Persiapan Armuzna
Bismillah
Orang yang berilmu lebih baik daripada ahli ibadah. Kalau ahli ibadah kesannya untuk diri sendiri, sedangkan orang berilmu untuk orang lain.
Setan lebih takut kepada orang berilmu daripada ahli ibadah tapi tidak berilmu.
8-13 Dzulhijjah adalah puncaknya ibadah haji. Pada waktu tersebut, kita membutuhkan beberapa hal.
1. Bondo: harta
Untuk dapat pergi haji, kita harus memiliki harta untuk biaya ke Makkah dan biaya hidup selama di sana. Walaupun ada juga yang tanpa harta, bisa ke sana. Itu pengecualian.
Enaknya jamaah haji Indonesia, karena sudah membayar ONH saat pendaftaran dan menjelang keberangkatan, maka selama di Makkah, kita tidak perlu pusing memikirkan mau makan apa dan mau tinggal di mana, mau naik apa. Semua sudah diatur oleh petugas haji. Alhamdulillaah.
Ada beberapa negara yang tidak seperti Indonesia, sehingga jamaah hajinya harus mencari makanan sendiri.
Selain itu, hanya jamaah haji Indonesia yang dibekali dengan botol semprot. Botol ini memiliki dua fungsi. Satu untuk tempat minum, satu lagi untuk semprotan wajah saat di luar agar wajah kita tetap lembab, tidak kering. MaasyaaAllah, terima kasih pemerintah Indonesia. Meskipun banyak kekurangannya, tetapi masih ada sisi positifnya.
2. Bahu: fisik/tenaga
Saat Armuzna, kita harus memiliki fisik yang kuat karena memang ibadah haji adalah ibadah fisik. Salah satunya saat melempar jumroh. Jarak antara tenda di Mina dengan lokasi jamarat, bisa lebih dari 5 km. Pulang pergi sudah 10 km. Dan, itu dilaksanakan sebanyak tiga kali.
Selain di Mina, saat di Muzdalifah pun, kita harus memiliki fisik yang kuat. Walaupun di sana hanya beberapa jam, tapi saat mengantre untuk naik bus ke Mina, butuh waktu beberapa jam. Dan itu sangat melelahkan dan menguras tenaga. Sehingga, ada jamaah yang jatuh sakit bahkan pingsan.
Ketika sakit, minta kesembuhan kepada Allah, baru berobat.
Makanan >>> sebelum makan, minum dulu dan makan buah terlebih dahulu.
Banyak makan buah untuk asupan serat.
Perbanyak minum air bening, terutama air zamzam. Air zamzam memang sangat luar biasa khasiatnya. Bisa memberikan energi dan bisa menjadi wasilah kesembuhan. Juga bisa mencegah dehidrasi. MaasyaaAllah tabarakallah.
3. Pikir: ilmu
Dalam beribadah, niat saja belum cukup. Harus ada ilmunya. Apalagi ibadah haji. Banyak perbedaan pendapat antara satu ulama dengan ulama yang lain. Kalau kita tidak memiliki ilmu yang cukup, nanti jadi bingung. Alhamdulillah, di KBIHU Daarutakwien, ada ustadz yang selalu membimbing dan mengarahkan sehingga bagi yang belum punya ilmu, tinggal mengikuti. InsyaaAllah shahih.
4. Lek perlu sak nyawane pisan (kalau perlu, sekalian dengan nyawanya)
Ibadah haji memang tidak selalu berakhir dengan kematian. Tetapi ada yang memang ingin meninggal di tanah suci.
Apabila jamaah haji meninggal di kota Madinah, ia akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Perhatikan hadits berikut:
لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوتَ إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا
“Tidaklah seseorang sabar terhadap kesusahannya (Madinah) kemudian dia mati, kecuali aku akan memberikan syafa’at padanya, atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat. Jika dia seorang muslim” [HR Muslim]
Sumber: https://muslim.or.id/50575-bercita-cita-meninggal-di-tanah-suci.html
Copyright © 2024 muslim.or.id
Arafah: ma'rifah: pengetahuan
>>> Masing-masing kita dituntut untuk mengenal diri kita di hadapan Allah. Oleh karena itu, di Arafah kita perbanyak istighfar, mengakui dosa-dosa, dan perbanyak doa .
Jabal Rahmah: pertemuan Nabi Adam dan Ibu Hawa.
Agar cinta bertambah, pergilah beberapa saat agar cinta itu tumbuh dan berkembang.
Orang yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya.
Di Arafah, waktunya spesial: dari Dzuhur sampai terbenamnya matahari. >>> Mustajab.
Perbanyak:
لا اله الا الله وحده لا شريك له له الملك و له الحمد و هو على كل شيء قدير
Shalat jama taqdim qashar Dzuhur dan Ashar.
Di Muzdalifah banyak istirahat.
Saat di Arafah, Rasulullah berdoa agar dosa umatnya diampuni oleh Allah, termasuk mereka yang berbuat dzalim. Doa tersebut dikabulkan saat beliau berada di Muzdalifah.
Lanjutkan doa di Muzdalifah.
Mina - muna: harapan
Digambarkan seperti rahim. Pada hari biasa terlihat sempit. Tetapi saat musim haji, jadi terlihat luas karena dapat menampung jutaan jamaah haji.
Di Mina:
- melempar jumroh (jamarat)
- pesantren kilat, kajian pukul 8 pagi
dan 8 malam
"Hati-hati di Mina, banyak setan yang menggoda. Karena dulu saat Nabi Ibrahim akan menyembelih Nabi Ismail, digoda setan di Mina."
No comments:
Post a Comment