Monday, August 17, 2020

Merdeka Finansial


Bismillaah


Kita mungkin sudah merdeka secara fisik. Tidak ada penjajah yang memperbudak kita dengan memeras tenaga dan harta yang kita miliki. Tapi merdeka secara finansial?


Bangsa kita, memang sudah merdeka sejak 75 tahun yang lalu. Terbebas dari penjajahan yang tidak berperikemanusiaan. Terbebas dari tekanan bangsa asing yang merusak tatanan masyarakat secara ekonomi maupun pemerintahan. 


Lalu, apakah kita sudah menikmati kemerdekaan itu? Sebagian sudah, sebagian lagi belum. Apa yang belum? Merdeka Finansial.


Ya, secara finansial, kita masih disetir oleh negara asing. Banyaknya perusahaan milik asing yang beroperasi di Indonesia dengan mempekerjakan rakyat Indonesia dengan upah yang kecil, itu membuktikan bahwa kita belum merdeka secara finansial. Kita belum bisa berdiri di atas kaki sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kita masih bergantung kepada orang asing yang memiliki modal. 


Karena mereka sang pemodal, maka berhak mengatur upah karyawan semaunya. Meskipun ada UMR (upah minimum regional), tetap saja mereka ikut campur tangan dalam pengambilan keputusan. Dan, tentu saja keputusan itu pasti yang tidak akan merugikan mereka. Sedangkan rakyat Indonesia? Hanya bisa pasrah menerima. Karena kalau menolak, ancamannya adalah PHK (pemutusan hubungan kerja).


Itu merdeka finansial secara global. Bagaimana merdeka finansial secara pribadi?


Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa merdeka finansial ditandai dengan tercukupinya semua kebutuhan, disertai dengan adanya tabungan yang bisa digunakan sewaktu-waktu. Merdeka finansial berarti memiliki harta kekayaan yang lebih dari cukup sehingga bisa untuk biaya hidup di atas rata-rata. Bukan hidup yang sederhana. Itu dari kacamata duniawi.


Bagi seorang muslim, merdeka finansial tidak melulu diukur dengan tersedianya harta yang berlimpah. Kita bisa dikatakan merdeka finansial bila harta yang kita miliki tidak kita letakkan di hati, tetapi di tangan. Maksudnya, harta yang kita miliki tidak untuk dimiliki sendiri sehingga kita selalu merasa takut kehilangan. Tetapi harta itu kita letakkan di tangan, sehingga siap untuk disedekahkan kepada siapa saja. 


Merdeka finansial adalah saat kita tidak bergantung kepada harta. Karena harta bisa habis sewaktu-waktu. Banyaknya harta tidak akan menjamin kita merdeka secara finansial bila harta itu hanya menjadi milik kita. Digunakan hanya untuk keperluan dan keinginan kita saja. Merdeka finansial adalah bila harta yang kita miliki dapat memberikan manfaat kepada orang banyak dengan cara diinfakkan atau disedekahkan. Sehingga harta itu berputar tidak hanya di kita saja, tetapi di masyarakat secara luas.


Maka, kita akan merdeka secara finansial apabila harta yang kita miliki baik itu sedikit atau banyak, bisa mencukupi kebutuhan hidup kita, bukan gaya hidup kita. Selain itu, merdeka finansial adalah apabila harta itu merupakan harta yang berkah. Berkah berarti selalu bertambah baik zatnya maupun manfaatnya. 

No comments: