Wednesday, April 27, 2022

Review "Besali"


Judul buku: Besali
Penulis: Shabrina Ws.
Penerbit: Laksana
Cetakan: 2019
ISBN: 978-602-407-841-6 (Pdf)
Tebal buku: 292 halaman



Bismillah



Ada yang tahu Besali? Kata itu sangat asing bagi saya. Dan, itulah yang membuat saya sangat penasaran dengan buku ini. Seperti buku-buku sebelumnya, Shabrina Ws. memang suka menggunakan satu kata benda untuk judul bukunya. Buku-buku sebelumnya yang telah saya baca adalah Betang dan Sauh. Semuanya enak dibaca dan sarat makna serta pengetahuan baru untuk saya.



Lohita Sasi, akhirnya harus kehilangan ayahnya, setelah sebelumnya ibunya pun berpulang kepada Sang Pemilik Kehidupan. Dan, kehilangan kali ini terasa lebih berat karena wasiat ayahnya. Dia harus mempertahankan Besali milik ayahnya yang telah diwarisi secara turun-temurun. Karena Besali merupakan sumber rezeki mereka selama ini. Hanya saja, tidak mudah mencari orang yang bisa mengelolanya dengan baik. Meskipun ayahnya sudah punya orang kepercayaan, namun Lohita masih belum ingin memberikan kepada laki-laki pilihan ayahnya itu. 



Sapta namanya, lelaki yang telah mewarisi semua kepandaian ayahnya dan sekaligus menjadi orang kepercayaan beliau. Teman sejak kecilnya, yang selalu siap sedia membantunya. Mereka sangat akrab. Apalagi semua kakak Lohita pergi merantau. Jadilah Sapta teman yang juga berperan seperti seorang kakak.



Namun, kedekatan itu mulai renggang setelah muncul kabar burung yang mengatakan bahwa mereka telah dijodohkan. Lohita mulai menjaga jarak dan mengurangi interaksi dengan Sapta. Apalagi setelah ada lelaki lain yang kerap mengunjungi toko bukunya. Yang tidak sekadar membeli buku, tetapi juga mengobrol, bahkan makan siang bersama.


Mereka punya hobi sama, membaca buku dan berpuisi. Lohita merasa cocok dengannya. Apalagi perhatian lelaki itu juga membuatnya nyaman. Walaupun belum ada percakapan yang serius menyangkut hubungan mereka, harapan itu mulai bersemi di hatinya.



Namun, ternyata mereka belum berjodoh. Lelaki yang datang dari kota lain itu, ternyata sudah memiliki calon istri. Di kota Lohita ini, dia hanya menjalani masa tugas pekerjaannya dan akan kembali ke kotanya untuk menikah dengan calonnya. Kenyataan itu sangat mengguncang jiwa Lohita. Salahnya juga, berharap dari hubungan yang tak pasti dan terpesona dengan perhatian-perhatian yang melenakan. Membiarkan bunga-bunga itu bersemi di hatinya untuk kemudian layu sebelum mekar. 



Di saat terpuruk seperti itu, hanya Sapta yang masih peduli dengannya. Mengkhawatirkannya, seperti dulu sebelum hubungan mereka renggang. Hanya Sapta yang ingin memastikan bahwa dirinya baik-baik saja. Akankah ia abai dengan semua kepedulian itu?



Hari berganti, luka itu mulai mengering. Hati pun mulai terbuka. Mulai menyadari betapa selama ini Sapta sudah sangat perhatian kepadanya. Menjaganya sedemikian rupa, meski tetap menjaga nilai-nilai yang diajarkan ayahnya dulu. Ah, hati. Sungguh ia mudah terbolak-balik.



Di saat Lohita mulai yakin bahwa Sapta lah orang yang tepat untuk mewarisi Besali sekaligus menjadi pendamping hidupnya, kabar itu datang. Sapta akan dijodohkan oleh ibunya. Ujian apa lagi ini? Kalau itu terjadi, bagaimana dengan Besali? Bagaimana dengan Lohita?

No comments: