Wednesday, February 26, 2020

Simulasi Kebakaran



Bismillaah


Hari ini Al Hidayah Islamic School mengadakan simulasi penanganan kebakaran dengan mendatangkan petugas pemadam kebakaran dari EJIP (East Jakarta Industrial Park).


Kegiatan diawali dengan seolah-olah ada kebakaran sehingga berbunyilah alarm. Mendengar alarm itu seluruh warga sekolah langsung berusaha menyelamatkan diri dengan berkumpul di titik kumpul yang ada di lapangan upacara.  Para siswa dan guru berusaha menyelamatkan diri dengan berlari sambil membawa tas masing-masing. Ada yang sempat memakai sepatu, tapi lebih banyak yang hanya beralaskan kaos kaki. 

Alhamdulillaah dalam waktu lima menit, semua sudah berhasil menyelamatkan diri. Saat itu juga datanglah mobil pemadam kebakaran (damkar).

Setelah semua berkumpul di lapangan, kegiatan berikutnya adalah pengenalan APD (alat pelindung diri) dan cara penanganan kebakaran secara mandiri dan sederhana. APD yang dikenakan oleh para petugas pemadam kebakaran berupa baju dan celana panjang yang tahan panas, sepatu safety, dan helm yang tahan benda keras.


Selain menjelaskan tentang APD, petugas pemadam kebakaran juga menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran. Di antaranya, apabila asap kebakaran sudah sangat tebal dan mengganggu pernapasan, maka saat evakuasi, kita harus menjauhi daerah kebakaran dengan cara merangkak untuk menghindari asap. Ternyata, asap itu tidak menyentuh lantai, tetapi melayang kira-kira 50 meter dari tanah. Jadi, saat merangkak, InsyaaAllah kita bisa bernapas dengan normal tanpa khawatir tercekik oleh asap. Perlu dicatat bahwa asap lebih berbahaya daripada api. Karena asap bisa membuat seseorang tidak bisa bernapas.

Sedangkan cara menangani bencana secara mandiri adalah dengan menggunakan kain, karung goni, atau keset yang sudah dicelupkan ke dalam air. Caranya: celup karung ke dalam air hingga basah sempurna. Lalu pegang ujung bagian atas karung dengan dilipat sedikit di bagian yang dipegang kedua tangan, sehingga hanya jempol yang kelihatan. Karung dipegang sampai atas, hingga menutupi wajah. Kedua siku juga harus menempel pada karung. Setelah itu maju pelan-pelan ke arah daerah yang terbakar dengan merunduk, lalu tutupkan karung di atas daerah yang terbakar dengan pelan-pelan dan tidak boleh dilempar. Saat mengambil karungnya kembali, pegang seperti tadi dan pastikan menutupi muka untuk menghindari adanya percikan api.

Selain menggunakan karung, untuk mengatasi kebakaran kecil, kita bisa menggunakan APAR (alat pemadam kebakaran ringan) yang berupa tabung. Sebelum APAR digunakan, harus dicek dulu apakah masih bisa digunakan atau tidak, dengan cara menyemprotkannya ke daerah yang kosong. 


Setelah itu baru semprotkan ke area kebakaran, dengan mematikan api yang berceceran di sekitar objek pokok yang terbakar  terlebih dahulu, baru ke  sumber apinya. Asap yang dihasilkan oleh APAR ini baunya sangat menyengat dan membuat mata perih.

Makanya, ketika sesi ini, para siswa dan guru diminta untuk menjauh. Meski sudah jauh, bau dan asapnya masih terasa. Sampai-sampai ada seorang siswi kelas 6 yang lengannya merah-merah, seperti alergi.

Kegiatan ini sangat bermanfaat dan menarik untuk kami, warga sekolah. Apalagi ada beberapa siswa kelas 1 yang diberi kesempatan untuk memakai baju APD layaknya petugas Damkar yang sesungguhnya.

Mereka juga diberi kesempatan untuk menyemprotkan air dari selang mobil Damkar. Setelah itu, para siswa tersebut diberi kesempatan untuk naik ke mobil Damkar. Peristiwa ini membuat iri siswa-siswi lainnya.

Karena tidak memungkinkan untuk naik ke mobil Damkar semua, maka para siswa lainnya diberi kesempatan untuk berfoto bersama dengan latar belakang mobil Damkar. Termasuk kami, siswa-siswi kelas 6 dan guru-gurunya.

Alhamdulillaah, bertambah lagi ilmu kami yang berkaitan dengan life skill. Siswa tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga dengan melihat dan praktik langsung.





No comments: