Saturday, April 30, 2022

Review "Serial Pingkan 2; Seperti Daisy di Musim Semi"


Judul buku: Serial Pingkan 2
                      Seperti Daisy di Musim Semi
Penulis: Muthmainnah
Penerbit: Pingkan Publishing
Cetakan: 2009
ISBN: 978-602-8277-42-6
Tebal buku: 294 halaman


Bismillah


Masih dengan Serial Pingkan yang renyah dan cerdas. Karya kedua Muthmainnah alias Maimon Herawati ini tak kalah menarik dengan yang pertama. Cocok untuk remaja yang mulai menginjak dewasa. Kalau pada serial pertama lebih menyoroti kehidupan Pingkan muda sebagai mahasiswa baru, pada serial kedua ini banyak menyoroti kegiatan Pingkan dalam berdakwah dan menjalani rutinitasnya sebagai mahasiswa peneliti.


Kali ini, Pingkan sudah tidak tinggal bersama Tom, kakak angkatnya. Dia tinggal di rumah Nenek Lauren yang diwariskan kepadanya. Karena rumah itu cukup besar, Pingkan mengajak teman-temannya untuk tinggal di sana, di antaranya bernama Reni. Selain itu, Pingkan juga menjadikan rumahnya sebagai basecamp International Muslim Student Association (IMSA). 


Sebagai basecamp IMSA, tentunya rumah itu sangat diharapkan aman secara fisik maupun psikis. Namun, secara tak terduga, Pingkan justru merasa tidak nyaman dan gelisah. Hal ini disebabkan komputer di rumah itu terkena "virus". Saat Pingkan membuka komputer, tiba-tiba langsung muncul situs porno. 


Berbagai cara dilakukan untuk menghentikan kemunculan situs tersebut. Saran dari berbagai pihak pun sudah diterapkan, namun situs itu masih muncul juga. Akibatnya, Pingkan jadi menaruh curiga ke penghuni rumah tersebut. Investigasi pun dilakukan.


Di luar kasus itu, Pingkan mulai merasa risih dengan kehadiran Rizal, mahasiswa Indonesia juga. Dia sering hadir pada acara kajian yang diadakan Reni. Kajian tersebut khusus untuk para mahasiswa Indonesia, tidak seperti IMSA yang terbuka untuk semua warga negara mana pun.


Bahkan, saat para muslimah mengadakan acara biking, lelaki itu ikut juga. Alasannya, biar bisa menjaga para muslimah tersebut. Yang membuat Pingkan jengah, lelaki itu terkenal di kalangan mahasiswa Indonesia sebagai seorang ustadz, tetapi kalau menatap Pingkan seperti ingin menguliti saja. Apa ya, bahasanya. Hmm ... Nggak kedip-kedip gitu, lho. Berarti kan, tidak menjaga pandangan. 


Tidak hanya itu. Saat keluarga Tom mengajaknya berlibur dengan camping di pantai, Rizal juga ikut. Hal itu membuatnya semakin tidak nyaman dan tidak bisa menikmati liburan. Apalagi Rizal seolah selalu mengikuti ke mana pun ia pergi. 


Pingkan benar-benar kewalahan dengan sikap lelaki itu. Hingga suatu malam, ketika ia berjalan sendirian di pinggir pantai, lagi-lagi, Rizal mengikutinya. Dan, ... 

No comments: