Friday, March 27, 2020

Kesal



Bismillaah


Sejak kemarin, hatiku terasa tidak nyaman. Ada perasaan tidak enak, seperti akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Selain hati gelisah, badanku pun terasa lemas, tak bertenaga. Pertanda apa ini?


Dan, sore ini, benarlah terjadi sesuatu yang menyesakkan dada. Mau marah, tapi juga malu, kesal, entah apalagi gejolak rasa ini. Inginnya teriak dan menangis. Tapi malu dilihat anak-anak dan suami. Akhirnya kutelan saja segala kemelut ini. Hanya kepada Allah, kuadukan dan kukesahkan semuanya. Dan, di sini lah kucurahkan uneg-uneg ini.


Kemarin, atas permintaan seorang teman, bukan inisiatifku sendiri, aku menyarankan sesuatu ke grup guru. Tetapi ditolak mentah-mentah oleh sebagian besar guru. Yah, tak apalah, lagi pula bukan ideku ini. Tapi, ada malu juga di hati ini. Sudah, abaikan saja.
Sore ini, teman yang sama mengoreksi kebijakan sekolah yang sudah berlaku mengenai suatu ejaan. Ternyata ejaan yang dipakai sekolah tidak sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Dan, selama ini, aku sebagai editor telah menggunakan dan menerapkan kebijakan sekolah yang ternyata salah itu. Tentu saja, semua soal yang kuedit, jadi salah semua. Salah lagi, dah. Sebenarnya kesalahan ini bukan murni kesalahanku karena aku hanya melaksanakan apa yang telah ditetapkan sekolah. Dan itu telah diputuskan di rapat. Yang membuatku kesal, mengapa guru-guru yang lain tidak mengakui bahwa itu keputusan rapat. Apakah mereka tidak mendengar? Dan, saat aku meminta maaf di grup mengakui ini sebagai kesalahan dan kecerobohanku, kepala sekolah yang bertanggung jawab atas keputusan ini tidak merespon permintaan maafku.


Kalau menurutku, seharusnya beliau dengan gentleman mengakui dong, bahwa ini keputusannya. Paling tidak, merespon permintaan maafku, dimaafkan atau tidak.
Kesel nggak, sih?
Astaghfirullah. 



Ya sudahlah. Itu kan menurutku. Mungkin menurut beliau itu tidak penting dan tidak perlu diperpanjang. Kucoba husnudzon walau tetap saja sulit untuk mengerti. Rasanya malu, kesal, marah, nano-nano deh.
Banyak istighfar saja lah. Astaghfirullah.

لَّاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ 

No comments: