Belajar dari rumah sudah berjalan hampir enam bulan. Situasi yang pada awalnya banyak disyukuri karena telah mengeratkan bonding orang tua dengan anak, kini mulai terasa melelahkan dan membosankan. Tidak hanya orang tua, anak pun merasakan hal yang sama. Ditambah lagi dengan waktu yang tidak bisa diprediksi, kapan keadaan ini akan berakhir.
Di sisi lain, muncul kekhawatiran baru akibat pembelajaran online ini. Apalagi kalau bukan kecanduan gadget. Setiap hari, anak harus menggunakan gadget dan kurang bermain di luar rumah. Wajar bila orang tua merasa cemas dan takut kalau anaknya jadi ketergantungan pada gawai tersebut.
Di saat situasi sudah seperti kolam ikan yang keruh penuh dengan tanaman liar, Kak Rio datang memberikan sedikit angin segar. Pencerahan yang semoga bisa menjernihkan suasana dan pikiran para emak yang sudah di ambang batas kejenuhan dan kegalauan. Menjadi guru untuk anak-anak sendiri di rumah, tak semudah yang dibayangkan. Apalagi harus mengajar semua mata pelajaran. Padahal, selama ini yang ditekuni hanyalah bagaimana anak-anak bisa tercukupi gizinya dan kebutuhan fisiknya. Sekarang harus memerhatikan kebutuhan akalnya yang tidak boleh diisi dengan sembarang ilmu. Bisa-bisa anak-anak bukannya tambah pintar malah terjerumus dalam ketidakpastian.
Pada kesempatan ini, Kak Rio memaparkan bagaimana keadaan yang mulai semrawut ini dikondisikan agar terasa menyenangkan. Salah satu kuncinya adalah dengan melakukan Komunikasi 3M. Menenangkan, memuliakan, membahagiakan.
Tugas para emak saat ini memang semakin menumpuk. Selain tugas negara yaitu menjamin kelangsungan asap dapur agar tetap ngebul dan baju-baju rapi selalu tersedia setiap hari, kini bertambah dengan tugas mendampingi anak belajar online. Mendampingi tidak sekadar duduk di sampingnya, tetapi juga memotivasi, mengajari, dan memecahkan masalah yang dihadapi anak berkaitan dengan pelajarannya. Benar-benar sebuah tugas yang tidak ringan.
Ditambah lagi menghadapi para bapak yang mungkin juga sudah suntuk dengan keadaan ini karena berkaitan dengan laju ekonomi keluarga yang mulai tersendat. Maka, bertambahlah tugas emak, yaitu MENENANGKAN. Menenangkan anak dan suami agar tidak semakin tertekan. Memberikan pengertian bahwa semua ini adalah kehendak Allah yang harus kita jalani dengan ikhlas. Apa yang sedang kita alami saat ini, tak seberat dengan apa yang dialami oleh Bunda Hajar saat ditinggalkan berdua saja dengan Ismail di padang pasir tandus dan tak berpenghuni. Sedangkan ia hanya seorang perempuan. Namun, ia sadar dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakannya. Berbekal itulah, beliau bisa menghadapi ujian itu dan malah berhasil menjadikan tanah gersang tak berpenghuni itu menjadi sebuah kota. Kota yang kini sangat dirindukan dan diimpikan oleh setiap muslim.
Setelah memenangkan, tugas emak berikutnya adalah memuliakan. Memuliakan anak sebagai seorang pejuang ilmu. Mereka mulia karena dengan menuntut ilmu, Allah akan mudahkan jalannya ke surga. Seorang penuntut ilmu, insyaaAllah merupakan seorang calon penghuni surga. Oleh karena itu harus dimuliakan, bukan dimarahi apalagi dicaci maki dengan kata-kata yang tidak pantas.
Yang terakhir adalah membahagiakan. Membahagiakan tidak harus dengan materi dan kemewahan. Cukup dengan kasih sayang dan sentuhan kelembutan seorang ibu, anak akan bahagia. Bila anak sudah merasa bahagia, pelajaran sesulit apa pun akan dia pelajari dan tekuni. Soal serumit apa pun akan dihadapinya sebagai tantangan yang harus ditaklukkan. Anak yang bahagia akan lebih mudah menyerap informasi yang diberikan, sekaligus memahaminya. Maka, akan lahirlah anak-anak yang cerdas dan pintar. InsyaaAllah.
Itulah trik and tips dari Kak Rio agar orang tua bisa mendampingi anak belajar daring dengan gembira. Kuncinya adalah hati yang bahagia, bukan ilmu yang menguasai segala macam pelajaran.
No comments:
Post a Comment