Thursday, July 2, 2020

Semangat Membara (2)

Bismillaah


Dan saya bersyukur sekali kepada Allah, sebelum memberikan ujian ini, Allah telah memberikan kesempatan belajar di tahun sebelumnya. Jadi, di antara 37 siswa itu, ada sekitar 50 % yang harus mendapatkan perhatian lebih dalam hal pelajaran matematika. Waktu itu, saya meminta kepada kepala sekolah agar pelajaran matematika dijadwalkan sekali pertemuan langsung 4 jam pelajaran. Kalau dikonversi dengan jam sesungguhnya, maka sekitar 2 jam lebih.

Dengan waktu dua jam itu, saya dan para siswa asyik berkutat dengan angka-angka, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan juga pembagian. Matematika dasar. Waktu dua jam serasa tidak cukup.

Ada salah seorang siswa yang terus terkenang hingga saat ini. Sebut saja namanya Dina. Dulu saat Dina kelas 3, membaca saja masih sulit, apalagi berhitung. Saya ingat sekali, ketika ulangan bahasa Inggris, semua soal dijawab dengan namanya. Di soal pertama, dia benar karena soalnya "What's your name?" Dia jawab, "Dina." Benar. Di soal berikutnya yang menanyakan kelas, alamat, dan hobi, dia jawab semua dengan "Dina".

Saat bertemu lagi di kelas 6, ternyata dia sudah banyak berubah. Dia semakin pintar dan memahami pelajaran. Tetapi, ketika bertemu pelajaran matematika, ternyata dia agak kewalahan. Akhirnya, saya pun mengajarinya dari nol, seperti siswa di tahun sebelumnya. Seperti mengajar anak TK. 


Tidak cukup belajar di kelas, Dina pun mengikuti pelajaran tambahan di rumah saya. Hampir setiap sore ia dan beberapa temannya belajar matematika. Dari yang tidak bisa menghitung, pelan-pelan ia mulai menguasai.

Seperti biasa, selama mengajar saya selalu selipkan kata-kata motivasi mengenai betapa pentingnya belajar. Juga tentang pentingnya mempelajari semua pelajaran yang diberikan guru, tidak hanya yang disukai. Alhamdulillaah, seiring berjalannya waktu, semangat belajar siswa semakin meningkat. Termasuk Dina.

Suatu saat saya bertanya kepadanya tentang cita-citanya. Ia mengatakan bahwa ia ingin menjadi pedagang. Dan, untuk menjadi pedagang, ia harus bisa matematika. Itulah yang membuatnya semangat belajar matematika. MasyaAllah.

Setelah hampir satu semester, tibalah saatnya try out UN. Dan, kejutan buat saya. Dina yang belajar matematika dari nol, waktu itu mendapatkan nilai yang cukup bagus. Memang sih, baru 6 sekian. Tapi, bagi saya itu suatu hasil yang membanggakan. Ia yang tadinya menghitung 10 dikurangi 7 saja tidak bisa, sekarang mendapatkan nilai 6. Alhamdulillaah. Perjuangannya, pengorbanannya untuk tekun belajar matematika, telah menghasilkan buah yang manis. Baarakallahu fiik, Dina 🥰.


No comments: