Saturday, April 17, 2021

Malam Penuh Kenangan


Bismillaah
Masa kecil adalah masa yang menyenangkan, tak ada masalah, tak ada beban. Yang ada hanyalah kegembiraan, bermain, dan bersenang-senang. Bahkan di saat orang dewasa serius pun, anak kecil tetap santai dan bercanda tak kenal suasana. Itulah yang saya alami.

Termasuk saat bulan Ramadhan. Bulan yang dinanti dan dirindu oleh semua insan, bahkan oleh kami anak-anak. Karena hanya di bulan Ramadhan lah kami bisa menikmati hidangan spesial. Meski sesuatu yang spesial itu, sebenarnya sederhana saja.

Adalah malam peringatan Nuzulul Qur'an yang terasa sangat spesial. Malam itu, selain kami semua orang sekampung berkumpul di masjid untuk mendengarkan ceramah ustadz yang didatangkan dari jauh, ada satu hal istimewa yang kami nanti-nanti. Nasi berkat yang dibungkus daun pisang.

Dulu, bila ada acara pengajian maupun hajatan, belum ada yang namanya nasi kotak atau snack. Kue pun jarang ditemukan dalam acara seperti itu. Paling hanya di tempat hajatan. Kalau pengajian ya, hanya duduk mendengarkan ceramah, setelah itu pulang. Tak ada minuman kemasan apalagi snack. Maka, nasi yang dibungkus daun ini sangat ditunggu-tunggu.

Cara menyiapkannya pun unik. Semua keluarga di kampung, menyiapkan minimal 5 bungkus. Selain nasi, di dalamnya sudah ada lauk dan sayur ala kadarnya. Jangan dibayangkan seperti nasi bakar zaman sekarang. Sungguh jauh berbeda. Lauk yang paling istimewa saat itu hanyalah sepotong telur rebus. Itu pun sudah luar biasa.

Mengapa setiap keluarga harus menyiapkan lima bungkus? Karena yang hadir dalam pengajian itu biasanya berasal dari luar kampung kami. Jadi, selain disiapkan untuk kami sendiri, juga untuk menjamu para tamu. Dan, yang lebih surprise, kita tidak mendapatkan nasi yang kita siapkan sendiri karena semua nasi yang dibawa warga dikumpulkan jadi satu, lalu dibagi-bagi saat acara selesai.

Hari ini, tradisi seperti itu sudah tidak ada lagi. Diganti dengan kotak snack. Yang menyiapkan pun, bukan warga lagi karena tinggal pesan ke tukang kue atau katering. Tak terasa lagi kebersamaan di sana. Meski mungkin, makanannya lebih enak dan mewah.


No comments: