“Kemana aja, sih, kamu? Lama banget! Aku dah kepanasan, tahu! Nyusahin suami aja, kamu itu!” kata lelaki itu sambil melempar helm dan tas istrinya. Beberapa pasang mata melihat adegan itu dengan pandangan heran dan terkejut, juga kasihan kepada sang istri. Sang istri, dengan berurai air mata, memunguti barang-barangnya yang berhamburan di tanah. Tak mampu berkata-kata. Terlihat handphone yang pecah layarnya, uang yang kotor dan basah karena terjatuh ke dalam selokan, dan pernak-pernik yang berantakan dan sebagian rusak. Orang-orang yang ada di tempat kejadian itu tergerak ingin membantu, tapi takut kepada sang suami. Khawatir dia akan semakin marah.
“Cepetan!
Lelet banget sih, Santi!” bentak lelaki itu lagi, tak peduli dengan pandangan
berpasang-pasang mata yang menyaksikan kejadian itu. Benar-benar tak tahu malu.
Santi,
sang istri terus menunduk sambil memunguti barang-barangnya dengan tergesa.
Setelah itu dia pun membonceng suaminya. Pulang. Sampai di rumah, ternyata
emosi lelaki tadi masih meluap dan siap dimuntahkan saat itu juga. Begitu masuk
rumah, pukulan tangannya yang besar mendarat di kepala, muka, dan badan sang
istri yang bertubuh kecil itu. Santi jatuh ke lantai, dan matanya pun memar.
Beberapa menit kemudian mulai membengkak dan mengaburkan pandangannya.
“Bang,
sabar, Bang. Dengar dulu penjelasanku,” kata Santi melihat emosi suaminya yang
masih tinggi.
“Aku
nggak mau dengar apa pun alasanmu. Sebagai istri harusnya kamu tahu, hanya taat
pada suami, bukan pada atasanmu! Bukan pada kerjaanmu!” jawab lelaki itu yang
malah semakin marah.
“Tadi
pagi kan, aku sudah minta izin untuk masuk kerja hari ini. Dan kamu
mengizinkan. Kalau aku masih menyelesaikan tugasku, sampai membuatmu menunggu
agak lama, bukan maksudku untuk tidak taat. Lagi pula, kita makan dari hasil
pekerjaanku, kan?”
“Terserah!”
kata lelaki itu sambil masuk kamar.
“Ooo
... jadi begitu? Baik. Sekarang, ambil semua barang kamu, dan keluar dari
rumahku!” jawab Santi tak kalah sengit.
Tak
menunggu lama, lelaki itu langsung mengemasi barang-barang yang bisa ia bawa,
memasukkannya ke dalam mobil, dan pergi.
Bersambung
...
#One
Day One Post
#Februari
Membara
#10th
Day
No comments:
Post a Comment