Thursday, May 23, 2024

Haji Akbar

Bismillah



Haji Akbar (8 Juli 2022)

Alhamdulillaah, pada musim haji tahun 2022, wukufnya jatuh pada hari Jumat. Ini berarti merupakan haji akbar. Keistimewaan wukuf yang bertepatan dengan hari Jumat adalah, bahwa Allah mengampuni semua yang hadir di Arafah tanpa perantara. MaasyaaAllah. Aamiin yaa mujibassaailin 🤲🏻
Maka, beruntung sekali jamaah haji yang bisa mendapatkan wukuf akbar, yang tentunya tidak bisa terjadi setiap tahun. 



Satu lagi hikmah yang kami peroleh dari tertundanya ibadah haji kami. Seharusnya, jamaah haji tahun 2022 ini, berangkat pada tahun 2020. Qadarullah terjadi pandemi Covid-19 sehingga kami batal berangkat. 



Setelah tertunda dua tahun, ternyata kami banyak mendapatkan keuntungan dan keistimewaan. Salah satunya berkesempatan mendapatkan haji Akbar ini. Selain itu, baru mulai tahun ini, disediakan kasur dan bantal di tenda Arafah. Sebelumnya tidak pernah. Alhamdulillaah.



Bila wukufnya bukan hari Jumat, Allah akan mengampuni jamaah haji saat itu dengan perantara yaitu orang shalih yang hajinya mabrur.



Al Muqofa
Beliau adalah seorang lelaki tukang sol sepatu yang gagal pergi haji tetapi malah mendapatkan haji mabrur. Kok bisa? 


Hal itu berawal dari ketika istrinya yang sedang hamil menginginkan makanan yang dimasak oleh tetangganya karena baunya yang sedap.



Lalu Al Muqofa pun mendatangi tetangganya tersebut. Ternyata tetangganya tersebut sedang memasak bangkai keledai. Karena mereka miskin dan anaknya yatim. Mereka melakukan itu karena kelaparan.


Maka Al Muqofa pulang mengambil uang 300 riyal yang akan digunakannya untuk pergi haji dan menyerahkannya kepada tetangganya tersebut. Oleh karena itu, Al Muqofa dikaruniai Allah haji mabrur dan menyebabkan jamaah haji tahun itu diterima ibadah hajinya oleh Allah. MaasyaaAllah. 


Salah satu tujuan wukuf di  Arafah adalah untuk mengejar ampunan dan surga. Oleh karena itu, kita harus memperbanyak istighfar.



Orang yang mendapatkan surga:
1. Orang-orang yang terus-menerus secara rutin berinfak dalam keadaan lapang maupun sempit.
2. Orang yang cerdas dalam mengelola amarah/emosi. Kalau marah, itu karena Allah. Ketika marah, dia bisa menahan diri. Yang keluar dari lisannya adalah doa, bukan sumpah serapah.
3. Mudah memaafkan orang lain yang berbuat salah kepadanya.
4. Orang-orang muhsinin (suka berbuat baik).
5. Orang yang berbuat salah bersegera memohon ampun kepada Allah dan tidak mengulangi kesalahannya.


Hal itu seperti yang tercantum dalam firman Allah QS. Ali Imran ayat 133-134.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ 


"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,"
(QS. Ali 'Imran: Ayat 133)



الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَا لضَّرَّآءِ وَا لْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَا لْعَا فِيْنَ عَنِ النَّا سِ ۗ وَا للّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ 



"(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."
(QS. Ali 'Imran: Ayat 134)



No comments: