Monday, June 15, 2020

Ghirah-mu


Bismillaah


“Semangati saya, Bu!” ujar seorang sahabat  terdengar seperti rintihan. Mukanya sudah pucat dan kelihatannya mulai pusing juga. Terlihat dari jarinya yang memijit-mijit dahi. Tapi ia masih ingin ikut berbaris untuk mengikuti kegiatan berikutnya, membuat formasi huruf LATANSA.  Saran kami agar ia segera menepi dan isitrahat tidak digubrisnya. Semangatnya begitu kuat untuk bisa mengikuti kegiatan sampai akhir. Padahal tadi ketika rehat makan siang, ia sudah mengeluh capai dan ingin tiduran.


“Semangati saya, Bu!” ucapnya lagi sambil terus  memijit-mijit dahinya. “Ibu istirahat aja ...,” seru teman-teman yang lain. Belum selesai kami berbicara, tubuhnya sudah roboh ke teman yang lain, pingsan. Dengan segera, tim medis bertindak melakukan pertolongan dan membawanya ke posko kesehatan. Akhirnya ia harus istirahat juga. Ternyata fisiknya tak sekuat azam-nya.


Asyiknya LATANSA sampai membuat mereka yang memiliki uzur pun tetap keukeuh ingin bergabung. Ada yang sambil menggendong bayi, ada yang kurang sehat sehingga harus menggunakan kursi roda, ada yang memang lemah tubuhnya sehingga tidak kuat untuk melakukan aktivitas fisik berlebihan seperti sahabat yang saya ceritakan di atas. Sakit dan lemahnya tubuh tidak menyurutkan semangatnya yang luar biasa untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ada  pula yang rela meninggalkan putranya yangsedang terbaring sakit. Semuanya demi  LATANSA.


LATANSA ini memang benar-benar asyik, begitu menghipnotis. Bagaikan gula, LATANSA berhasil mendatangkan begitu banyak akhwat dan ummahat. Seperti peribahasa, ada gula ada semut. Kami inilah semutnya. Hampir 1.500 peserta dari seluruh Kabupaten Bekasi tumpah-ruah memenuhi dan memutihkan salah satu lapangan di Jambore (nama lain Bumi Perkemahan Cibubur) ini. Ada yang datang bersama rombongan dengan naik bus maupun mobil pribadi. Ada juga yang naik motor dengan suami, ataupun dengan akhwat lain. Tidak sedikit pula yang datang bersama keluarga. Ketika sang umi mengikuti LATANSA, sang abi menunggui sambil momong putra-putrinya. Suami hebat! Asyik sekali, punya suami siaga. Alhamdulillah. Walaupun begitu, bukan berarti suami yang di rumah tidak kalah asyik, lho. Mereka juga siaga di rumah dengan pekerjaan rumah plus momong putra-putrinya.


Apa sih, asyiknya LATANSA? Sampai-sampai  rela meninggalkan rumah bahkan sebelum matahari meninggalkan peraduannya? Rela berpanas-panasan, kemudian hujan-hujanan? Apa sih, enaknya LATANSA? Bukankah lebih enak di rumah menikmati liburan bersama keluarga tercinta? Itu barangkali pertanyaan yang muncul dari mereka yang tidak paham dan tidak tahu.


Buat kami yang sudah ibu-ibu ini, emak-emak yang selalu sibuk dengan pekerjaan rumah, LATANSA bisa menjadi ajang Me Time. Saatnya menikmati waktu khusus untuk diri sendiri, tanpa anak dan suami. Dengan Me Time kita seperti menge-charge baterei. Kejenuhan dan kepenatan dari pekerjaan yang itu-itu saja, serasa lenyap dan menguap. Di sana kami bisa bertemu dan berbincang dengan teman lama ataupun teman baru. Bahkan reuni dengan teman-teman liqo waktu masih gadis ataupun saat baru berumah tangga. Itu bisa menjadi rekreasi sekaligus refreshing.




No comments: