Bismillaah
Saat
itu Mufid masih TK, usianya belum genap 6 tahun. Ketika ada acara Gebyar Ar
Rahman, sekolah tempat Mufid belajar, ibu guru memintanya untuk ikut lomba
Pildacil (Pemilihan Dai Cilik). Sekitar satu atau dua pekan sebelum acara,
teks pidato sudah diberikan oleh bu guru.
Tidak
hanya di sekolah, di rumah pun ia rajin belajar. Hanya saja, ia tidak pernah
mau didampingi saat belajar. Ia maunya belajar sendiri. Maka, ia pun pergi ke
samping rumah, sembunyi. Di sana ia mulai menghafal teks yang telah disiapkan
oleh Bu Guru. Saat ditanya Bu Guru di sekolah, “Mufid belajar sama siapa di
rumah?” "Sendiri,” jawabnya.
“Nggak sama Umi?” selidik Bu Guru.
“Uminya sibuk ngurusin adik,”
jawabnya polos.
Duh,
nyesek rasanya saat dengar cerita Bu Guru itu. Kok bisa-bisanya dia
berkesimpulan seperti itu. Padahal dia memang tidak pernah minta diajari. Jadi
dia mengambil kesimpulan sendiri, memutuskan sendiri tindakannya, tanpa pernah
bercerita ke uminya.
Pada
hari Mufid maju lomba, saya juga
berhalangan hadir karena memang harus mengajar. Ia berangkat diantar abinya.
Alhamdulillaah, Mufid dapat juara harapan I. Waah, tidak menyangka. Yang
membuat saya lebih surprise lagi, ketika ada sesama wali murid cerita. Kata
beliau, Mufid merupakan satu-satunya peserta yang sangat menghafal teks. Tak
ada yang terlupa dan tak ada kata yang meleset. MasyaaAllah. Ternyata itu yang
membuatnya juara. Namun sayangnya, karena ia selalu belajar sendiri, maka
intonasi dan ekspresinya pun tidak ada. Ia sekadar hafal. Sedangkan namanya
berpidato, tentunya harus ada intonasi, ekspresi, dan komunikasi dengan
audiensnya.
Bagaimana
pun, pengalaman ini sangat berharaga, baik untuk Mufid ataupun untuk diri
saya sebagai ibunya. Bagi Mufid, ini adalah ajang buatnya mengasah rasa percaya
diri. Bagi saya, ini adalah teguran betapa saya kurang memperhatikan
kebutuhannya, lebih fokus kepada adiknya. Dan beruntungnya saya, Mufid begitu
paham dengan kesibukan uminya. Sangat mengerti bahwa uminya repot mengurusi adiknya.
Sedih sekaligus bangga. Sedih karena belum bisa menjadi ibu yang baik. Bangga karena Mufid sudah bisa mandiri dan sangat pengertian.
No comments:
Post a Comment