700x. Dan keutamaannya kalah bila dibandingkan dengan pahala mendidik anak dengan sabar. Masya Allah.
"Tidak ada yang lebih baik yang diwariskan orang tua melainkan ada yang baik." Harta warisan yang terbaik bukan intan berlian, tetapi adab atau akhlak yang baik. Oleh karena itu, mendidik anak berbeda dengan mengajar. Kalau mengajar sekadar menyampaikan teori, mendidik memerlukan tikrar (pengulangan), dan tentu saja, KESABARAN.

2. Melihat orang tuanya semangat dalam menuntut ilmu. Mengapa?
Kecintaan orang tua dalam tholabul'ilmi, akan mewariskan kecintaan yang sama pada anaknya, meski orang tua telah tiada.
Begitu pun bila orang tua mewariskan kecintaan pada hal-hal yang tidak baik. Jadi, sudah seharusnya bila kita mencintai perkara yang baik-baik agar anak kita pun mengikutinya.

3. Orang tua sering memberikan kitab untuk anak-anak di rumah. Menurut Imam Ahmad, merupakan kesempitan pada hati manusia ketika di rumahnya tidak ada kitab yang dibaca untuk menambah ilmunya.
Bersambung ...

No comments: