Sunday, June 23, 2024

Review "Bandit-bandit Berkelas"

Judul buku: Bandit-bandit Berkelas
Penulis: Tere Liye
Penerbit:
Cetakan: 
Tebal buku:


Bismillah


Novel karya Tere Liye merupakan favorit saya dan anak-anak. Rasanya sayang, bila ada novel baru Tere Liye, tapi kami tidak beli. Jadi, setiap ada keluaran novel baru, diusahakan untuk beli. Apalagi kalau ceritanya seru, seperti "Bandit-bandit Berkelas" ini. Full action!!!


Novel ini merupakan kelanjutan dari novel-novel action sebelumnya, walaupun bukan novel bersambung. Tetapi, para tokoh dan peristiwanya berkaitan dengan novel-novel sebelumnya. Diawali dengan "Pulang", "Pergi", "Pulang-Pergi", dan yang terakhir sebelum novel "Bandit-bandit Berkelas" adalah "Tanah Para Bandit".



Kisah yang sangat seru dan menegangkan ini berawal dari datangnya sang pengacara, Zaman, dari Inggris, membawa surat wasiat Samad, bapaknya Si Babi Hutan atau Bujang. Saya lebih suka menggunakan nama Bujang, lebih sopan dan asli Indonesia. 



Surat wasiat itu, bukan surat wasiat biasa karena memang tidak menuliskan wasiat secara jelas dan mudah dimengerti. Wasiat itu berupa teka-teki yang harus dipecahkan oleh Bujang bersama Zaman. Bagaimana caranya?



Pertama, mereka harus menemukan toko yang memiliki kertas seperti kertas yang digunakan untuk penulisan wasiat tersebut. Tentunya tidak mudah kan? Apalagi wasiat itu sudah ditulis puluhan tahun yang lalu. 



Namun, bukan Bujang namanya, kalau tidak bisa menemukan toko tersebut. Setelah ketemu, ternyata bukan hal yang mudah bagi si pemilik toko untuk mencari buku yang menjadi sumber kertas tersebut. Butuh waktu beberapa menit untuk menemukannya. Sedangkan, di luar toko, para musuh Bujang sudah mulai menyerang. Walaupun dengan keadaan yang kacau, akhirnya ketemu juga buku tersebut dan catatan tentang wasiat itu. 


Ternyata, tertulis di sana bahwa atas perintah Samad, toko tersebut telah mengirim barang yang diwasiatkan ke alamat tertentu yang letaknya jauh di luar negeri sana. Toko itu sendiri terletak di Hongkong, bukan di Indonesia. Nah, alamat selanjutnya yang harus mereka datangi, terletak di Eropa.



Sebelum menuju alamat tersebut, pekerjaan pertama yang harus mereka selesaikan adalah kabur dari kejaran musuh tersebut. Dan, ternyata tidak mudah. Bujang hanya ditemani dua orang, sedangkan musuh yang mengejar, puluhan. Bahkan, mereka terkepung di tengah-tengah lorong. Di depan dan belakang mereka telah mengadang para musuh tersebut. Rasanya, hanya sampai di sini riwayat mereka. Tapi, masa' baru mulai, sudah harus tamat, novel ini? Tentu tidak, kan?



Muncullah penolong yang tidak disangka-sangka. Salah seorang teman Bujang yang dikira sudah tewas, ternyata masih hidup dan sukses menyelamatkan mereka bertiga. Bagaimana caranya?  Silakan baca sendiri, biar puas dan tidak penasaran.



Perjalanan menemukan teka-teki wasiat itu tidaklah mudah. Ditambah lagi dengan kehadiran kakak tiri Bujang yang merasa punya hak juga atas warisan bapak mereka itu. Jadilah perebutan warisan itu menjadi perang antara kakak beradik, yang tentu saja melibatkan keluarga shadow economy. Tambah runyam, masalahnya.



Di tengah serunya pertikaian dan pertempuran antara dua saudara itu, muncullah gadis yang telah menggetarkan hati Bujang. Dua gadis, tepatnya. Gadis masa lalunya dan gadis masa kininya. Bagaimana kelanjutannya? Yuk, baca selengkapnya di "Bandit-bandit Berkelas". 

No comments: