Bismillah
Ustadz Salim A. Fillah mengawali tausiyahnya kali ini dengan membacakan QS. As Saff ayat 9.
هُوَ الَّذِيْۤ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ
"Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya."
Lalu dilanjutkan dengan ayat 14.
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْۤا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوٰارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْۤ اِلَى اللّٰهِ ۗ قَالَ الْحَـوٰرِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّآئِفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّآئِفَةٌ ۚ فَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظٰهِرِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana 'Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah? Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata, Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; lalu Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang."
Berdasarkan isi yang terdapat pada ayat 1 yang berbunyi
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
"Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
Surat As Saff termasuk surat mushobbika, karena berisi kalimat tasbih yang mensucikan Allah.
Berkaitan dengan kalimat tasbih ini, nabi Allah, yaitu Nabi Nuh, berwasiat juga kepada anak-anaknya yang beriman untuk selalu bertasbih mengantungkan asma-Nya. Selain Kan-an yang kufur, 3 putra Nabi Nuh yang lain tetap taat kepada ayahnya dan beriman kepada Allah. Mereka adalah Ham, Sam, dan Yafit. Kepada ketiganya, Nabi Nuh berwasiat tentang 2 hal, yaitu tentang hal-hal yang harus dilaksanakan, dan hal-hal yang tidak boleh didekati.
Hal-hal yang harus selalu dilakukan tersebut adalah agar senantiasa mengucapkan "laa ilaaha illallah" dan ""subhanallahi wa bihamdih". Mengapa dua kalimat itu yang harus senantiasa diucapkan? Karena laa ilaaha illallah adalah kalimat yang beratnya melebihi beratnya alam semesta. Sedangkan subhanallahi wa bihamdih, merupakan tasbihnya seluruh makhluk di alam semesta. Yang karenanya, Allah menjamin rizki mereka di dunia.
Dalam ayat 10, Allah SWT berfirman:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ
"Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?"
Di sini Allah memanggil orang-orang yang beriman. Kalau kita merasa beriman, pastilah bergetar hati kita dengan panggilan Allah itu, dan berkewajiban untuk memenuhi panggilan itu.
Dalam ayat 10 tersebut, Allah menawarkan suatu perdagangan yang akan menyelamatkan kita dari azab yang pedih. Apa itu azab yang pedih? Kalau diibaratkan dengan penderitaan di dunia, azab yang pedih itu berupa siksaan yang dilakukan dengan menyayat dan mengiris anggota tubuh, kemudian ditaburi dengan garam. Mirip siksaan yang pernah dilakukan oleh orang-orang zalim terhadap bangsa kita dulu. Na'udzubillaahi min dzalik. Sungguh mengerikan.
Bila Allah menawarkan suatu perdagangan, bukan berarti Dia butuh bantuan hamba-Nya. Sama sekali bukan! Hal itu Ia lakukan sebagai bentuk kasih sayang-Nya, untuk menyelamatkan hamba-hamba Allah.
Perdagangan macam apa yang bisa menyelamatkan diri kita dari azab yang pedih itu?
Allah SWT berfirman:
تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ ۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّـكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui,"
(QS. As-Saff: Ayat 11)
Amal pertama yang bisa menyelamatkan adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Iman itu harus dijaga, diperbaharui, dan ditingkatkan kualitasnya. Sehingga bisa mencapai derajat yang tinggi. Salah satu contohnya adalah imannya Ibunda Hajar, istri Nabi Ibrahim.
Bagaimanakah iman Ibunda Hajar ini? In sya Allah kita lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
Bersambung ke sini.
1 comment:
Pagi2 baca ini.. Wah pencerehan, ditunggu kelanjutannya mba :)
Post a Comment