Sunday, January 17, 2021

Laa Yahtasib

 

Bismillaah


Pagi ini agendaku mengirim buku ke teman-teman yang telah memesannya. Ada lima tujuan. Dari yang posisinya paling dekat dengan rumah, hingga yang paling jauh. Sebelum berangkat, tak lupa kumemohon kepada Allah agar diberi dalam menjemput rezeki pagi ini.


“Allahumma innii as-aluka 'ilman naafi'an wa rizqan thayyiban wa' amalan mutaqabbalan.”


Alhamdulillaah, tiga tujuan pertama berjalan lancar. Mereka membayar sesuai akad. Pengalaman selama menjadi agen majalah, beberapa kali mengantar, tidak bertemu dengan tuan rumah. Akhirnya, pembayaran sampai dua atau tiga bulan. Ini memang kesalahanku juga yang tidak info dulu kalau mau mengantar pesanan.


Di tujuan keempat, aku masukakan masuk dan duduk berbincang dengan tuan rumah. Di tiga rumah sebelumnya, sebenarnya juga duduk, tetapi aku menolak karena masih banyak yang harus diantar. Nah, kalau yang ini, karena sudah lama tidak bertemu, jadi ya, sekalian melepas kangen.


Di sinilah aku mendapatkan kejutan . Laa yahtasib , Mas Ery merujuk. Ya, rezeki yang tidak disangka-sangka. Apa itu? Teman ini membayar utangnya yang sudah sepuluh tahun lalu. Aku pun sudah lupa kalau dia punya utang. Tetapi dia masih ingat, bahkan jangan ingat. Pagi ini, dia bayar setengah dulu katanya. Sisanya bulan depan. Sambil berpesan kalau dia tidak dibayar karena telah dipanggil Allah, tolong tagih ke anak-anaknya, katanya. MasyaaAllah, jadi terharu.


Meski baru dibayar setengah, menurutnya, karena aku sendiri sudah lupa, bagiku ini sungguh luar biasa. Aku yang sedang pusing mencari dana untuk pelunasan buku wakaf, tetiba Allah berikan rezeki yang tak pernah kuduga. Alhamdulillaah.


Padahal, di awal perjalanan, aku sempat berpikir bahwa pagi ini aku belum sedekah. Entah mengapa aku lupa dengan rutinitas yang satu ini. Biasanya bila berangkat sekolah, aku sedekah di depan masjid yang sedang dibangun. Di pinggir jalan ada petugas yang telah siap menerima sedekah dari pengguna jalan yang lewat. Itu memudahkanku untuk bersedekah setiap pagi. Maklum, kita kan nggak pergi ke masjid. Jadi, tidak bertemu dengan kotak infaq.


Setelah mendapatkan rezeki nomplok itu, aku pun bertekad untuk segera mengeluarkan infaq. Semoga Allah memudahkanku untuk bisa berinfaq setiap hari. Aamiin.

No comments: