"Mi, laper," keluh si bungsu yang baru belajar puasa. Padahal jam dinding baru menunjukkan pukul 10. Tapi dia sudah merengek lapar. Harus mencari cara untuk mengalihkan rasa laparnya, nih. Saya pun memutar otak mencari solusinya.
"Kita main Cublak-Cublak suweng yuk ..., " ajak saya yang langsung direspons oleh anak-anak.
"Main apa Mi?" Tanya anak-anak penuh rasa ingin tahu.
"Ini permainan umi waktu kecil. Pertama, kita hompimpa dulu untuk menentukan siapa yang jaga. Yuk," ajak saya memulai permainan.
"Hom-pim-pa alaiyung gambreng!!!" Seru mereka serempak sambil membentangkan jari tangan. Ada yang telapak tangannya menghadap ke bawah, ada yang ke atas. Telapak tangan yang tidak ada temannya, maka dia yang jadi Pak Empo.
"Nah, Adik yang jadi Pak Empo," tunjuk saya kepada si bungsu.
"Pak Empo itu apa Mi?" Tanyanya bingung.
"Pak Empo yang jadi, Dik. Berarti Adik tengkurap, seperti sujud. Nanti yang lain bermain dengan cara meletakkan tangannya di atas punggung Adik dalam keadaan terbuka. Lalu salah seorang dari kita, menjalankan sebuah kerikil di antara telapak tangan itu sambil menyanyi."
"Nyanyi apa Mi?" Tanya mereka tak sabar mendengarkan penjelasan saya.
cublak-cublak suweng
suwengé ting gelèntèr
mambu ketundung gudhèl
pak empo lirak-lirik
sapa ngguyu ndelikaké
sir, sir pong delé kopong
sir, sir pong delé kopong
suwengé ting gelèntèr
mambu ketundung gudhèl
pak empo lirak-lirik
sapa ngguyu ndelikaké
sir, sir pong delé kopong
sir, sir pong delé kopong
"Nah, saat lagunya berhenti, kerikilnya dipegang oleh orang yang terakhir. Lalu Pak Empo menebak, siapa yang memegang kerikil itu. Kalau berhasil ditebak, berarti orang itu yang jadi. Kalau tidak tertebak, berarti Adik jadi lagi," jelas saya panjang lebar. Meskipun masih agak bingung, anak-anak mengangguk-angguk seperti paham
"Ya udah. Kita main aja langsung, Mi," ucap si kakak sudah tak sabar.
"Ayuuuuk!!!" Seru yang lain dengan kompak.
Alhamdulillaah, permainan itu berhasil mengalihkan rasa lapar si bungsu dan kakak-kakaknya. Hampir setiap hari mereka minta saya untuk bermain Cublak-Cublak Suweng ini. Mungkin karena permainan baru dan langka, mereka seperti tak ada bosannya. Justru saya yang bosan dan capek mengikuti keinginan mereka.
Permainan yang murah meriah ini sungguh bermanfaat bagi kami sekeluarga. Selain membuat hati anak-anak gembira, anak-anak pun semakin kompak dan rukun.
No comments:
Post a Comment