Saturday, January 2, 2021

Tanya Jawab Seputar Editing

Bismillahirrahmanirrahim

Berikut rangkuman tanya jawab peserta dengan Kak Jarwati.



1. Keterbacaan (readablity) dan kejelasan (legibility) dari segi tipografi.

Readability dipengaruhi oleh jenis huruf, ukuran huruf, pengaturan spasi, penggunaan warna. Banyak sekali font yang tampaknya indah tetapi, cukup menyulitkan mata saat dibaca. Sedangkan legibility pada suatu teks dipengaruhi pada tingkat kemudahan mata mengenali suatu karakter / rupa huruf / tulisan tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh: Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan siripan, kontras goresan, dan sebagainya.

Fokus ini biasa dilakukan setelah naskah di tahap layout.


2. Apakah editor dapat menambah kalimat bila di rasa masih kaku atau kurang improv sehingga menjadi lebih banyak halamannya

Dalam kode etik naskah disebutkan editor mencari informasi tentang penulis naskah yang akan disunting, maksudnya apakah penulis yang pemula masuk penerbit/ tidak terkenal kemungkinannya kecil untuk disunting naskahnya?

***
- Kalau nambah kalimat yang sampai membuat halaman lebih banyak harus didiskusikan dengan penulis ya, Kak. Karena bisa jadi editor ini nambah "sendiri" isi/konten dari penulis. Kakunya kalimat bisa jadi karena pemilihan diksi yang kurang tepat.

- Maksudnya mencari informasi penulis dari naskah yang disunting ini adalah untuk mengetahui latar belakang penulis. Bisa jadi profesi A akan berbeda cara pandangnya dengan penulis yang berprofesi B. Untuk penulis pemula pun editor akan mencari informasi baik dari CV yang diberikan penulis atau media sosial yang diberikan penulis di CV agar editor memahami cara pandang dan pemikiran penulis terhadap naskah yang dieditnya. Karena bisa jadi, cara pandang editor dan penulis berbeda karena beberapa faktor; usia, profesi, pengalaman hidup, dll.


3. Pernahkah menghadapi naskah yang beberapa hal di dalamnya bukanlah bidang yang dikuasai editor? Kalau pernah, apakah mendiskusikan dengan editor lain atau mencari ahli di bidangnya?

***
Kebetulan kami di redaksi sudah dibagi ke dalam beberapa tim, misalnya tim naskah parenting, bisnis, humaniora, agama, anak dll. 

Jika ada 1 editor yang kurang paham tentang suatu tema/ pemahaman tertentu yang kurang dikuasai tentu kami akan diskusi dengan editor lain yang dianggap lebih mengerti. Pun, kami sering sharing antartim dan anterredaksi. Misalnya, redaksi bisnis ingin menerbitkan buku terkait saham syariah biasanya akan minta pendapat dari tim/redaksi Quanta. Begitu pun jika tim Quanta ingin menerbitkan buku yang berilustrasi, bisa jadi kami minta tolong redaksi anak untuk dicarikan ilustrasi yang biasanya menangani ilustrasi di red. anak, dan lain sebagainya.

Kami, per redaksi/ tim tetap menerbitkan buku yang sesuai dengan tim kami, hanya saja jika ada irisan-irisan seperti di atas tentu kami akan diskusikan dengan redaksi lain.


4. Kalau untuk naskah nonfiksi, seberapa banyak testimoni yang harus kita berikan? Untuk prolog dan epilog apakah wajib juga? Untuk fiksi apa juga harus pakai testimoni, Kak?

5. Apakah saat naskah masuk ke email penerbit, editor akan mengecek akun media sosial penulis untuk memastikan personal branding-nya, Kak? 


***
- Testimoni ini sebenarnya nggak wajib, hanya saja jika ditambahkan jauh lebih baik. Testimoni gunanya agar redaksi juga tahu pendapat pembaca seperti apa. Sering kali nama pemberi testimoni menjadi nilai plus pada naskah, misalnya pemberi testimoni ini adalah orang yang memang punya "nama" atau orang yang kompeten dalam bidang yang penulis bahas. 

Naskah fiksi banyak juga yang pakai testimoni, Kak. Jika penulis sudah menulis naskahnya di Wattpad, misalnya komentar dari pada pembaca bisa juga dilampirkan.

- Apakah saat naskah masuk ke email penerbit, editor akan mengecek medsos penulis? Jawabannya kebanyakan iya. Bahkan sekarang HRD di sebuah perusahaan juga menggunakan media sosial untuk mengetahui karakter pelamar kerja.

6. Menentukan judul itu diawal atau bisa setelah tulisan kita selesai? 

Boleh dong kak dikasih contohnya gimana judul yang "menggigit".
Rumusnya gitu.

***

Bisa di awal, bisa di akhir, yang penting alurnya jelas, kerangka pikirnya sudah ada, dan penulis tahu naskahnya mau dibawa ke mana. Di awal saat menulis, usahakan sudah memiliki judul "kasarnya" seperti apa. Sembari menulis, jika terlintas judul-judul lain silakan dicatat. Tentukan tujuan utama dari naskah tsb lalu pikirkan berbagai judul yang mampu merepresentasikan topik atau emosi utama buku Anda. 

Contoh judul:
- berdasarkan kutipan, misalnya Man Shabara Zhafira
- berdasarkan nama karakter, misalnya Malin Kundang, Siti Nurbaya, Harry Potter
- berdasarkan setting cerita, misalnya Ranah 3 Warna, Winter in Tokyo, dll
- pilih judul yang misterius atau puitis, misalnya Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh; Kau, Aku, dan KUA; Kau, Aku, dan Sepucuk Angpao Merah, dll
- amati judul lain yang serupa dengan naskah milikmu
- judul yang seimbang antara jelas dan misterius, maksudnya gk abu-abu banget. Jika naskah nonfiksi biasanya lebih mengutamakan kejelasan isi/topik yang dibahas, tetapi jika fiksi masih menyimpan kerahasiaan. 
Contoh:
Nonfiksi: 
- Beauty Undercover for Muslimah (subjudul: Rahasia Perawatan Kecantikan dan Penampilan Muslimah Modern)
- Belajar Saham untuk Pemula
- Menghafal Al-Qur'an dengan Otak Kanan

Fiksi:
- Hijab for Sister
- Teman tapi Menikah


7. Cerita yang bikin betah editor itu seperti apa? Karena kadang merasa sulit mendapat feel cerita saat awal menulis. Padahal yanv dilihat 5-10 halaman pertama

***
Pertama, kerapian naskah. Apakah naskah yang dikirim sesuai format apa belum? Margin, font, ukuran fontnya yang standar aja, Kak nggak usah pakai font yang aneh-aneh dulu.

Kemudian, tentu penempatan kalimat per kalimatnya tidak berbelit-belit, misalnya puitis pun nggak berlebih. Jika bentuknya fiksi jangan dibuat kalimat yang berbelit-belit. Penulis dapat langsung menggambarkan tokoh atau setting tempat cerita. Sisipkan warna rambut, jenis kulit, dll nya nanti untuk "bumbu"
Jika nonfiksi buat daftar isi, bab per babnya ini runut dan detail.

Buat pembaca penasaran di setiap babnya. 

Tidak terlalu banyak typo.


8. Sinopsis adalah suatu ringkasan cerita atau bentuk pemendekan suatu naskah yang tetap memperhatikan unsur-unsur instrinsiknya seperti tokoh dan penokohan, alur, amanat, gaya bahasa, dll. Dalam sinopsis, keindahan gaya bahasa, iliustrasi, dan penjelasan-penjelasan dihilangkan tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum pengarangnya.
Letaknya dalam novel cerpen  di mana kak?
Apakah dalam puisi jg ad?
Apakah ada hubungan antara sinopsis dgn prolog epilog dan testimoni?

***
Sinopsis dalam novel dan cerpen biasanya harus memuat tokoh, alur, setting tempat/waktu/keadaan, konflik, dan penyelesaian. Intinya perkenalan, klimaks, dan antiklimaksnya ada.

Jika naskah adalah puisi, sinopsis yang ditampilkan adalah tema puisi, makna, penjelasan ttg gaya bahasa yang digunakan, tipografi (jika ada), dan beri contoh 1 puisi kemudian uraikan penjelasannya. 

Prolog terletak di awal cerita atau awal naskah sebagai pengantar. Prolog bisa berupa  pembukaan sebelum masuk ke cerita, bisa berupa penulis yang seolah-olah berbicara kepada pembaca tentang buku yang akan dibacanya. Intinya, prolog disusun bertujuan untuk membangkitkan minat pemebaca terhadap isi dalam sebuah tulisan(Novel), atau minat penonton (jika dalam sebuah pertunjukan drama/teater)

Epilog bisa berupa sekuel cerita yang belum tidak diperhatikan pembaca. Misalnya, cerita setelah tokoh pertama happy ending, lalu ngapain?

Atau umumnya epilog berisi  amanat, atau kesimpulan dan pelajaran yang bisa diambil dari cerita tersebut.

Testimoni ini di luar ucapan dari pembaca yang sudah membaca naskah penulis, biasanya dari tokoh-tokoh yang kompeten di bidangnya. 

Jadi hubungannya sinopsis, prolog, epilog jelas menguatkan isi/konten naskah. Mereka membuat editor/redaksi lebih mudah memahami alur dan isi yang akan dibahas penulis. Sedangkan testimoni menjadi unsur di luar isi/konten yang akan menguatkan redaksi dalam penilaian naskah.


9. Jangan kirim satu naskah ke dua penerbit. Terkait ini adakah kurun waktu (prediksi) yang efisien berapa lama kita harus menunggu naskah yang sudah di kirim ke penerbit? Agar segera bisa kita kirimkan ke penerbit yang lain. 

Terkait mempercantik tulisan. Adakah kemungkinan naskah di minati penerbit untuk di pinang, tapi ada catatan penting yang harus di ubah (revisi) sekitar 50 persen, bahkan lebih dari editor penerbit terkait.

***
Biasanya kurun waktu di penerbit A dalam proses review itu 2-4 bulan, Kak. Jika belum ada respons dan jawaban, penulis boleh menarik naskahnya untuk dikirim ke penerbit lain. Tentu dengan email atau surat yang mengatakan naskah ditarik dan dikirimkan ke pererbit lain.

Adakah naskah diminati penerbit untuk dipinang, tetapi ada revisi 50% bahkan lebih? Kalau revisi 50% atau lebih rasa-rasanya minim sekali dilakukan redaksi, kecuali ada penambahan bab/ pengurangan bab agar lebih praktis dll yang artinya bukan revisi dalam hal ini perombakan lebih dari 50% atau lebih ya.


10. Salah satu cara agar naskah dilirik editor ialah kelengkapan diri dalam hal ini yakni Personal branding. 
Bagaimana dengan orang yang baru saja menulis? Belum memiliki tulisan sebelumnya. Namanya belum dikenal orang-orang.
Bagaimana agar personal brandingnya bisa menarik editor? 


☕️ Untuk teknik penulis pakai 3W +1 H ya. Umumnya kan 4 W 1H: Who, What, Why, Where & How. Apakah 4W 1 H masih dapat dipakai?

***
Personal branding tentu bisa dibangun, Kak. Jika penulis pemula, di zaman sekarang orang lebih gampang melalukan personal branding melalui media sosialnya, sebut saja IG. Kita bisa mengupload tulisan-tulisan kita di sana. Selain itu, tulisan bisa diupload jg melalui blog atau Wattpad.

Langkah-langkah agar tulisan dapat "selesai", salah satunya 3W+1H, kenapa gk 4W+1H atau 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, How)? Karena:
- WHO (KAMU SENDIRI, PENULISNYA) 
- WHERE (DI MANA PUN ASAL KAMU NYAMAN MENULIS)
- WHEN (SAAT INI JUGA, JANGAN NUNGGU WAKTU LUANG)

-  Why menjelaskan latar belakang, alasan naskah itu ditulis, dan masalah apa yang ingin diselesaikan.
-  What menjelaskan solusi apa yang akan dibahas dalam buku untuk menyelesaikan masalah tersebut.
-  What If menjelaskan dampak apa yang akan dirasakan pembaca bila mengikuti atau tidak mengikuti saran yang ada dalam buku tersebut.
-  How menjelaskan bagaimana pembaca dapat menerapkan solusi dalam kehidupan sehari-hari.


11. Buku yang bergambar, berilustrasi, ada box quote ternyata itu semua dari para penulis ya Kak?


12. Ketika ide dan tema kita sama dengan tulisan lain, berarti kita harus cari pembeda/keunggulan.
Contoh pembeda dan keunggulan yang bisa kita buat gimana kak?


***
- Tidak juga, Kak. Namun, penulis bisa menentukan di awal baiknya bukunya nanti jika terbit bergambar seperti apa atau berilustrasi dll. Pun nanti jika editor memberikan masukan ada ilustrasi, biasanya ditanyakan ke penulis lagi. Jika penulis punya teman/rekan seorang ilustrator bisa sangat membantu, jika tidak penerbit yang akan mencarikan. Untuk box quote atau tambahan ornamen lain, baik kalimat yang dibold atau dimiringkan atau ukuran font yang lebih besar di bagian quote ini sifatnya adalah mempercantik naskah yang dikirimkan.

- Cari pembeda bisa dari bab-bab yang kita tuliskan, referensi tambahan, contoh kasus yang berbeda, sudut pandang yang berbeda. Jika naskah nonfiksi tentu akan berbeda cara penulisan, pendapat/pemikiran penulis, lebih detail disertai contoh dll


13. Ketika kita sudah membuat outline, tiba-tiba terlintas ide lain di luar draft yang sudah dibuat. Apakah kita perlu tetap fokus dengan outline yang sudah ada atau bolehkah kita merubahnya sedikit ketika ide baru itu muncul? Dan Bagaimana cara membuat outline yang menarik ?

14. Judul yang menggigit berbeda dengan judul yang kontroversi. Pikirkan berulang kali sebelum membuat judul kontroversi. Nah, Kak apa ada konsekuensinya jika judul kontroversi?
Setahu saya saat ini, kan, justru judul yang kontroversi yang bisa membuat pembaca penasaran.
(Sama dengan pertanyaan Hendrini-Kelompok 4 tentang judul novel yang menarik)

***
- Boleh-boleh saja menambah ide yang tiba2 muncul seiring berjalannya waktu. Penulis membuat outline supaya tulisannya tidak melebar ke mana-mana.

Cara buat outiline:
- tentukan tema/topik bahasan
- tulis semua ide yang muncul di kepala, lalu seleksi
- buat daftar isi lalu kembangkan (bisa menjadi sub bab- sub bab)

Jika bentuk fiksi novel/cerpen setelah menentukan tema/topik, buat semacam mainmap ide-ide yang muncul lalu seleksi, buat alur ceritanya secara global dari perkenalan (tokoh, setting dll), klimaks, dan antiklimaksnya. Kemudian kembangkan adegan per adegan. Jika nanti ide muncul tiba-tiba usahakan tidak melenceng jauh dari outline yang dibuat.

- Judul kontroversi yang dimaksud yang dapat memicu pertikaian, perpecahan, atau bertolak belakang dari norma yang ada.


15. Kak bagaimana cara membuat paragraf awal bab yang membuat pembaca jatuh cinta dan ingin melanjutkan membaca naskah kita?


***
cara membuat awal cerita menarik di antaranya bisa dimulai dari ceritakan momen penting, karakter tokoh, konflik, atau sentuhan emosi.

Contoh: Idulfitri. Inilah momentum anugerah tertinggi. Inilah kondisi kebahagiaan teragung. Inilah situasi karamah, kemuliaan, yang paling menggiurkan. (Idulfitri: "Sungkem" ke Pangkuan "Ibu Quran" dalam buku Anggukan Ritmis Kaki Kiai karya Emha Ainun Najib)

Qorin salah satu komandan bala tentara Jepang yang kejam. Sosok yang digambarkan ini memiliki energi negatif yang mengakibatkan mual, pusing, bahkan gejala-gejala lain yang susah dijelaskan dengan nalar. Ada baiknya jangan dilihat terlalu lama. (Matsumoto dalam buku Kisah Tanah Jawa Jagat Lelembut )


16. Tolong dijelaskan lebih detil tentang cara menyusun outline yang baik dan benar?

***

Cara buat outiline:
- tentukan tema/topik bahasan
- tulis semua ide yang muncul di kepala, lalu seleksi
- buat daftar isi lalu kembangkan (bisa menjadi sub bab- sub bab)

Jika bentuk fiksi novel/cerpen setelah menentukan tema/topik, buat semacam mainmap ide-ide yang muncul lalu seleksi, buat alur ceritanya secara global dari perkenalan (tokoh, karakter, setting dll), klimaks, dan antiklimaksnya. Kemudian kembangkan adegan per adegan. Jika nanti ide muncul tiba-tiba usahakan tidak melenceng jauh dari outline yang dibuat.

Rajin baca buku untuk menambah wawasan, jangan hanya baca status teman.

No comments: