Thursday, July 16, 2020

Emak Sibuk Bagaimana Bisa Menulis Buku? (resume)



Judul buku: Emak Sibuk Bagaimana Bisa Menulis Buku?

Penulis: Cahyadi Takariawan

Penerbit: Wonderful Publishing

Cetakan: Juli 2020

"When you say you don't have the time, what you are really saying is: Something else is more important right now than writing." (Victoria Lynn Schmidt, Ph.D.)

Membaca kalimat itu, rasanya seperti di-skak mat. Tak berkutik. Ternyata kalau selama ini tak ada waktu untuk menulis, yang sebenarnya terjadi adalah menulis belum menjadi prioritas kegiatan. Belum menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan. Aktivitas lain lebih penting dan lebih utama. Padahal, katanya mau jadi penulis, tapi menulis masih dinomorsekiankan.

Setiap emak pasti banyak kesibukan. Tetapi itu tidak menjadi alasan untuk menulis. Bagi mereka yang ingin menjadi penulis. Lain halnya kalau ingin menjadi pebisnis.

Nah, biar buku yang digadang-gadang bisa terwujud dalam bentuk yang indah, kita perlu perhatikan beberapa poin ini. Pertama, tentukan dulu tema buku yang akan kita lahirkan. Setelah itu pilih jenis atau genre buku tersebut. Misalnya kita memilih jenis buku non-fiksi dengan genre kisah berhikmah.

Lalu, tetapkan juga segmen pembaca yang ingin kita bidik. Apakah anak-anak, pemuda, orang tua, guru, pebisnis, atau yang lainnya. Pilihan ini sangat bermanfaat untuk memilih diksi penulisan buku agar bahasanya _nyambung_.

Berikutnya, kita perlu merancang bentuk buku. Termasuk bentuk buku adalah ukuran buku, apakah A5, dan tebalnya berapa halaman.

Yang tak kalah pentingnya adalah menetapkan target penulisan buku. Empat hari (seperti Pak Cah), sebulan, dua bulan, atau setahun. Dengan menetapkan target, mudah-mudahan bisa membuat kita disiplin dan berusaha mencapai tujuan tepat pada waktunya.

Langkah selanjutnya adalah membuat outline buku. Outline ini, semacam kerangka atau garis besar buku yang akan ditulis. Terdiri dari berapa bab dan berapa sub-bab. Dengan membuat outline, diharapkan tulisan kita akan selalu berada di jalan yang benar, tidak menyimpang dari tema yang sudah dicanangkan di awal.

Dan yang terakhir, memiliki jadwal kerja harian. Bukan kerja kantor atau kerja nyuci, tetapi kerja menulis buku. Ada yang punya ide lancar saat pagi hari, ada pula yang di siang atau malam hari. Apa pun waktunya, intinya adalah disiplin.

2 comments:

Cahyadi Takariawan said...

Alhamfulillah.... kerren Mak...

Nindyah Widyastuti said...

Matursuwun Pak Cah 🙏