Dalam bahasa Indonesia, cakra manggiling artinya
roda berputar. Hidup kita ini seperti roda berputar, kadang di atas, kadang di
tengah, dan kadang di bawah. Sangat dinamis. Bagi kita, itu sudah sunnatullah.
Sesuatu yang pasti terjadi. Bahasa kerennya, mungkin, hukum alam.
Tidak ada orang yang miskin atau menderita
terus-menerus sepanjang hidupnya. Pasti ada saatnya dia merasa di atas;
bahagia. Dan, bahagia tidak melulu dihargai dengan materi. Karena, bahagia
tempatnya di dalam hati. Ada orang yang kaya raya, tapi hatinya hampa.
Sebaliknya, ada orang yang serba kekurangan secara materi, tapi dia selalu
bahagia.
Begitu pun sebaliknya, tidak ada orang yang berada
di tengah atau di atas terus-menerus. Suatu saat dia pasti merasakan bagaimana nikmatnya
berada di bawah. Di mana pun posisi kita, sebagai orang yang beriman, kita
harus selalu siap menghadapi dan menjalaninya. Seperti yang sudah diwasiatkan
oleh Rasulullah saw bahwa betapa indah urusan seorang mukmin. Ketika mendapatkan
nikmat kesenangan, dia bersyukur. Dan saat memperoleh musibah atau nikmat
kesedihan, dia bersabar. Dengan begitu kita tidak akan merasa stress.
Itulah yang selalu ingin kuterapkan dalam hidup
yang cuma sekejap ini. Ketika aku merasa lelah dengan tingkah laku anak-anak
yang sering mengesalkan dan memancing emosi, aku teringat dengan putra
saudaraku yang kurang beruntung. Sejak usia 8 bulan, putra saudaraku itu
lumpuh, tak bisa bicara, dan perkembangan tubuhnya terhambat. Di usianya kini
yang sudah melewati 10 tahun, di saat anak-anak lain menikmati indahnya
sekolah, dia hanya bisa berguling-guling di lantai dengan kedua kakinya yang
kecil. Di saat anak-anak lain asyik menghafal Al Qur’an, mengucapkan kata “mama”
saja dia tak mampu. Kehadirannya menjadi ibroh luar biasa bagiku. Membuatku harus
bersyukur dengan anugerah Allah yang luar biasa; anak-anakku yang tumbuh sehat
dan cerdas. Meskipun kadang-kadang aku harus marah, tapi tak membuatku membenci
mereka. Mereka adalah amanah yang telah diberikan Allah kepadaku dan suami. Harus
disyukuri dan jangan disia-siakan.
Di waktu lain aku merasa begitu sesak menjalani
hidup ini ketika kebutuhan hidup melonjak tinggi, sedangkan pemasukan tidak
bertambah. Pusing memikirkan biaya sekolah yang semakin hari semakin melangit. Di
saat itulah Allah mengirimkan hamba-Nya yang lebih menderita dan lebih sengsara
dibandingkan keluargaku. Seperti sore itu. Ketika kami sedang bingung dengan
uang pendaftaran dua putriku yang mau masuk SMP dan SMA, teman suamiku datang mengadu.
Sudah beberapa minggu ini suaminya pergi tak tahu kemana. Suaminya merasa takut
karena setiap hari didatangi debt
collector. Ternyata suaminya punya utang 800 juta ke bank dan beberapa
rekan bisnis. Karena tidak tahu mau bayar dengan apa, maka sang suami kabur
meninggalkan rumah. Tinggal isterinya yang selalu diteror orang-orang yang tak
dikenal. Maasyaallah ... begitu indah teguran-Mu ya Allah. Terimakasih ya
Allah, meskipun kami sering kekurangan, Alhamdulillaah kami tidak punya utang
sebesar itu.
Satu lagi yang selalu membuatku mensyukuri hidup
ini; suamiku. Meski dia bukan laki-laki yang sempurna, tapi dia sudah berusaha
selalu membahagiakanku dan anak-anakku. Ketika konflik terjadi antara kami berdua,
yang menyebabkanku berurai air mata, di saat itulah aku berusaha menghibur
diri. Teringat saudaraku yang lain, yang suaminya telah selingkuh berkali-kali,
tapi tak ingin menceraikan isterinya. Nafkah lahir pun selalu tak cukup untuk kehidupan mereka berempat. Bila ingat
itu, sepedih apa pun hatiku, tak kan
sebanding dengan rasa syukurku karena telah mempunyai suami sebaik dan sesholeh
dia. Alhamdulillaah.
Kalau kita selalu mensyukuri apa yang ada pada
diri kita, dan tidak selalu melihat ‘ke atas’, maka hidup ini selalu indah
nampak di mata. Meskipun kita sedang berada di bagian bawah roda, kita tidak akan
mengeluh, apalagi sampai menyalahkan Allah. Karena di luar sana, masih lebih
banyak saudara kita yang lebih sengsara dibandingkan kita.
#One Day One Post
#Februari Membara
#12th Day
2 comments:
Rasa syukur kuncinya. Dan penting bagi kita untuk selalu diingatkan agar bersyukur. Nice post mba.
Sepakat mbak.. kita tal boleh menyalahkan Allah..
Post a Comment