Bismillaah
“Semangati
saya, Bu!” ujar seorang sahabat terdengar seperti rintihan. Mukanya sudah
pucat dan kelihatannya mulai pusing juga. Terlihat dari jarinya yang
memijit-mijit dahi. Tapi ia masih ingin ikut berbaris untuk mengikuti kegiatan berikutnya,
membuat formasi huruf LATANSA. Saran
kami agar ia segera menepi dan isitrahat tidak digubrisnya. Semangatnya begitu
kuat untuk bisa mengikuti kegiatan sampai akhir. Padahal tadi ketika rehat
makan siang, ia sudah mengeluh capai dan ingin tiduran.
“Semangati
saya, Bu!” ucapnya lagi sambil terus memijit-mijit dahinya. “Ibu istirahat aja
...,” seru teman-teman yang lain. Belum selesai kami berbicara, tubuhnya sudah
roboh ke teman yang lain, pingsan. Dengan segera, tim medis bertindak melakukan
pertolongan dan membawanya ke posko kesehatan. Akhirnya ia harus istirahat
juga. Ternyata fisiknya tak sekuat azam-nya.
Asyiknya
LATANSA sampai membuat mereka yang memiliki uzur pun tetap keukeuh ingin
bergabung. Ada yang sambil menggendong bayi, ada yang kurang sehat sehingga
harus menggunakan kursi roda, ada yang memang lemah tubuhnya sehingga tidak
kuat untuk melakukan aktivitas fisik berlebihan seperti sahabat yang saya
ceritakan di atas. Sakit dan lemahnya tubuh tidak menyurutkan semangatnya yang
luar biasa untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ada pula yang rela meninggalkan putranya yangsedang
terbaring sakit. Semuanya demi LATANSA.
LATANSA
ini memang benar-benar asyik, begitu menghipnotis. Bagaikan gula, LATANSA berhasil
mendatangkan begitu banyak akhwat dan ummahat. Seperti peribahasa, ada gula ada
semut. Kami inilah semutnya. Hampir 1.500 peserta dari seluruh Kabupaten Bekasi
tumpah-ruah memenuhi dan memutihkan salah satu lapangan di Jambore (nama lain
Bumi Perkemahan Cibubur) ini. Ada yang datang bersama rombongan dengan naik bus
maupun mobil pribadi. Ada juga yang naik motor dengan suami, ataupun dengan
akhwat lain. Tidak sedikit pula yang datang bersama keluarga. Ketika sang umi
mengikuti LATANSA, sang abi menunggui sambil momong putra-putrinya. Suami
hebat! Asyik sekali, punya suami siaga. Alhamdulillah. Walaupun begitu, bukan
berarti suami yang di rumah tidak kalah asyik, lho. Mereka juga siaga di rumah dengan pekerjaan
rumah plus momong putra-putrinya.
Apa sih, asyiknya LATANSA? Sampai-sampai rela meninggalkan rumah bahkan sebelum
matahari meninggalkan peraduannya? Rela berpanas-panasan, kemudian hujan-hujanan? Apa
sih, enaknya LATANSA? Bukankah lebih enak di rumah menikmati liburan bersama keluarga tercinta?
Itu barangkali pertanyaan yang muncul dari mereka yang tidak paham dan tidak
tahu.
Buat kami yang sudah ibu-ibu ini, emak-emak yang selalu
sibuk dengan pekerjaan rumah, LATANSA bisa menjadi ajang Me Time.
Saatnya menikmati waktu khusus untuk diri sendiri, tanpa anak dan suami. Dengan Me Time kita seperti menge-charge
baterei. Kejenuhan dan kepenatan dari pekerjaan yang itu-itu saja, serasa
lenyap dan menguap. Di sana kami bisa bertemu dan berbincang dengan teman lama ataupun teman
baru. Bahkan reuni dengan teman-teman liqo waktu masih gadis ataupun saat baru
berumah tangga. Itu bisa menjadi rekreasi sekaligus refreshing.
No comments:
Post a Comment