Bismillaah
“Mi, apa ciri orang munafik?” tanya
jagoanku tiba-tiba. Membuatku mengerutkan kening sebelum menjawab
pertanyaannya. Namun, dengan polos aku jawab sesuai hadits Rasulullah .
“Bila berkata, ia dusta; bila
berjanji ia ingkar; bila diberi amanah, ia khianat,” ujarku dengan nada yang
kuatur sewajar mungkin, meski dalam hatiku bertanya-tanya, mengapa tetiba ia
bertanya seperti itu.
“Kalau orang yang melarang orang
lain berbuat sesuatu, tetapi ia sendiri melakukannya, itu disebut apa?” tanyanya
lagi.
Nah, kan. Ni anak pasti ada udang di
balik pertanyaannya. Eh, ada udang di balik batu. Dia bertanya, pasti ada
sesuatu yang sedang dipikirkan. Ya iyalah Mak, kalau bertanya pasti ada seduatu
yang dipirkan, makanya bertanya. Iya, maksudnya, dia ini sedang merencankan
sesuatu, Cuma belum ketahuan ‘sesuatu’-nya itu apa. Sampai di sini emak
bingung. “Mmm ... disebut apa ya?” PR deh, buat emak. Harus segera mencari
referensi nih.
Eh, bener juga. Malamnya setelah
salat Tarawih, jagoan emak membahas soal tadi siang. Ini anak, kalau ada maunya
belum berhenti kalau belum terpenuhi. Dia mengingatkan pertanyaan yang belum
dijawab tadi.
Setelah menghela napas, mengatur
detak jantung agar tidak terlalu menggebu-gebu, kujawablah pertanyaannya sebisa
mungkin.
“Manusia itu tempatnya lupa dan
salah. Jadi, ketika ada seseorang yang melarang kita membuang sampah
sembarangan, misalnya. Eh, suatu waktu dia sendiri membuang sampah sembarangan,
itu manusiawi. Kita tidak boleh suudzon, tetapi harus tetap husnudzon. Seperti perkataan
seorang ulama, “Saat engkau menemukan saudaramu melakukan kesalahan, carilah
1001 alasan agar kita tidak berburuk sangka kepadanya. Jadi, ketika ia ternyata
buang sampah sembarangan, kita harus berpikiran positif, “Oh, mungkin dia lupa,
atau sedang buru-buru sehingga tidak sempat mencari tempat samaph.” Begitu,
Nak.””
Mendengar penjelasan itu, dia hanya
diam saja, tidak berkomentar apa pun dan tidak bertanya-tanya lagi. Semoga
penjelasan itu bisa memuaskan rasa penasarannya. Dan, sepertinya ia bertanya
seperti itu karena ingin menyalahkan orang lain yang selalu menyudutkannya.
Ups! Keceplosan. Kan, tidak boleh suudzon. Astaghfirullaah.
No comments:
Post a Comment