Thursday, June 13, 2024

Hujan Bulan Juni

Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

(1989)

— Sapardi Djoko Damono
Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hujan_Bulan_Juni_(kumpulan_puisi)


Hari itu, 4 Juni 2024, bertepatan dengan 24 tahun usia pernikahan kami. Tak ada perayaan apa pun. Bahkan, Mas Ery pun sepertinya tidak ingat. Maka, saya pun diam saja.



Pagi itu, ada kabar duka. Ayah mertua Anton, ayahnya Tante Mia, meninggal dunia. Kami pun pergi ke Radio Dalam untuk takziyah. Hari sudah beranjak siang, saat kami berangkat.


Hampir jam 1 siang, kami sampai di Jakarta Selatan. Dan, hujan tiba-tiba mengguyur. Akhirnya, kami pun berhenti di sebuah masjid untuk shalat Dzuhur sekaligus berteduh. Ternyata hujannya sangat deras dan cukup lama. 


Jadi ingat dengan puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Joko Damono. Pertama kali mengenal puisi ini saat bergabung dengan komunitas ODOP (One Day One Post). Sekarang saya sudah tidak bergabung lagi karena anggotanya sudah sangat banyak, mayoritas anak muda yang aktif, sehingga saya kewalahan untuk mengikuti walaupun sekadar mengobrol si grup. Padahal banyak manfaat yang bisa saya dapatkan di grup tersebut. 



Kemarin waktu ada pendaftaran anggota baru yang memakai nama "Oprec" (open recruitment?) saya tawarkan kepada Azmi putri kedua kami. Ternyata temannya juga tertarik untuk bergabung. Semoga mereka pun akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat seperti saya. Tidak hanya ilmu sih, saya juga mendapatkan uang karena komunitas tersebut dengan mengirimkan naskah tulisan ke media cetak maupun digital. Alhamdulillah.



Kembali ke puisi di atas. Hujan di bulan Juni memang sesuatu yang tidak biasanya. Bulan Juni adalah musim kemarau, seharusnya tidak turun hujan. Tapi beberapa kali, sudah turun hujan walaupun kadang-kadang debitnya hanya sedikit sekali. Tetapi, itu pun sangat bermanfaat, terutama di daerah Cikarang yang super panas ini. Hujan menjadi berkah tersendiri bagi kami. 



Seperti pada tanggal 4 tersebut. Hujan menjadikan udara Jakarta tak semenyengat biasanya. Hal ini sangat kami syukuri karena menjadi tidak terlalu kepanasan di sepeda motor.


Ya, ternyata di hari ke-24 tahun pernikahan kami, kami diguyur hujan bulan Juni. Semoga ini menjadi keberkahan untuk kehidupan kami selanjutnya. Semoga Allah menjaga keluarga kami, di dunia dan akhirat. Semoga kami selalu bersama baik di dunia maupun di akhirat. Dan, semoga Allah kumpulkan kami sekeluarga di surga-Nya. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻
Kabulkanlah doa kami ya Allah.

No comments: