Thursday, April 15, 2021

Tetap Bersedekah di Waktu Sempit #2


Bismillaah


Masih tentang bersedekah. Bersedekah di waktu lapang, di saat kita berkecukupan, itu hal biasa. Namun, saat kita sendiri sedang kekurangan, dan harus berbagi dengan yang lain, tentu perlu perjuangan tersendiri. Minimal berjuang untuk mengalahkan ego kita. 

Bersedekah di waktu lapang maupun sempit haruslah dibiasakan karena amal ibadah yang satu ini merupakan amalan yang sangat ingin dilakukan oleh mereka yang menyesal saat nyawa telah lepas dari raga. Seperti firman Allah:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاَ نْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَاۤ اَخَّرْتَنِيْۤ اِلٰۤى اَجَلٍ قَرِيْبٍ ۙ فَاَ صَّدَّقَ وَاَ كُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh."
(QS. Al-Munafiqun: Ayat 10)

Maka, sebelum kematian datang, mari bersedekah sebanyak-banyaknya. Andaikan hanya uang seribu yang kita miliki, kalau kita ikhlas menginfakkannya, insyaAllah akan Allah ganti dengan berlipat ganda. Allah akan balas di dunia maupun di akhirat. 

Di dunia, Allah telah menjamin bahwa infak yang kita keluarkan merupakan pintu rezeki bagi kedatangan rezeki berikutnya. Jadi, tidak akan habis harta yang diinfakkan. Justru semakin berlipat ganda.

Rezeki tidak melulu berupa harta. Anak yang shalih, kesehatan badan, kehidupan yang tenteram dan damai, adalah rezeki yang tidak bisa dinilai dengan materi. Kesempatan untuk beribadah dengan tenang pun adalah rezeki. 


Di akhirat, harta yang kita sedekahkan bisa menghindarkan kita dari api neraka. Bahkan bisa membawa kita ke surga. Bahkan balasan kenikmatan itu dapat dilihat sebelum kita sampai di akhirat. Seperti yang dialami oleh sahabat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, Sya'ban.


Menurut penuturan istrinya, saat sakaratul maut, Sya'ban berteriak tiga kali. "Mengapa tidak lebih jauh? Mengapa bukan yang baru? Mengapa tidak semuanya?"


Ketika ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam tentang teriakannya itu, Rasulullah menjelaskan bahwa teriakan pertama, menandakan bahwa Sya'ban melihat balasan surga untuk amal ibadahnya yang selalu pergi ke masjid sebelum orang-orang pergi. Melihat keindahan balasan amalannya itu, ia menyesal mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi. Seandainya lebih jauh, maka pahalanya akan lebih indah lagi.

Teriakan kedua adalah penyesalannya saat ia hanya memberikan baju jeleknya kepada orang yang membutuhkan. Seandainya ia memberikan baju yang lebih bagus, tentu semakin bagus juga pahala yang akan ia dapatkan.

Sedangkan teriakan ketiga, adalah penyesalannya saat ia hanya bersedekah dengan setengah roti yang ia makan kepada seorang pengemis. Ia menyesal, mengapa ia tidak memberikan semua rotinya.


MasyaAllah, itulah hebatnya sedekah. Balasannya Allah berikan di dunia dan di akhirat. Kalau kita tahu, betapa luar biasa pahala yang diberikan Allah, niscaya kita pun akan menyesal. Seperti penyesalan Sya'ban. Semoga Allah memudahkan kita agar senantiasa bisa bersedekah. Aamiin yaa rabbal'aalamiin.

No comments: