Bismillaah
Kehamilan anak kedua saya tidak
separah anak pertama, alhamdulillaah. Mungkin karena sudah terbiasa dan sudah
pengalaman, saya lebih bisa menyiasati keadaan. Kalau pada kehamilan anak
pertama saya sangat payah, hampir tidak bisa beraktivitas dengan normal,
ditambah lagi masih manja. Alhamdulillah, seiring bertambahnya ilmu dan
pengalaman dari belajar kepada beberapa ustadzah dan teman yang sudah
berpengalaman, saya merasa lebih baik.
Pada kehamilan yang ini, saya
sudah bisa mengendalikan diri dengan tidak terlalu manja dan tidak terlalu
mengikuti perasaan. Kalau mengikuti perasaan, inginnya seharian tidur-tiduran
saja. Tidak mungkin kan? Sedangkan saya juga harus mengurusi anak pertama. Alhamdulillaah,
saya lebih banyak membaca Al Qur’an karena meski masih dalam kandungan, janin
sudah bisa mendengar suara ibunya. Selain itu, Al Qur’an adalah kalam Allah
yang sangat mulia dan memiliki banyak keistimewaan. Dengan mendengarkannya
saja, bisa merangsang otak anak sehingga menjadi lebih cerdas. MasyaAllah.
Alhamdulillah wa syukurillah,
fase kehamilan dan kelahiran tidak terlalu bermasalah. Masalah datang justru
saat pasca kelahiran. Sejak anak pertama berusia kurang lebih dua tahun, saya
tidak memiliki asisten rumah tangga. Jadi, semua pekerjaan saya tangani
sendiri, dibantu suami. Nah, pasca kelahiran, Bude dan ibu mertua hanya
beberapa hari menemani di rumah. Selanjutnya, saya mengurus sendiri rumah dan
anak-anak. Bahkan dua hari setelah melahirkan saja, saya sudah mulai mencuci.
Mungkin karena faktor kecapean
dan salah posisi, leher dan punggung saya terasa sakit sekali. Terasa kaku dan
sakit baik saat diam saja atau pun saat digerakkan. Bahkan saya sempat demam karena
menahan rasa sakit. Saat itulah, saya merasa nelangsa. Sakit sambil mengurusi
bayi dan rumah, membuat saya agak mengabaikan anak pertama. Akibatnya dia main
sendiri ke rumah tetangga. Alhamdulillaah tetangga kami semuanya baik hati,
sudah seperti saudara.
Bersyukur, memiliki tetangga
seperti itu. Andaikan tidak punya tetangga sebaik mereka, entah bagaimana nasib
anak sulung saya. Di rumah kurang perhatian, di luar juga tidak punya teman. Maka
benarlah perintah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam untuk memuliakan
tetangga. Seperti hadits .... Kita harus berbuat baik kepada tetangga, karena
kalau terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan terhadap diri dan keluarga kita,
maka mereka lah yang pertama kali akan membantu kita, bukan saudara yang jauh
apalagi teman.
No comments:
Post a Comment