Sunday, June 7, 2020

Tanyamu


Bismillaah


“Mi, apa ciri orang munafik?” tanya jagoanku tiba-tiba. Membuatku mengerutkan kening sebelum menjawab pertanyaannya. Namun, dengan polos aku jawab sesuai hadits Rasulullah .


“Bila berkata, ia dusta; bila berjanji ia ingkar; bila diberi amanah, ia khianat,” ujarku dengan nada yang kuatur sewajar mungkin, meski dalam hatiku bertanya-tanya, mengapa tetiba ia bertanya seperti itu.


“Kalau orang yang melarang orang lain berbuat sesuatu, tetapi ia sendiri melakukannya, itu disebut apa?” tanyanya lagi.


Nah, kan. Ni anak pasti ada udang di balik pertanyaannya. Eh, ada udang di balik batu. Dia bertanya, pasti ada sesuatu yang sedang dipikirkan. Ya iyalah Mak, kalau bertanya pasti ada seduatu yang dipirkan, makanya bertanya. Iya, maksudnya, dia ini sedang merencankan sesuatu, Cuma belum ketahuan ‘sesuatu’-nya itu apa. Sampai di sini emak bingung. “Mmm ... disebut apa ya?” PR deh, buat emak. Harus segera mencari referensi nih.


Eh, bener juga. Malamnya setelah salat Tarawih, jagoan emak membahas soal tadi siang. Ini anak, kalau ada maunya belum berhenti kalau belum terpenuhi. Dia mengingatkan pertanyaan yang belum dijawab tadi.


Setelah menghela napas, mengatur detak jantung agar tidak terlalu menggebu-gebu, kujawablah pertanyaannya sebisa mungkin.
“Manusia itu tempatnya lupa dan salah. Jadi, ketika ada seseorang yang melarang kita membuang sampah sembarangan, misalnya. Eh, suatu waktu dia sendiri membuang sampah sembarangan, itu manusiawi. Kita tidak boleh suudzon, tetapi harus tetap husnudzon. Seperti perkataan seorang ulama, “Saat engkau menemukan saudaramu melakukan kesalahan, carilah 1001 alasan agar kita tidak berburuk sangka kepadanya. Jadi, ketika ia ternyata buang sampah sembarangan, kita harus berpikiran positif, “Oh, mungkin dia lupa, atau sedang buru-buru sehingga tidak sempat mencari tempat samaph.” Begitu, Nak.””


Mendengar penjelasan itu, dia hanya diam saja, tidak berkomentar apa pun dan tidak bertanya-tanya lagi. Semoga penjelasan itu bisa memuaskan rasa penasarannya. Dan, sepertinya ia bertanya seperti itu karena ingin menyalahkan orang lain yang selalu menyudutkannya. Ups! Keceplosan. Kan, tidak boleh suudzon. Astaghfirullaah.

No comments: