Wednesday, March 16, 2016

Doa Saat Darurat

Bismillaah

Di tengah perjalanan pulang ke rumah, titik-titik air mulai turun dari langit yang berwarna hitam pekat. Sambil terus memacu motor agar terhindar dari guyuran hujan, aku terus berdoa agar Allah berkenan menahan sebentar hujan yang pasti mengandung rahmat-Nya ini. Bukan aku tak menginginkan hujan ini, bukan. Aku hanya berharap bisa sampai ke tempat fotocopy tanpa basah kuyup. Terasa titik-titik air yang tadi masih jarang-jarang, sekarang mulai rapat dan agak banyak. Agak banyak, tapi belum banyak. Kupacu motorku agar lebih cepat sampai, diiringi doa yang tak putus-putus mengharap belas kasih-Nya. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di tempat fotocopy, dan ... bres, bres, bres ... Airnya turun tidak terkira (jadi nyanyi anak TK). Hujan deras sekali disertai petir yang menyambar-nyambar.

Sambil menunggu fotocopy, kucoba menikmati hujan dengan melihat kendaraan yang lalu lalang. Saat itulah lamunanku menerawang ke beberapa tahun silam. Sekitar tujuh tahun lalu. Waktu itu juga hujan turun deras sekali, persis seperti saat ini, disertai suara guntur yang meruntuhkan nyali. Turun dari angkot sambil menggendong Mufid yang baru beberapa bulan usianya, aku berteduh di emperan sebuah rumah makan padang. Perjalanan ke rumah sebenarnya tinggal beberapa menit dengan naik ojeg. Tapi, melihat suasana hujan yang seperti itu, ditambah dengan bayi yang ada dalam gendongan, gentar rasa hatiku untuk meneruskan perjalanan.

Di lain sisi, kalau berdiri terus di emperan ini, lama-lama capek dan basah juga kami berdua. Ya Allah ... bagaimana ini? Tiba-tiba aku ingat materi yang disampaikan  Ustadz Salim pekan lalu. Kata beliau, ketika kita dalam keadaan darurat, lantunkan saja doa berikut ini:

اللهم اني اسالك باني اشهد انك انت الله لا اله الا انت الا حد الصمد الذي لم يلد و لم يولد و لم يكن له كفوا احد

(Allahumma innii as-aluka bi annii asy-hadu annaka antallaah laa ilaaha illaa anta al ahadush-shomad alladzii lam yalid wa lam yuulad wa lam yakun lahuu kufuwan ahad)

Artinya kira-kira (Waktu itu tidak diberitahu artinya, jadi kira-kira saja. Mas Farid ODOP 1 tolong dong, diterjemahkan!)
"Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, dengan ini aku bersaksi sesungguhnya Engkau adalah Allah, tidak ada ilah kecuali Engkau, Yang Mahaesa, tempat meminta segala sesuatu, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."

Kulantunkan doa itu beberapa kali sambil memohon agar Allah berkenan menghentikan deras hujan-Nya barang sebentar saja, agar aku bisa pulang. Setelah doa itu kuulang untuk yang ketiga kalinya, hujan berangsur reda. Memang tidak berhenti, tapi sudah berkurang dan guntur pun tak ada. Masyaallah, alhamdulillah, terimakasih ya Robbii, Engkau kabulkan doaku. Terimakasih Ustadz Salim yang telah mengajarkan doa ini.

Di waktu yang lain, saat aku kehilangan dompet yang berisi surat-surat penting, aku pun bermunajat kepada Allah dengan doa ini. Waktu itu kami sekeluarga sudah berusaha mencari dompet tersebut di setiap sudut rumah, tapi tidak ketemu. Setelah sholat Maghrib, aku mengulang-ulang doa di atas sambil memohon kepada-Nya agar dompet itu ketemu. Dan, terjadi lagi keajaiban itu. Dompetku ketemu! Masyaallah ... Sungguh benar janji-Mu. "... Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku." (QS. Al Baqarah: 186)

Namun, ada kalanya doa kita tidak langsung dikabulkan oleh Allah. Bisa jadi Allah menundanya, atau mengabulkan dalam bentuk lain yang tak kalah penting dengan yang kita minta, atau dikabulkan nanti saat kita sudah di alam akhirat. Sebagai hamba, kita hanya wajib berdoa. Keputusan ada di tangan dan kuasa Allah azza wa jalla.  Wallahu a'lam.

No comments: