Monday, April 12, 2021

Review "Petualangan Tiga Hari"



Bismillaah


Usianya menjelang 13 tahun. Namun, sekali pun ia belum pernah pergi ke kota Bontang yang ada di seberang pulau. Sedangkan seluruh teman-teman sekelasnya di kelas 6, telah melihat dan merasakan eloknya kota tersebut. Meski kakaknya telah berkali-kali menceritakan bagaimana ramainya kota itu, rasa penasaran untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri tak bisa dibendung.


Hingga datanglah kesempatan itu. Ia sampai juga di kota Bontang yang diidam-idamkannya bersama rombongan Pak RT. Namun malang, ia tertinggal rombongan. Sehingga, di sana, ia bukan seorang pelancong yang datang untuk berwisata menikmati keindahan dan keramaian kota. Ia datang hanya berbekal sebotol air minum yang isinya tinggal sedikit. Itu pun sisa beberapa hari yang lalu sehingga sudah mulai bau. 


Dengan perut kosong, karena tadi ia menolak tawaran ibunya untuk sarapan, ia pun mulai berjalan memasuki kota. Tak ada yang ia kenal. Tak ada pula tempat yang ia tuju. Bingung, namun rasa ingin tahunya tentang kota ini membuatnya bertahan, selain ia harus menunggu Pak RT yang telah melupakan dan meninggalkannya.


Matahari telah di atas kepala, saat ia memutuskan untuk shalat di musholla pelabuhan. Di sana ia berdoa agar ada orang yang memberinya makan. Hingga ia tertidur dan dibangunkan oleh seorang kakek yang menjadi marbot mushalla tersebut. Kakek tersebut memberinya sepotong roti yang ia terima dengan bahagia.

Karena takut tertinggal oleh Pak RT, ia pun keluar mushalla dan menunggu di tempat parkir. Dengan duduk di situ, ia bisa melihat orang yang keluar masuk pelabuhan. Dipastikan, ia akan melihat bila Pak RT datang. Di sanalah awal petualangan tiga hari di kota Bontang. Petualangan seru yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.


Petualangan yang memberikan banyak hikmah. Tentang persahabatan, keberanian, ketulusan, harga diri, dan juga kesetiakawanan. Bagi dirinya yang belum pernah keluar pulau, sungguh sesuatu yang sangat luar biasa. Namun, berkat didikan ayah ibunya, ia tumbuh menjadi pribadi yang punya prinsip dan pendirian kuat. Pantang menyerah dan pantang membuat malu keluarga, terutama orang tua.

Cerita yang sangat seru dan menegangkan. Sangat cocok untuk anak muda yang sedang mencari jati diri. Cerita yang membuka wawasan kita tentang bahaya yang mungkin mengancam di sekitar kita. Cerita yang membuat kita bersyukur karena Allah memberikan kita keluarga dan kecukupan sehingga tidak mengalami penderitaan seperti salah seorang tokohnya. 


No comments: