Thursday, June 4, 2020

Harus Kuat


Bismillaah


Kehamilan anak kedua saya tidak separah anak pertama, alhamdulillaah. Mungkin karena sudah terbiasa dan sudah pengalaman, saya lebih bisa menyiasati keadaan. Kalau pada kehamilan anak pertama saya sangat payah, hampir tidak bisa beraktivitas dengan normal, ditambah lagi masih manja. Alhamdulillah, seiring bertambahnya ilmu dan pengalaman dari belajar kepada beberapa ustadzah dan teman yang sudah berpengalaman, saya merasa lebih baik.


Pada kehamilan yang ini, saya sudah bisa mengendalikan diri dengan tidak terlalu manja dan tidak terlalu mengikuti perasaan. Kalau mengikuti perasaan, inginnya seharian tidur-tiduran saja. Tidak mungkin kan? Sedangkan saya juga harus mengurusi anak pertama. Alhamdulillaah, saya lebih banyak membaca Al Qur’an karena meski masih dalam kandungan, janin sudah bisa mendengar suara ibunya. Selain itu, Al Qur’an adalah kalam Allah yang sangat mulia dan memiliki banyak keistimewaan. Dengan mendengarkannya saja, bisa merangsang otak anak sehingga menjadi lebih cerdas. MasyaAllah.


Alhamdulillah wa syukurillah, fase kehamilan dan kelahiran tidak terlalu bermasalah. Masalah datang justru saat pasca kelahiran. Sejak anak pertama berusia kurang lebih dua tahun, saya tidak memiliki asisten rumah tangga. Jadi, semua pekerjaan saya tangani sendiri, dibantu suami. Nah, pasca kelahiran, Bude dan ibu mertua hanya beberapa hari menemani di rumah. Selanjutnya, saya mengurus sendiri rumah dan anak-anak. Bahkan dua hari setelah melahirkan saja, saya sudah mulai mencuci.


Mungkin karena faktor kecapean dan salah posisi, leher dan punggung saya terasa sakit sekali. Terasa kaku dan sakit baik saat diam saja atau pun saat digerakkan. Bahkan saya sempat demam karena menahan rasa sakit. Saat itulah, saya merasa nelangsa. Sakit sambil mengurusi bayi dan rumah, membuat saya agak mengabaikan anak pertama. Akibatnya dia main sendiri ke rumah tetangga. Alhamdulillaah tetangga kami semuanya baik hati, sudah seperti saudara.


Bersyukur, memiliki tetangga seperti itu. Andaikan tidak punya tetangga sebaik mereka, entah bagaimana nasib anak sulung saya. Di rumah kurang perhatian, di luar juga tidak punya teman. Maka benarlah perintah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam untuk memuliakan tetangga. Seperti hadits .... Kita harus berbuat baik kepada tetangga, karena kalau terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan terhadap diri dan keluarga kita, maka mereka lah yang pertama kali akan membantu kita, bukan saudara yang jauh apalagi teman.

No comments: