Tuesday, September 1, 2020

Online Teaching


Bismillaah


Pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak hal berubah dan mengalami penyesuaian. Begitu pula yang terjadi di dunia pendidikan. Hal yang selama ini mungkin tidak pernah terpikirkan, kini nyata terjadi di depan mata dan dialami oleh hampir semua civitas pendidikan. Bahkan tidak hanya menimpa guru dan siswa, tetapi juga orang tua atau wali murid.


Perubahan itu terjadi secara signifikan dalam hal proses belajar mengajar. Kegiatan yang selama ini dilakukan di dalam kelas, kini harus dilakukan secara daring (online) dari rumah masing-masing. Guru dan siswa hanya bertemu di aplikasi video conference. Atau aplikasi online lainnya untuk memberikan materi dan tugas. 


Berawal dari kondisi ini, maka lahirlah metode ataupun teknik-teknik mengajar online yang dirancang sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian siswa. Salah satu yang saya pelajari dari Pak Andi Gunawan adalah "Pembelajaran Online" (The Cyber Pedagogy)


Pada pertemuan yang pertama -sekitar sebulan yang lalu-, materi yang disampaikan tentang kendala yang mungkin terjadi selama pembelajaran daring dan perbedaan utama antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran daring. (Conventional teaching Vs Online teaching)


Di kesempatan yang kedua ini, materi yang dibahas lebih menekankan pada teknis penerapan online teaching. Di antaranya adalah "Online Classroom Management Tips" dan "Online Class Teaching Skills Menu". 


Online Classroom Management Tips meliputi:
1. Establish norm
2. Start slowly
3. Focus on engagement
4. Cultivate student ownership
5. Be the model


Establish norm merupakan sesi penting seorang guru dalam memberikan pijakan awal kepada siswa. Pada sesi ini, guru memberikan peraturan dan adab-adab yang harus dipatuhi siswa selama proses pembelajaran daring berlangsung. Di antara norma-norma tersebut adalah selalu mengaktifkan kamera. Sebaliknya, mikrofon harus selalu dinonaktifkan, kecuali saat diminta untuk mengaktifkan. Pijakan berikutnya adalah bahwa siswa diharapkan aktif dalam pembelajaran dengan merespon apa yang disampaikan guru. Selain itu, siswa juga harus mengenakan pakaian seragam selama berlangsungnya pembelajaran daring. 


Start slowly, mengingatkan guru agar tidak tergesa-gesa dalam memulai online teaching. Online teaching, tentu sangat berbeda dengan conventional teaching. Oleh karenanya, guru harus pelan-pelan dalam mengajar. Tidak perlu buru-buru hanya karena ingin mencapai target kurikulum. 


Focus on engagement adalah salah satu hal yang penting dan mendasar dalam proses pembelajaran daring ini. Situasi dan kondisi yang sangat berbeda ini, memerlukan toleransi tinggi seorang guru. Apabila ada siswa yang bertingkah tidak sewajarnya, mungkin karena bosan atau memang kurang fokus, guru harus cepat tanggap. Tindakan yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan menegur siswa tersebut dan mengembalikan konsentrasinya kembali ke pembelajaran. Tidak mengapa bila penjelasan guru harus terpotong dengan beberapa intermezzo seperti memanggil nama siswa yang terlihat mengantuk, atau menegur siswa yang menulis sesuatu yang tidak bermutu di kolom chat, karena yang terpenting adalah menjaga keterikatan siswa dengan proses pembelajaran.


Cultivate student ownership dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap pembelajaran daring ini. Hal ini bisa diterapkan kepada siswa setingkat SMP atau SMA, tetapi masih belum bisa untuk siswa TK dan SD. Dengan menumbuhkan rasa memiliki ini, diharapkan siswa akan selalu menanti dan menunggu jam pelajaran daring. Dengan demikian, dia pun akan fokus mengikuti semua kegiatan.


Terakhir adalah "Be the model". Jadilah teladan. Sudah seharusnya guru menjadi teladan bagi siswa-siswinya. Kalau guru ingin siswanya hadir tepat waktu, sudah semestinya, dia pun hadir tepat waktu. Akan lebih baik kalau bisa lebih awal agar dapat menyambut siswa-siswinya. Kalau guru ingin siswanya berpakaian seragam dan rapi, sudah tentu, dia pun harus berseragam dan rapi. Seorang guru yang bisa dijadikan teladan, tentu akan lebih mudah mendapatkan perhatian siswa. Selain itu, siswa pun akan lebih mudah mengikuti segala instruksi yang diberikan oleh guru. Tak mungkin guru menyuruh siswa untuk berbuat yang baik, sedangkan dia sendiri tidak melakukannya. 


Bersambung

No comments: