Wednesday, April 6, 2016

Menulis Impian?

Bismillaah

Hari ini Rabu, 6 April 2016, siswa-siswi kelas 6 berkesempatan untuk mengunjungi Museum Listrik dan Energi Baru (MLEB) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dalam rangka field trip tahunan.

Agenda field trip hari ini adalah training motivasi dan berkeliling di area MLEB. Acara pertama dilaksanakan di ruang Tesla, MLEB, selama kurang lebih dua setengah jam. Motivator yang mengisi acara kali ini sama seperti tahun lalu, yaitu Kak Ahmad Alam dari SuperEduLife Training. Lelaki muda yang biasa dipanggil Kak Alam ini, semasa sekolahnya penuh prestasi. Tak heran bila ia dipilih untuk memberikan suntikan semangat kepada anak-anak kelas 6 yang sebentar lagi akan melaksanakan US ( Ujian Sekolah).

Satu poin penting yang terus saya ingat dan ingin saya terapkan terhadap diri dan keluarga adalah tentang menuliskan impian. Selama ini impian yang saya bangun dan angankan hanya sekadar di angan-angan. Padahal saya tahu betapa penting menuliskan impian itu. Tapi saya terlalu malas melakukannya. Dan, sekarang saya tahu dan sadar ternyata memang penting untuk menuliskan impian.

Apa, sih, yang membuat saya benar-benar ingin menuliskan impian itu? Kak Alam yang jebolan IPB ini (Wah, satu almamater dengan Bang Syaiha, nih), cerita bahwa dulu, iya, duluuuu sekali, sebuah universitas di luar negeri, ( maaf saya lupa namanya) mengadakan survei. Survei ini tentang mahasiswa mana saja yang menuliskan impian dan rencana masa depannya dengan spesifik, dan mana yang tidak. Bagaimana hasilnya?

Hasilnya, hanya ada 3% mahasiswa yang menuliskan impian dan rencana masa depannya dengan spesifik. Mahasiswa yang mempunyai impian tetapi tidak menuliskannya ada 13%. Dan, sisanya? Sebanyak 84% tidak tahu apa yang menjadi impian hidupnya. Berada di manakah kita? Dan, apa sih pentingnya dan pengaruhnya buat hidup ini?

Ternyata sangat penting sekali dan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang. Sepuluh tahun kemudian, diadakan survei terhadap orang yang sama, yang tentunya sudah bukan mahasiswa lagi. Hasilnya? Luar biasa! Kelompok 3% tadi, mempunyai penghasilan 10 kali lipat dari mereka yang berada di kelompok 84%. Sedangkan kelompok 13% berpenghasilan sebanyak 2 kali lipat dari kelompok 84%. Kesimpulannya? Silakan disimpulkan sendiri, ya.

Nah, mari kita rancang impian kita dengan spesifik, dan jangan lupa ditulis, ya. In sya Allah impian itu akan tercapai pada waktunya. Tapi, hati-hati, jangan sampai salah menulis, ya, nanti seperti guru online saya. Karena salah menulis tanggal dan tahun, akhirnya ia tak bisa menyegerakan nikah. Walaupun, alhamdulillah ada hikmahnya juga. Beliau dipertemukan dengan bidadari cantik yang luhur budinya.

#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari

No comments: